Bertemu

530 53 2
                                    

"Aku pulang, bu.."

"Akhirnya kau kembali, A-Jiao..." sambut sang ibu, berjalan menghampiri putra satu satunya itu.

"Lihat! Aku bawa beberapa berry untukmu"

Tak

Tanpa berlama lama lagi, ia menyentil dahi Wei Jiao.

"Akh.. Apa yang ibu lakukan?" keluhnya kesakitan.

"Apa yang kulakukan? Seharusnya aku yang bertanya itu padamu. Apa yang kau lakukan selarut ini? Haa.. Kau ini, sudah ibu katakan untuk tidak keluar gua, bukan?" kesalnya seraya mengambil berry tersebut.

"Aku hanya mengambil berry untukmu, bu. Dan berlatih sebentar diluar."

Sang ibu, Suyin. Tersenyum lalu memeluk putra kesayangannya.

"Kau tahu.. Aku tak ingin kehilanganmu, sama seperti aku kehilangan ayahmu. Itu kenapa aku melarangmu untuk pergi keluar tanpa sepengetahuanku.."

Wei Jiao membalas pelukkan ibunya. Lalu membisikkan maaf.

"Maafkan aku. Aku tak akan mengulanginya lagi."

"Tak masalah. Kau sudah kembali sekarang. Jadi.. Ini masih terlalu malam, sebaiknya kau tidur. Banyak hal yang akan ibu ajarkan besok." Suyin mendorong Wei Jiao, ke tempat tidurnya.

Tempat tidur yang hanya dibuat dari batu besar yang dilapisi bulu domba.

"Selamat tidur, A-Jiao.."

"Ibu.." panggilnya.

"Hm?"

"Kau menyebut ayah barusan, aku masih penasaran.. Seperti apa ia?"

Suyin sedikit terkejut, mendengar pertanyaan putranya tentang sang ayah, Wei Wuxian.

Karena sebelum ia lahir, bahkan Wei Wuxian sudah tiada. Suyin baru mengetahui kehamilannya, 2 bulan setelah kematian Wuxian.

Pada akhirnya, ia merahasiakan hal tersebut. Dan memilih untuk menyembunyikan dirinya, serta anaknya disebuah gua.

Ia membesarkan putranya sendirian. Dan berharap suatu hari nanti, Wei Jiao dapat bertemu sang ayah. Walau hal tersebut.. Terdengar mustahil.

Selama 15 tahun, Suyin tidak pergi kemanapun selain menjaga anaknya. Dengan perlahan ia duduk, disisi tempat tidur Jiao. Dan mulai membelai rambutnya.

"Putraku, A-Jiao. Dengarkan ibu.. Ayahmu adalah pria yang hebat, dan juga pemberani. Sama seperti dirimu. Jika kau ingin tahu seperti apa ayahmu, lihatlah dalam dirimu sendiri. Kau akan menemukannya."

"Benarkah? Ayah sepertiku?"

"Ya. Dia terkadang keras kepala, usil dan tidak mengikuti aturan yang ada. Kau tahu? Melanggar aturan."

"Ayah melakukan itu?"

"Ya. Seperti itulah. Tapi dia tetap kultivator yang hebat."

"Aku ingin bertemu dengan ayah.." gumamnya.

Suyin tahu, Wei Jiao ingin sesekali mengetahui seperti apa ayahnya secara nyata. Tidak hanya cerita ataupun lukisan.

Namun, sama hal dengan dirinya. Ia juga ingin dapat bertemu Wei Wuxian yang telah lama mati.

Ia tak bisa menunjukkan wajah sedih didepan putranya tersebut. Jadi yang bisa dilakukannya sekarang, tetap tersenyum dan menghibur pria itu.

"Malam masih begitu panjang. Sudah saatnya kau tidur. Ya, kita sambung ceritanya lain kali"

Wei Jiao berbaring diatas tempat tidur, dan memakai selimutnya.

"Selamat malam, Bu.."

"Selamat malam, A-Jiao.."

Descendant of Yiling PatriarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang