14 | Sayonara

1 2 0
                                    

Selamat membaca

~

Miki segera menutup buku yang tengah dibacanya begitu mendengar seruan dari sang ibu yang menyuruhnya untuk makan malam. “Iya! Sebentar lagi aku keluar!”

Miki segera mendorong buku tua di tangannya ke bawah ranjang miliknya. Melipat kertas yang digunakan untuk menulis hal-hal yang tengah direncanakannya. Menyimpannya ke dalam sebuah ransel yang ia letakkan di sudut kamar.

“Kita akan mengakhiri semua ini segera,” ucap Miki sambil menatap ranselnya yang sudah menggembung penuh. “Aku yakin.”

~

“Miki, kau yakin dengan semua ini?” tanya Norish pada Miki yang berjalan di hadapannya. Kini mereka berada di pinggil jalan.

Setelah beberapa hari lalu, Norish mencoba mengandalikan pikirannya agar tidak mudah diambil alih oleh ratu. Dan beberapa kali ia menerima penolakan dari ratu. Ia juga mencoba menahan agar ratu tidak berkeliaran. Kasarnya, ia mengurung ratu di dalam tubuhnya.

Setelahnya Miki mengajaknya untuk mencari keberadaan Yasmin dan mencari tahu sumber pembunuhan ini, yang menurut miki disebabkan oleh para vampire. Tentu saja Norish tidak dengan mudahnya percaya.

Bahkan beberapa hari Miki habiskan untuk meyakinkan Norish tanpa membocorkan rencananya, karena ia yakin ratu juga akan mendengarkan semua rencananya dan menggagalkan semua itu. Ia hanya akan memancing ratu, yang Miki yakini sebagai mantan vampire, agar mau pergi mencari para vampire.

Miki menghela napasnya. Ia berbalik menatap Norish yang sepertinya ketakutan, padahal di samping mereka ada jalan raya yang sangat ramai dan pemukiman penduduk. “Ya. Dan aku akan menjaga kita dari semua hal buruk yang terjadi.”

“Tapi ... kau tahu.” Norish mengambil jeda, ia menggesekkan ujung sepatunya pada trotoar. “Jika malam ‘mereka’ keluar.”

Miki merapatkan bibirnya. Ia baru ingat jika Norish bisa ‘melihat’. Dihampirinya Norish yang tengah menundukkan kepalanya. Miki memegang kedua lengan Norish dan Norish sempat menegang. “Maaf, aku melupakan hal itu. Tapi bisakah kau berteman dengan mereka?”

“Berteman?” lirih Norish. Seketika bulu kuduknya berdiri. Melihat mereka saja, ia masih ketakutan. Apalagi jika disuruh berteman.

“Kita butuh informasi. Dan kita tidak bisa bertanya kesembarang orang, karena kita tidak tahu siapa mereka.”

Norish meremas ke dua tangannya. Melawan rasa takut yang semakin membayanginya. Bahkan keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya. Selama ini, Lany lah yang sering menguatkannya dan menemaninya. Perlahan Norish menatap ke arah gedung hotel yang ditempati oleh keluarganya sementara waktu. Mungkin kini Lany tengah mencarinya, karena ia pergi tanpa sepengetahuan orang tua mereka.

Miki ikut menatap ke arah gedung hotel. Ia tahu ini cukup beresiko atau mungkin sangat beresiko. “Kau takut?”

Norish tidak menyahut, tapi matanya sudah berkaca-kaca menandakan ketakutan yang luar biasa.

Miki menarik Norish ke dalam pelukannya. “Aku juga takut, tapi semua ini akan semakin menggila jika kita tidak pergi.”

“Bagaimana kalau kita gagal?” Norish balas memeluk Miki dengan erat. Sedangkan Miki sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Norish.

Brugh....

Baik Norish maupun Miki sama-sama mengalihkan perhatian mereka pada sumber suara. Tak jauh dari hadapan mereka nampak seseorang tergeletak tak bergerak di bawah cahaya lampu jalanan. Tak banyak yang menyadarinya karena kondisi trotoar yang sepi dan jalanan yang lenggang.

Di dalam pelukan Miki, Norish bergetar ketakutan. Sedangkan Miki, ia balas memeluk erat Norish. Ia mulai berpikir cepat. Jika mereka tiba-tiba lari maka mereka akan di sangka sebagai pembunuh, tetapi jika mereka tetap di tempat maka mereka yang akan terbunuh.

~

TBC

V&C

BY LILIA631

Ps :
I'm at work!
💻👿💻😖💻😒💻😂
😭💻😂💻😖💻😱💻

DUNIA SETELAH 00.34 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang