"Mimpi adalah harapan,
mewujudkannya adalah semangat, resikonya adalah pengingat. Ya seberapapun kerasnya hidup percayalah Allah ada disetiap langkah. Taatlah"***
Apa yang terjadi selanjutnya dalam hidup adalah rahasia. Seperti halnya nyawa yang ada dalam tubuh manusia, tak ada yang tahu kapan diambilnya.
Setiap waktu yang berlalu, suara yang berseru, hati yang mengadu, takdir yang kadang sendu. Ribuan kalimat penghantar keterpurukan pun seakan tak mau mngalah mengambil peran, menjerat angan, memudarkan asa.
Seakan bungkam dengan kenyataan, aku melangkah tanpa memperdulikan apapun. Hatiku bahkan telah banyak menerima perih. Tapi tak apa, nyatanya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Perencana.
Cinta,cita,asa dan harapan semua ada pada porsinya.
Langkah yang diambil selalui disertai dengan resiko, ketika yakin pasti akan bisa melaluinya.
Aku memberanikan untuk meneruskan pendidikanku meski berat, karena aku harus berjuang untuk membiayainya sendiri. Tapi aku bersyukur, ada sosok seorang ibu yang tak pernah lelah memberiku semangat dan membangun kembali harapan yang pernah sirnah.
Namun, akupun tak menghilngkan peran ayah, nyatanya berkat beliau juga aku tumbuh menjadi sosok yang kuat.
Setahun berjalan dengan cepat, aku berkuliah disuatu Universitas Swasta di kota bandung. Aku tak mengambil beasiswaku karena aku ingin tetap bekerja.
Percayalah bekerja dan berkuliah itu membutuhkan tenaga dan pikiran yang lebih, akupun pernah berfikir untuk berhenti. Namun, prinsipku masih tetap sama. Aku tidak akan berhenti selagi aku mampu dan takdir belum menghendakinya.
Disini sekarang aku berada, ya tempat kerja yang sama Dream Digital. Masih dengan orang - orang yang sama, ah tidak. Kak septi sekarang tak lagi di Dream digital dia pindah tempat tinggal bersama keluarganya ke luar kota, ya termasuk tama juga.
Sekelebat ingatanku kembali berputar, setelah memberi buku lewat kak indra tak ada lagi kabar darinya.
Waktu itu, tepatnya satu tahun lalu..
Flashback on
Waktu istirahat"Ran, kamu disuruh kak septi ke ruangannya!" Ujar kak indra yang menghampiriku di meja admin.
" Ha? Aku? Ngapain kak?" Kata ku bingung
" Ya, gak tau juga sih, mungkin ada hal penting yang mau disampaikan. Kan kak septi jg mau pindah ran"
" Pindah? Pindah kemana? Lho, kok aku gak tau sih?"
" Ish~ udah ah ran, nanti lagi ceritanaya. Buru sana! soalnya tadi kak septi kayak buru-buru gt!"
" Oh, yaudah deh kak. Aku keruangannya dulu."
Dengan penuh tanda tanya, akupun bergegas menuju rungan kak septi.
Tak perlu waktu lama setelah sampai ku ketuk pintu ruangannya, terdengar suara yang menyuruhku masuk.
" Kakak, manggil aku?"
" Iya ran, silahkan duduk" jawab kak septi
Sedikit terkejut, ada satu kardus yang cukup besar diatas meja. Ku lihat ada berkas- berkas dan photo yang pernah dipajang dimejanya kini berada didalam kardus.
"Apa benar kata kak indra, tapi kenapa? Kok tiba-tiba" gumamku
"Ran,rania!" Suara kak septi mengintrupsi
"Eh, iya kak." Jawabku gelagapan
" Kamu ngelamun?" tanyanya
" A..a..aku, enggak kok kak, oia kardus ini.." Tanyaku penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Choice (TAMAT)
SpiritualBismillah... Melangkah... Kau tahu? Remaja ini sangatlah indah. Bahkan mungkin bisa terjerumus oleh pergaulan yang salah. Peradaban yang kini lumrah dengan nafsu dan amarah, membuat gundah dan resah. Bisakah menjadi remaja istiqomah yang selalu taat...