“ Eomma!! ” Axton segera menghambur memeluk Dain saat pintu pagar terbuka.
Saat itu pula sebuah senyuman terpatri di bibir Dain, ia segera menggendong bocah kecil itu dan merengkuhnya erat. Begitupun Axton yang langsung membenamkan wajahnya di bagian favoritnya, ceruk leher Dain.
“ Merindukan Eomma? ” Tanya Dain yang dibalas oleh anggukan antusias oleh sang bocah.
“ Aku juga. ” Dain tersenyum lagi lalu mengecup pipi gembil bocah berbaju biru itu.
“ Ayo, nanti Eomma tellambat. ” Ujarnya sambil bergerak-gerak minta turun dari gendongan Dain.
Setelah ia berhasil lepas dari gendongan Dain, Axton segera berlari masuk ke jok belakang. Meninggalkan Taehyung dan Dain di luar, Taehyung tersenyum sesaat sebelum matanya terfokus pada kening Dain.
“ Kau terluka? ” Taehyung mengambil jarak lebih dekat dengan Dain, berusaha melihat secara jelas plester yang menempel di kening Dain.
“ Ah, ini. ” Dain menyentuh plesternya lalu tersenyum kikuk.
“ Aku jatuh dari tangga. ” Lanjutnya sambil tersenyum.
“ Kau tetap saja ceroboh! Lain kali jalan dengan hati-hati, untung saja hanya kepalamu yang terluka, itupun jauh dari nyawa. Tapi lain kali, kalau kau jatuh dan bagian lain yang terluka, bagaimana? ” Dain terkekeh pelan, sejak kapan Ayah 1 anak ini jadi cerewet? Hanya karena luka kecil Dain? Hebat sekali!
“ Hei Tuan! Aku baik-baik saja, sikapmu itu berlebihan tau? ” Dain menekan dahi Taehyung dengan jari telunjuknya.
Taehyung menangkap jemari itu, menggenggamnya, dan perlahan membawanya untuk dikecup pelan. Sontak tubuh Dain menegang, jantungnya— ia tidak ingat ia punya riwayat sakit jantung.
“ Jangan terluka lagi. ” Katanya lembut, Dain masih termanggu, dan menelan ludahnya pelan.
“ APPA!! KENAPA CIUM TANGAN SEKALANG? KITA KAN BELUM SAMPAI! ” Suara melengking itu terdengar dari dalam mobil dan berhasil membuyarkan lamunan Dain, ia segera menarik tangannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“ Ah... Aku lupa bilang, hari ini aku tidak pergi ke Rumah Sakit. Aku harus menangani pasien kejiwaan di rumahnya. ” Kata Dain mengalihkan rasa gugupnya.
“ Tidak masalah. Aku akan mengantarmu, kemanapun kau pergi. ” Kata Taehyung penuh senyuman.
“ T.. Tapi— ”
“ Kurasa Axton juga tidak akan keberatan. ” Sahutnya yang berhasil membuat Dain patuh.
.
.
.Dain menginjakkan kakinya di teras rumah sebuah bangunan yang 3 kali lebih besar dan indah dari rumahnya. Nuansa putih dan emas nampak menghiasi setiap dinding juga perlatan lain. Dengan langkah pasti, Dain mulau menekan bel beberapa kali sampai seorang wanita dengan seragam hitam putih keluar dari sana.
“ Nyonya, ada yang bisa saya bantu? ” Tanya wanita itu sopan.
“ Bisakah aku bertemu dengan Nyonya Jeon? ” Kata Dain.
“ Ah, apa Anda dokter yang akan menangani Tuan muda? ” Dain mengangguk ragu.
“ Kalau begitu silakan masuk. Nyonya sudah berangkat ke kantor bersama Tuan besar. Anda bisa naik ke kamar Tuan muda, mari. ” Kata wanita itu mempersilakan.
Dain berjalan pelan, membuntuti pelayan itu, menyusuri lantai mengkilat itu dan belasan anak tangga sebelum mereka sampai di depan sebuah pintu bercat putih.
![](https://img.wattpad.com/cover/179963143-288-k461098.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Incubus [JJK]
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *** E-book tersedia, bisa dibeli kapan saja *** Jungkook tak pernah mengira kalau ia akan dibuang ke bumi dan terasingkan. Juga membuatnya berada dalam situasi yang membuatnya berdiri di atas 2 pilihan, antara hidup atau mati. Memi...