"Putri, bangun. Niat sekolah gak? Katanya semangat masuk Sekolah Baru, semangat masuk SMA, semangat ketemu abang tercinta. Bangun mandi, udah telat tuh" Mamah membangunkanku tak henti-henti. Mamah menggelengkan kepala melihatku menarik selimut untuk menutupi seluruh badanku agar tidak terlihat oleh mamah.
"Aduh mah, 5 menit lagi dong. Masih ngantuk nih" Mohonku pada mamah. "Aaaaaaaaaa!! Aduh. ihhhh mamah" aku teriak karena mamah tarik kaki ku sampai aku terjatuh dari tempat tidur sampai terbanting ke lantai.
"Siapa suruh molor terus, cepat masuk ke kamar mandi. Mamah mau nyiapin sarapan dulu." Ucapnya kemudian mamah menghilang dari kamarku.
Dengan malas aku beranjak dan masuk ke kamar mandi. Sebelum masuk ke kamar mandi, mataku tertuju ke Jam dinding. Aku terbelalak melihat jam yang sudah menunjukkan waktu pukul 06.45 WIB dengan secepat kilat aku mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke sekolah.
"Maa, hayuk berangkat" ajakku pada mamah. "Ayo,naik. Cepetan udah telatloh. Nanti kamu di hukum. Hari pertama sekolah kok dihukum malu dong nanti dilihat sama babang wanda" goda mamah yang membuat pipi ku memerah seketika.
"Ihh mamahh, udah deh.. jangan sebut nama bang wanda terus. Nanti dia tersentak loh ma" dengan muka memerahku kemudian aku naik kebelakang mamah. Pagi ini aku diantar mamah menggunakan motor matic putih mamah.
Sampailah kedepan sekolah SMA Teladan, degup jantungku semakin mengencang. Wajahku yang putih pucat yang menutupi ku bahwa aku sudah gugup tak taruan.
"Mah, kakak sekolah dulu ya. Assalamu'alaikum" pamitku sambil ku cium tangan mamah.
"Wa'alaikumussalam, yang bagus ya disekolah. Nanti pulang telpon mamah, biar mamah jemput" ucap mamah kemudian meninggalkan sekolah dan meninggalkanku."Putri? Sekolah Disini juga?" Ucap dari seorang cowok putih yang tak asing bagiku. "Fadlan? Eh iya. Kamu disini juga?" Tanyaku heran. "Iya, bareng yuk" kami pun berjalan seiringan.
Fadlan adalah sahabatku sewaktu Taman kanak-kanak. Dia ramah, putih, bahkan putihku kalah dengannya. Dia orangnya periang diluar. Mungkin hanya akulah yang tau seberapa rapuhnya diri seorang fadlan.
Kamipun langsung menuju ke papan pengumuman sekolah untuk melihat kelas yang akan kami tempati nantinya. Aku melihat namaku yang berada di nomor urut 7 dan berada di kelas X.1 . Kami belum pembagian jurusan. Katanyasih testing dulu untuk pembagiannya. Semoga saja aku masuk IPS karena aku sangat suka pelajaran Sosial dan aku penasaran mengenai Sejarah yang pernah tercatat di dunia ini.
Kringggg
Aku masuk kekelas dan menemui seorang perempuan dan kebetulan dia sendiri. "Hey, namaku Putri. Nama kamu siapa?" Tanyaku kepada seorang perempuan berkulit hitam manis
"Eh, hay putri. Kenalin nama aku wanda" jawabnya. Namanya wanda, sontak aku kaget dan terdiam sejenak. Mengapa nama perempuan ini sama dengan nama pacarku sekarang?
Ya, wanda yang disebutkan mamah tadi pagi adalah pacarku. Kami sudah kurang lebih 4 bulan berpacaran, sekarang wanda kelas XI-Pemasaran. Walaupun dia SMK tetapi kami tetap satu atap. Sekolah ku adalah sekolah Yayasan. Ada tingkat SMP,SMA dan SMK. kebayang dong ramainya sekolah ini.
Kemudian masuk guru yang tak kukenali, lau kami duduk di bangku urutan ke dua.
"Pagi anak-anak" sapa guru lelaki itu pada kami. "Pagi juga pak" jawab serentak siswa/i yang berada dalam kelas.
"Sebelum nya, bapak akan perkenalan diri bapak terlebih dahulu. Nama bapak Erlyn sihaloho. Panggilan bapak disekolah bisa Pak ESH, pak loho, pak sihaloho. Karena cuma bapak guru di teladan ini yang ber marga sihaloho" singkatnya memperkenalkan dirinya pada kami. "Ada yang mau ditanya?" Tanyanya pada kami. Kemudian keheninganlah yang terjadi. Krikk krikk .
Maklum saja, ini adalah hari pertama. Semua masih menjaga image nya masing masing termasuk diriku. Dan juga masih malu untuk mengeluarkan suara emas yang ada.
"Kok diam? Krik krik ya kelas ini. Apa gak ada orang?" Tanya pak loho. Kemudian ada sekumpulan cowok menjawab "hilang semua pak" mendengar jawaban dari kumpulan cowok itu, terdengarlah suara ketawa kecil yang berasal dari siswa/i lain kecuali aku.
Mataku fokus ke arah salah satu cowok dari kumpulan itu. Senyumnya manis. Dia mempunyai 2 lesung pipi sama sepertiku. "Astaghfirullah.. putri ingat wanda" ucapku dalam hati.
"Sudah sudah. Sekarang kita perkenalan satu satu ya. Belum pada kenal kan? Oke kita mulai dari ujung ya" perintahnya sambil menunjuk kearah salah satu yang di sudut sebelah kanannya.
"Perkenalkan nama saya liza..."
"Perkenalkan nama saya dessy..."
"Perkenalkan nama saya Melisa..."
.
.
.
"Ehm.. perkenalkan nama sayaa .. Putri Anjelina"
.
.Selesai sudah perkenalan untuk hari ini. Capek juga ternyata hanya diam dan mendengarkan.
Kringggkringg
"Alhamdulillah.. selesai juga" ucapku sambil menghela nafas.Putri
Jemput mah, udah selesainih..
Mamah
Iyaa, mamah berangkat. Tunggu didepan gerbang yaa.Putri
Okee siapp bosss!!Lalu aku menuju ke arah gerbang dan menunggu mamah menjemputku.
"Woi? dijemput siapa?" Tanya nya padaku. Senyumku mengembang lebar karena yang menyapa adalah wanda, kekasihku. "Dijemput mamah dong, eh itu mamah. Putri luan yaa bg" senyumku tak henti hentinya. "Iya, hatihati ya." Ucapnya.
Kemudian aku meninggalkan nya . Doaku hari ini, semoga hari esok lebih menyenangkan.Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Dafa
Non-FictionBerubahnya kehidupan seorang Putri Anjelina karena sebuah titik (.) Bertemu dengan Dafa Al-Karim si Kulkas Berjalan . " Kenyataannya, bahwa kamulah yang mengajarkanku tentang arti sebuah kepercayaan didalam suatu hubungan tanpa status dan pentingnya...