Dain duduk terdiam di taman Rumah Sakit, ini sudah lewat 1 minggu sejak Taehyung benar-benar menghilang dari hidupnya. Rasanya, hidupnya jadi hampa, padahal ia memiliki Jungkook yang selalu setia menemaninya. Tapi tetap saja, Jungkook tidak berhasil menggantikan posisi Taehyung.
Dain menghela nafas, tiba-tiba saja ia jadi merindukan Axton. Ia rindu saat bocah kecil itu memanggilnya ‘Ibu’. Rasanya Dain ingin memutar waktu dan mencabut semua perkataannya. Itulah, penyesalan selalu datang di belakang.
Dain menghela nafas pelan, ia bosan, ia merindukan Axton dan— Ayahnya.
“ Melamunkanku ya? ” Dain berjingkit kaget sebelum menengok ke belakang.
Menampilkan pria berbalut jas kerja dan senyuman lebarnya. Senyuman Dain terpatri saat melihat kekasihnya duduk di sampingnya, setidaknya Jungkook bisa mengisi kekosongan itu. Tanpa aba-aba, Jungkook segera menggenggam satu tangan Dain, membawanya untuk masuk ke dalam saku mantel tebalnya. Dain melongo, ia menatap sang kekasih dari samping.
“ Apa? Aku kedinginan. ” Kata Jungkook tanpa menatap wanitanya. Dain tersenyum sesaat lalu menjatuhkan kepalanya pada bahu Jungkook, ia memejamkan matanya, menikmati setiap belaian lembut semilir angin yang menerpanya.
“ Apa yang sedang kau cemaskan? ” Kata Jungkook memecah keheningan.
“ Tidak ada. ” Jawab Dain tanpa membuka mata.
“ Bohong, kau sedang memikirkan temanmu itu kan? ” Dain membuka matanya pelan, ia tau maksud Jungkook.
“ Dia sudah punya istri. Sudah, jangan bahas dia, aku mau tidur. ” Dain menggerakkan kepalanya pelan, mencari posisi senyaman mungkin sebelum matanya kembali terpejam.
“ Dan kau adalah istrinya, Dain. ” Batin Jungkook yang menatap puncak kepala Dain dengan sendu.
“ Ah, aku lupa bilang. Malam ini, pukul 6 petang, aku akan menjemputmu. ” Jungkook ingat pada tujuannya kemari.
“ Kemana? ” Dain mendongak, menjadikan bahu Jungkook sebagai tumpuan dagunya.
“ Eomma mengundangmu untuk makan malam bersama dengan teman kantornya. ” Kata Jungkook.
“ APA?! K... Kau sudah bilang tentang hubungan kita?! ” Dain melotot sambil menegakkan tubuhnya.
“ Kau ini kenapa? Aku belum bilang, mungkin saja Eomma hanya ingim memperkenalkan calon menantunya pada koleganya. Lagipula, kenapa kau memintaku merahasiakan hubungan kita? ” Jungkook menatap Dain serius kali ini.
“ Aku hanya.... Aku belum siap saja, kita baru bertemu dan akrab beberapa minggu, aku takut Ibumu berpikir kalau aku hanya mengejar harta kalian. ” Kata Dain sambil menunduk dan memainkan jarinya pertanda gugup.
Mendengar jawaban itu, Jungkook tersenyum manis lalu menarik Dain ke dalam pelukannya. Ia senang bisa melihat bahkan memeluk Dain yang dulu, sama sekali tidak melihat cintanya. Tapi sekarang, ia akan segera menjadikan Dain, sebagai miliknya. Seutuhnya. Bagaimanapun caranya.
.
.
.Dain tengah mematut dirinya di depan cermin besar yang terletak di kamarnya, berkali-kali is mencoba mengecek penampilannya. Dress merah maroon selutut dengan bagian pundak terbuka serta riasan natural dan heels hitam menjadi pilihannya malam ini. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai, menambah kesan elegan dan sexy.
“ Bagaimana? Apa aku cantik? ” Wanita 27 tahun itu bermonolog sambil mencoba melihat lekuk tubuhnya. Jujur, ia gugup sekali.
“ Ck! Apa yang terjadi dengan jantungku? Akhir-akhir ini aku jadi sering merasa berdebar. Apa aku punya riwayat sakit jantung? ” Kata Dain sambil memegangi dadanya sambil menatap cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incubus [JJK]
Fiksi Penggemar[SUDAH DIBUKUKAN] *** E-book tersedia, bisa dibeli kapan saja *** Jungkook tak pernah mengira kalau ia akan dibuang ke bumi dan terasingkan. Juga membuatnya berada dalam situasi yang membuatnya berdiri di atas 2 pilihan, antara hidup atau mati. Memi...