20 | Yasmin is

1 1 0
                                    

Selamat membaca

~

Miki menatap keluar jendela. Jeruji yang terbuat dari perak tak membuatnya kesakitan. Lama ia terdiam memangu di depan jendela kecil. Memandang senja yang entah mengapa seperti meledeknya. Hingga derap langkah mengalihkan perhatiannya. Itu cukup aneh, mengingat beberapa pengawal tidak akan repot-repot mengeluarkan tenaga mereka dengan berjalan turun ke penjara bawah tanah yang letaknya terpisah dari istana.

"Miki." Miki menenali suara itu. Suara yang tidak ia dengar lagi selama tiga hari ini, atau mungkin empat hari atau sudah seminggu? Entahlah pikiran Miki ikut berantakan dengan rencana.

Ingin rasanya Miki menatap ke sumber suara dengan antusias, tapi 'mereka' pandai menipu daya dirinya. Beberapa jam yang lalu 'seseorang' datang dan mengacaukan pikirannya, atau lebih tepatnya mencoba mencari tahu apa maksudnya membawa Norish dan Ratu mereka kemari.

Sebuah tangan dingin memaksanya untuk mendongak dan menatap pada sang pemilik tangan. Untuk beberapa saat Miki terpaku pada apa yang dilihatnya.

"Who are you?" tanya Miki dengan suara serak. Nyaris seharian ini ia tidak diberi air minum.

Dia menghela napasnya pelan sebelum menurunkan tangannya yang digunakan untuk mencengkram dagu Miki agar mau menatapnya. Ia cukup kecewa bahwa Miki tidak mengenalinya.

Dia mundur beberapa langkah, tetapi tetap menjaga jarak tari logam yang berfungsi sebagai jeruji itu. Ia memandang Miki kembali. Memandang wajah pucat dengan bibir yang cukup kering.

"Aku membawakanmu air minum." Miki menatap sebuah botol yang disodorkan dia.

Walau ragu Miki tetap menerimanya. Ia sudah sangat-sangat kehausan dan segera menenggaknya habis.

"Padahal aku belum memberi tahumu apakah air itu aman atau tidak."

"Karena kau Yasmin," ujar Miki setelah menutup botol tersebut. "Dan satu-satunya vampir yang peduli padaku."

"Kau bisa merasakannya?" tanya Yasmin lirih.

Miki kembali menatap keluar jendela, menatap langit yang sudah gelap. "Itu mengapa kau tidak berada di penjara, bukan?" Yasmin tersenyum tipis.

Beberapa saat kemudian hanya diisi oleh kesunyian. Tidak ada yang mau membuka suara. Miki yang masih sibuk memandang keluar jendela dan Yasmin yang lebih memilih menatap lantai yang jauh membuat perasaannya tenang.

"Miki," panggil Yasmin pelan namun mampu membuat Miki kembali menatapnya. "Apa kau takut padaku?"

Miki tidak langsung menjawab. Ia melihat Yasmin dari atas hingga bawah, seolah tengah memastikan jawaban untuk Yasmin. Sedangkan Yasmin yang diberi tatapan memindai oleh Miki, mendadak gelisah. Ia tidak ingin-

"Tidak," jawab Miki yang mengakhiri kegelisahan Yasmin. "Sudah berapa lama kamu kembali?"

"Kemarin," jawab Yasmin. Ia melangkah pelan mendekati Miki. "Ayah mengabariku jika," Yamin menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Miki.

"Kami datang?" tebak Miki namun tak dapat respon berarti. "Norish? Atau sesuatu yang berada di dalam tubuh Norish?"

Yasmin tidak menjawab. Ia menggigit ujung bibirnya, ia ragu jika mengatak bahwa yang merasuki tubuh Norish adalah ibunya. Melihat itu, Miki yakin jika jawabannya ya.

"Apa benar jika orang tua Norish meninggal?" tanya Miki mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak tahu," lirih Yasmin.

"Kau berada di sana lebih lama dari kami." Miki menatap tajam ke arah Yasmin. "Mustahil kau tidak tahu."

"Memangnya aku apa hingga harus tahu segalanya?" Miki menutup bibirnya ia nyaris mengatakan jika ia mencurigai kaum vampir pelaku pembunuhan.

Miki memilih mengalihkan perhatiannya kembali. Menenangkan pikirannya agar tidak mudah di baca.

"Kenapa kalian datang kemari?" tanya Yasmin yang sebenarnya sudah ditanyakan berulang kali oleh beberapa 'orang' kepalanya. "Kau mencurigai kami yang membunuh mereka?" Kini giliran Yasmin yang mengintimidasi.
~

TBC

V&C

BY LILIA631

Ps : Sorry.

DUNIA SETELAH 00.34 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang