Namaku David

32 1 0
                                    

1980

Jikalau kubangun esok,
pagi pun tengik bau abu,
burung biru mengering terpejam
dan pria itu, darahnya sungai tuak
sembari pistol di tangan kirinya.

Ialah bintang jatuh, dihempas
waktu berputar bak lalat,
tulang-tulangnya dilanda kemarau.

Hidungnya berpuing-puing kaca
dan rambut jerami sutera
dan tubuh bangkai bermandikan susu.
Ah, pijar apinya telah menguras!

Ia hirup itu abu dan bubuk mesiu
guna menembak luka dan hantu-hantu,
guna menembak radang di lubuk
yang terkikis angin masa lalu.

Ialah ranting kerontang diperkosa
puluhan tahun dan ratusan musim
bermadat musik dan kata-kata.

Sajak-Sajak Hari Esok : Berlin dan LainnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang