Awal Mula

1.6K 86 2
                                    

★★★★ : Untuk mengganti Scene, tempat, dan waktu.

☆☆☆☆ : Untuk Flashback.

♠♠♠♠♠♠

Seorang wanita berpakaian biru oranye, berjalan ditengah keramaian sebuah desa.

Pemandangan yang selalu ia lihat setiap harinya. Semua orang menunduk, menandakan hormat mereka pada wanita itu.

Kerendahan hatinya, membuat siapapun begitu menyukainya. Ia akan selalu datang, memberikan kemampuan yang ia miliki, untuk kesejahteraan rakyat.

"Selamat pagi Tuan Yan, apa sakit Anda sudah lebih baik?" tanyanya lembut.

"Ya. Semua ini berkat Anda, Nona.."

"Aku hanya membantu semampuku. Sekarang kita mulai pengobatan berikutnya.."

Banyak diantara mereka, hingga membuat patung menyerupai wanita itu sebagai simbol kehormatan.

Walaupun begitu, banyak pula dari mereka yang iri akan kemampuannya. Pasalnya, wanita itu sulit dikalahkan. Bahkan hidupnya, hampir menginjak 1218 tahun.

Namun, wajah serta tubuhnya masih terlihat seperti gadis belia. Sukar untuk diterima, ia seorang wanita yang begitu tua.

Tak terlepas dari itu, ia selalu hidup berkelana. Ia menghampiri setiap klan besar, maupun klan kecil.

Bahkan sebelum adanya Kultivator seperti saat ini, ialah wanita yang membasmi para iblis serta roh yang menganggu dan membunuh manusia.

Itulah mengapa, ia dijuluki Annchi Bao-yu*.

*[Annchi : Bidadari Cantik. Bao-yu : Permata yang berharga].

Hal itu tak membuatnya sombong atau merasa tinggi. Ia justru semakin senang, karena orang-orang begitu menyukainya.

"Nona.. Apa suatu hari nanti, aku bisa jadi seperti dirimu?" tanya seorang gadis kecil.

"Tentu. Kau hanya perlu belajar, dan percaya pada dirimu. Jangan lupa untuk tetap sehat" ujarnya seraya membelai rambut gadis itu.

"Baik! Aku akan makan dengan baik, agar bisa tumbuh dewasa!"

"Anak pintar.."

Dari seluruh klan yang ada, tersisa sebuah klan yang selalu ia kunjungi terakhir. Mengapa? Karena ia mungkin saja, akan lebih lama berada disana.

Aliran air yang begitu lembut, dihiasi teratai disetiap sisi. Menambah suasana yang begitu indah dan tenang.

Dengan sebuah perahu, ia menyeberangi lautan. Mulai terdengar suara para murid, melakukan pelatihan mereka.

Begitu juga seseorang yang meneriaki namanya dari kejauhan, sambil melambaikan tangannya.

Begitu kapal berlabuh, pria itu mengulurkan tangannya untuk membantunya turun dari kapal.

"Akhirnya kau datang, Suyin" ucap pria itu.

"Tentu aku akan datang, Wei Ying. Senang bisa melihatmu juga, Jiang Cheng." sapa Suyin pada pria berbaju ungu yang tengah bertolak pinggang disebelahnya.

"Kau terlambat"

"Terlambat? Benarkah? Aku yakin kau merindukanku" ledeknya menekan pipi orang itu.

"Yang benar saja" jawab Jiang Cheng menyingkirkan tangan Suyin, lalu tersenyum.

"Nyonya Yu, Paman dan Shijie sudah menunggumu." jelas Wei Wuxian.

"Benarkah? Hm.. Apa aku seterlambat itu.."

Descendant of Yiling PatriarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang