"Mengapa aku selalu merasakan kecewa ketika aku telah mempercayai seseorang?"
-Dpa-Pokkkk!!!
"Aduh! Apaaansih sar? Kaget tau. Duh kan merah nihh yang kau pukul" aku meringis kesakitan karena dia tiba tiba menampar pipi kiriku."Siapa suruh bengong terus. Mikirin apasih? Kok dari tadi pagi lesu aja. Kalo ada masalah cerita dong" tuntut sari padaku. "Iya nih, biasanya kau cerita sama kami put. Ini kok diam aja. Kenapanya?" Terdengar suara dari belakangku yaitu dalis.
"Eh E-ng-gak kok" aku gugup, aku bingung mulai dari mana. Tiba-tiba dari belakangku ada tangan yang menarik pipiku yang memerah tadi "Aaaaaduhhh ayukkkk!! Sakit tauuuu. Iyaiyadeh aku cerita" kemudian aku menceritakan semua kejadian yang aku alami selama ini.
"Nah jadi gitu, selepas ini aku gak mau serius lagi pacaran. Huhh masa iya cuma aku yang merasakan sakit" jelasku pada mereka. Mereka terheran dan bertanya-tanya. Apakah ini putri yang sebenarnya apa tidak. Mungkin waktulah yang bisa menjawabnya.
• • •
Waktu sudah menjukkan pukul 17.00 WIB dan aku masih berada dirumah sahabat SMP ku yang bernama Dwi Anjelina. Ya, nama kami hampir serupa. Tujuanku kerumahnya untuk menceritakan isi hatiku padanya.
"Eh dwi, liat nih. Si hamdan yang ku anggap adikku kemarin itu pernah nembak aku sampai tiga kali. Nah sekarang dia nembak lagi. Jadi gimana dong?" Ku tunjukkan handphone ku padanya untuk menunjukkan chat dari pada hamdani.
Hamdan itu udah ku anggap seperti adikku sendiri. Tapi dia selalu mendambakan sama yang namanya cinta. Hedeuhh dasar bucin.
"Ya itu terserah putri aja. Itukan hak kamu." Dwi tak tau apalagi yang mau dijadikan saran yang baik untukku. Karena dia takut kalau putri merasakan sakit untuk kesekian kalinya.
"Aku kmaren sempat terucap sesuatu. Semacam janji. Kalo aku gak serius pacaran lagi. Udadeh terima aja. Lumayan , siapa tau aku bisa moveon dari dia itu." Dengan semangat tanganku mengetik iya dan menerima cinta dari hamdan.
Lucu ya nama nya juga bucin, dia nembak lewat via chat. Hamdan itu masih kelas 9 SMP, dan kebetulan sekolahnya di SMP Teladan.
"Udah sore nih, aku pulang yaaa. Besok kalau ada waktu aku mampir lagi deh kesini" sambil kucubitt pipi bakpao dwi. Aku selalu begini kalau ketemu dia. "Yaudah hati-hati dijalan. Titip salam yaa sama Bu sri dirumah hehe" ucapnya kepadaku.
5 menit aku sampai kerumahku. aku bersih bersih rumah dan setelah itu aku membersihkan badan dan bersiap-siap untuk sholat maghrib.
"Put, selesai ujian kita ke bahjambi ya? Kerumah kak salsa. Katanya dia mau pindah sekolah ke Siantar" Ucap mamah yang lagi bersolek didepan kaca.
"Kak salsa mau pindah kesini mah? Yashh! Berarti aku ada kawan dong disni. Nanti kak salsa tinggal dirumah nenek atau dirumah kita?" Wajahku berseri-seri mendengar sepupuku akan pindah ke siantar dan aku tidak sendiri lagi dirumah pasti ada teman main atau bercerita.
"Kita liat aja nanti, mungkin tinggal dirumah nenek. Sekalian jaga nenek, kan nenek lagi sakit" perubahan raut wajah mamah 30° . Aku tau, mamah pasti sedih mengingat nenek yang sakit dan tidak bisa berjalan tanpa alat bantuan.
• • •
Hari libur semester pun telah tiba, hari ini kami sekeluarga berkunjung kerumah kak salsa. Disana ada acara arisan keluarga yang pastinya keluarga besar akan kumpul disana. Wah senangnyaa!
"Assalamu'alaikum heyyo whatsapp gaes" ucapku sambil lompat lompat kegirangan melihat para sepupuku kumpul semua. "Wa'alaikumussalam , eh putri. Wah bakal ribut nih rumah" ucap dari salah satu sepupuku.
Didalam keluarga akulah yang berbeda sendiri sifatnya. Aku selalu periang, hebohh, lasak, dan cuma akulah yang menghidupkan suasana. Beginilah sifat asliku dirumah. Berbeda sekali pada saat disekolah yang suka ketenangan, tidak suka ribut, bahkan jutekku yang melebihi batas.
Sepupu-sepupuku sifatnya berbeda semua. Salsa adalah kakak sepupuku yang pendiam, pemalu. Nisa adalah kakak kandung dari salsa , dia seperti saipul jamil dikit dikit nyanyii. Miftah itu kakak spupu tertua, tapi masih imuttt pipinya macam bakpao, Pencinta dangdut. Nurul ini paling beda, berbanding terbalik dari sifatku. Dia pendiam, tertutup, gak mau ngomong kalo gak ditanya. Tapi kalau sama ku dia asikk kok. Masih banyak lagi sih..
"Kakak jadi pindah? Ke Teladan aja. Biar sama bareng aku pergi sekolah, pulang sekolah juga." Tawarku padanya.
"Emang Teladan gimanasih? Enak gak?" Tanyanya padaku. Dan aku menceritakan betapa bahagianya aku masuk ke Teladan, tentang pelajaran nya yang disiplin, temannya yang asik, dan ekskul yang seru.
Satu harian kami membahas tentang masalah sekolah dan akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke SMA Teladan dan akan segera mengurus surat pindah sekolah.
Liburan kali ini aku banyak menghabiskan waktu bersama sepupu ku di kampung halaman. Dan tak terasa hari esok adalah hari dimana semua Siswa/i Y.P. Teladan kembali sekolah membawa cerita baru untuk di bagi di hari pertama sekolah.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Dafa
Non-FictionBerubahnya kehidupan seorang Putri Anjelina karena sebuah titik (.) Bertemu dengan Dafa Al-Karim si Kulkas Berjalan . " Kenyataannya, bahwa kamulah yang mengajarkanku tentang arti sebuah kepercayaan didalam suatu hubungan tanpa status dan pentingnya...