Kebencian

420 44 2
                                    

Seperti yang Jiang Cheng katakan, Suyin dan juga Wei Jiao pergi dan tinggal di Lotus Pier bersamanya dan seorang keponakan.

"Kau tidak mengatakannya?" tanya Jiang Cheng, saat mereka masih dalam perjalanan menuju Lotus Pier.

"Aku tidak bisa mengatakan hal itu padanya."

"Termasuk apa yang Wei Wuxian lakukan dimasa lalu?"

Suyin menutup kedua matanya sejenak, mengingat berapa banyak orang yang kehilangan nyawanya. Termasuk kematian orang yang sangat ia cintai itu.

"Aku tidak bisa. Kumohon Jiang Cheng, jangan biarkan siapapun mengingatkan atau bahkan memberitahukan hal ini padanya.."

Pria itu hanya diam, dan melihat kearah jalannya kapal. Dimana Lotus Pier mulai terlihat.

"Ibu.. Apa kita sudah sampai?" tanya Wei Jiao yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Sebentar lagi kita sampai."

Setelah beberapa menit, mereka pun sampai di Lotus Pier. Tepat didepan pintu masuk, seorang anak remaja menyambut mereka.

"Selamat kembali, Paman" ujarnya sambil memberi hormat.

"Mereka akan tinggal bersama kita mulai sekarang."

"Selamat datang."

"Jin Ling?"

Suyin berjalan mendekati Jin Ling dan melihatnya lebih dekat.

"Benar.. Ini Jin Ling. Kau sudah dewasa.."

"Kau siapa?"

"Jin Ling, tunjukkan rasa hormatmu." ucap Jiang Cheng.

"Tak apa. Lagipula aku senang bisa melihatnya tumbuh dewasa dan sehat.." wanita itu bahkan menarik kedua pipi Jin Ling.

"S-Sakit.." rintihnya.

"Kau tampan.. Sama seperti--"

Ia tak bisa mengatakan hal itu. Sesaat lidahnya kelu, dan hanya terdiam.

"Baguslah kau sudah tumbuh kuat."

Suyin pun menarik diri, dan memperkenalkan putranya.

"Aku Suyin. Ini putraku.."

"Wei Jiao, senang bertemu denganmu."

"Jin Ling."

Pada awalnya Jin Ling tak mengingat atau menyadarinya. Namun, saat mereka sudah masuk kedalam. Ia mulai menyadari sesuatu.

"Wei Jiao.. Wei???"

Nama Wei Wuxian mulai mengisi kepalanya. Ia pun segera mencari Jiang Cheng untuk menanyakan kebenaran itu.

"Paman, apa Wei Jiao adalah.."

"Benar. Dia adalah putra Wei Wuxian."

"Tidak mungkin. Dia ada disini rupanya.." Jin Ling menggenggam erat pedangnya.

Kebenciannya memuncak. Ia sangat membenci Wei Wuxian dan juga Wen Ning. Kini ia telah bertemu anak, dari orang yang ia benci.

"Hentikan. Dia bukan lawanmu."

"Tapi paman.."

"Apa yang sudah terjadi di masa lalu, tak ada hubungannya dengam Wei Jiao. Ia tak tahu apapun tentang kejadian itu. Jadi aku ingin kau tidak mengatakan apapun tentang itu."

"Tapi.. Aku.."

Jiang Cheng menatap tajam keponakannya itu. Jin Ling tak bisa mengatakan apapun lagi. Ia hanya bisa terdiam.

Descendant of Yiling PatriarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang