1978
Ah, tidakkah kau bertanya
pada bunyi dan hantu-hantu?
biru, pilu, biru yang menyengat
itulah warna dinding kamarku.Di ranjang lapuk ku bertapa,
orang buta pucat melukisi hari-harinya,
tak ada yang diperbuat, kosong bahasanya.Biru, biru
disitulah singgasanaku,
menunggu hadiah dari bunyi dan hantu,
berlayar pada sepi
diatas awan kepalaku.Tidakkah kau berangan-angan
pada bunyi dan hantu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-Sajak Hari Esok : Berlin dan Lainnya
PoetryLagu-lagu yang ditulis dalam bentuk puisi. Saya menerjemahkan lirik lagu ini ke dalam bahasa Indonesia (dan ada yang benar-benar berbahasa Indonesia). Berkisah tentang nostalgia dan kenangan hidup penulis di Berlin, New York, Bali dan lainnya. Penu...