2015 (Lirik terakhir yang ditulis sebelum ia meninggal dunia pada Januari 2016)
Tengoklah ke langit, aku bersemayam.
Aku penuh luka tak tampak,
aku penuh drama tak tereka.
Tuhan, kini semuanya mengenalku!Tengoklah sini, aku dilahap mara,
tapi aku punya semuanya.
Kepalaku berputar bagai angin ribut,
mabuk hingga ke ujung langit.Telepon genggamku jatuh ke lantai,
tidaklah itu bagai diriku?Ketika 'ku tiba di New York,
diriku hidup bagai raja.
Lalu kuhabiskan seluruh hartaku
demi menantikan bokongmu.Beginilah, atau tidak saja,
kau tahu aku akan merdeka
bagaikan burung biru itu.
Tidakkah ia diriku?
oh, akulah manusia merdeka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-Sajak Hari Esok : Berlin dan Lainnya
PoetryLagu-lagu yang ditulis dalam bentuk puisi. Saya menerjemahkan lirik lagu ini ke dalam bahasa Indonesia (dan ada yang benar-benar berbahasa Indonesia). Berkisah tentang nostalgia dan kenangan hidup penulis di Berlin, New York, Bali dan lainnya. Penu...