10. Melamar

894 28 3
                                    

"Yaa tidak apa2 asal anak saya bahagia" ucap ibuku. Hahhhh

"Tapi dia masih sekolah, takutnya ini malah mengganggu sekolahnya" lanjut bapak ku

"Saya juga sebagai guru, saya bisa setiap hari mengajari dia. Saya berjanji akan membahagiakan dia. Ini bukan karna gosip2 yang tersebar, saya ingin menikahi anak bapak memang benar2 dari hati saya" njirrr ngomongnya kek di drakor2 gini.. haduh kak Army sudah keracunan drakor.

"Jadi, dia itu ingin sekali menjadi dokter, katanya kalau impiannya gk kesampaian, setidaknya dia menikah dengan dokter. Kata Bilqis begitu"

"Masa depan gk ada yg tau bu, dan belum pasti. Kalau saya kan sudah pasti. Dan saya bisa membuatnya menjadi dokter" jelas kak Army, haduh.. percaya diri banget. Sampai2 aku menepuk jidatku

"..." kedua org tuaku masih terdiam.. aku tak dapat melihat wajah mereka di celah pintu ini. Capek juga aku ingintip kek gini terus, pengen kaluar tp malu.

"Bilqis pernah bilang, dia takut menikah cepat. Dia takut nanti impian, cita citanya terhambat.. apa lagi kebebasannya. Karna dia sangat suka bersenang senang" jelas ibuku

"Saya tidak akan mengekangnya, saya akan memberinya kebebasan tapi juga ada batasnya. Karna saya janji akan membuatnya bahagia." Jelas kak Army dengan percaya diri

Hening kembali, aku capek menunggu suara mereka, aku ikut tegang dan mulai keringat dingin. Tiba2 aku mendengar suara ayahku.

"Apa keluarga mu sudah tahu hal ini? Apa mereka merestui mu?"

"Ibu saya sudah pernah bertemu dengan Bilqis, dan alhamdulillah beliau menyukai Bilqis dan menyuruh kami untuk menikah, saat itu saya menjelaskan bahwa Bilqis hanyalah murid saya. Ayah saya juga sudah menyetujuinya tadi malam. Dan mohon maaf, percakapan kita dari awal hingga saat ini didengarkan oleh ibu saya, sejak tadi saya telfonan" seraya menunjukkan hpnya ke pada kedua orang tuaku

"Saya merestuinya. Silahkan atur jadwal pertemuan keluarga dan tanggal pernikahannya. Saya harap pesta pernikahannya diluar Kalimantan. Dan keputusan terakhir ada pada Bilqis." jelas bapakku.

Hah?? Di restui?? Astaga jantung ku berdetak lebih cepat. Entah kenapa aku senang sekali, bahkan aku loncat2.

"Bilqis, kamu sudah bangun?" Seru ibu dari luar? Astaga??? Apa loncatanku terdengar?

Aku langsung kembali ke kasur dan menutupi diriku dengan selimut. Tiba-tiba pintu terbuka, aku langsung pura-pura tidur.

"Sudah bangun yaa.. hey.. bangun.. udah jam segini kok masih tidur, cwe apaan?"

"Hhmm.." balas ku malas

"Hey? Di lihatin calon suami mu tuh!" Anjerr ngomong apa sih buuu?
"Yaudah saya mau ke dapur dulu.." ucap ibuku

"Aku mau kepasar dulu yaa dek" pamit bapak ku.

*brak

Heh.. pintu tertutup, lalu aku berbalik melihat ke arah pintu. ASTAGA!! kak Army berdiri di balik pintu dan menatapku. Dia seperti menahan tawa. Aku langsung kembali berbalik menghadap tebok memungguinya.

"Kalau nanti udah nikah.. trus kalakuan mu ky gitu.. sudah habis kamu.."

"Habis apa?"

"Habis.. habis ku en- gk pp"

"Idih.. dasar mesum" sahutku

Ia duduk di kasurku. Karena malu aku bangun dan mengikat rambut ikal ku yg berantakan.

"Ayo kita pergi ke mall, kita pesan cicin"

"Hah cincin?"

"Gk usa pura-pura gak tau.. kamu sudah dengar semuanya kan?"

Terpaksa Menikah Dengan GurukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang