Ujian semester sudah diambang pintu, ujian kali ini 50% yang akan menentukan naik kelasnya siswa/i Teladan. Semester lalu, aku mendapatkan peringkat ke 4 dari 40 siswa/i. Dapat 4 aja udah bersyukur kali karena sangat susah melawan 3 orang ini karna kelemahan ku adalah dipelajaran Fisika.
Aku tak menyukai fisika dari aku smp. Pada saat smp aku tidak mengetahui apa apa dikarenakan guruku saat mengajar berbicara terlalu cepat, ditambah dengan bahasa batak yang tidak ku mengerti. Yang paling mengjengkelkan, mereka membicarakanku dengan bahasa batak dan kemudian guru itu mencubit pipiku gemas. Sakit tau!
Selama seminggu kami menjalani ujian dan akhirnya hari ini adalah hari yang menentukan. Naik kelas kah? Peringkat naik kah? Atau turun? Semoga saja tidak mengecewakan.
"Oke kita mulai dari juara satu dulu atau juara tiga?" Tanya buk esp selaku wali kelas X-IS.2
"Juara tigaa bukk"
"Juara satu bukk"
Ucap dari siswa/i yang membuat kericuhan di dalam kelas."Sssttt, sudah sudah. Biar adil kita berurutan saja ya. Kita mulai dari satu."
"Juara satu adalah..... siapa hayo? Tebak dong" ucapnya yang membuat suasana semakin menegangkan.
"Uda lanjut bukk, udah makin deg deg an nih buk" ucap salah satu temanku.
"Oke juara satu adalah... Berdin . Beri tepuk tangan dong"
"Juara duaa adalah..... Ikhlasni. "
"Juara tigaa adalahh.... diana. "
Kami pun memberu tepuk tangan meriah karna mereka berhasil mempertahankan peringkatnya.
"Duh, aku gimana nih. Turun gak ya"batinku. Jantungku semakin berdegup kencang
"Langsung saja kita bagi raport nya ya. Di raport tidak ada keterangan peringkat nya. Jadi nanti ibu foto peringkatnya lalu ibu kirim ke grup ya" ucapnya.
"Iyyaa buk" ucapku lemas. Aku taktau peringkatku naik atau tidak. Aku khawatir, karena belakangan ini aku sibuk dengan organisasi.
Dan sekarang aku sudah menerima raport ku. Tanganku gemetar membuka lembar demi lembarnya. Kemudian aku melihat satu persatu perkembangan nilai per mata pelajaran.
Lalu ku cek foto yang sudah dikirim walikelas ke chat grup. Aku lega, kali ini aku bisa mempertahankan nilaiku dan peringkatku. Aku mendapatkan peringakat 4 (lagi) semoga untuk semester depan meningkat.
• • •
"Eh,btw. Kelas XI nanti kita dipecah ya? Ihkan jadi sedihh. Aku gamau pisah dari kalian" ucap ayu kibo. Namanya sebenarnya ayu wandira, tetapi aku senang memanggilnya ayu kibo karena rambutnya yang lumayan keriting.
"Yaudasih gakpapa, yang penting kita dicampur masih sama teman ips yang di teladan. Gak sampe ke depan sekolah.. tenang aja. Gak Jauh kok" ucapku untuk membuat dirinya tenang dan tidak membuat suasana menjadi tegang. Karena depan sekolah kami adalah hotel bintang 10. Wah mantap bukan. Hehe tidak aku bercanda. Depan sekolah kami ada pemakaman.
"Haha iya bener tuh. Walaupun cuma depan sekolah, itu jauh banget tau. Udah beda alam . Hahaha" ucap sari yang membuat kami tertawa. Setidaknya untuk terakhir kami bersama, tidak ada kesan yang buruk pada kami.
Holiday
Dirumah aja
Gak belajar
Santuyy
Intinya liburrrrrrAku sangat senang sekali. Siapa sih yang tidak menyukai hari libur sekolah? Ini adalah yang paling di tunggu siswa/i. Tidak ada tugas, tidak di marahin guru, dan tidak belajar. Ini adalah waktu yang tak boleh di sia siakan.
Oiya, sudah lama aku tidak mendengar kabar dari wanda. Secepat itukah dia melupakan ku? Haha sudahlah. Aku juga bisa bahagia tanpanya.
Terlintas dipikiranku mengenai iceman , si kulkas berjalan itu. Ah ngapain mikirin orang kek dia.
Handphoneku menyala menandakan ada notifikasi terbaru.
Bg fikri
Putri, abang pulang ke siantar. Kamu dirumah kan? Nanti kita jalan jalan ya.Aku tersenyum mendengar bahwa sepupuku yang dari pesantren di Jawa pulang ke siantar. Akupun bersiap siap untuk menuju kerumahnya yang tak jauh dari rumahku.
"Assalamu'alaikum.. nek, bg fikri mana?" Tanyaku pada nenekku. Kemudian nenek menunjukkan ke satu ruangan dimana ruangan itu adalah tempat sholat dan aku melihatnya sedang sholat fardhu. Aku duduk didepan tv sambil memakan keripik pedas yang tak ku perhatikan bungkusnya.
Satu suapan masuk kemulut..
Dua suapan masuk..
Pada suapan ke tiga wajahku mulai memerah dan tanpa ancang ancang aku berlari ke arah dapur untuk mengambil minum.Ternyata fikri melihat kejadian itu dan dia tertawa terbahak bahak. Oh sungguh tega.
"Kalo makan tuh dilihat dulu keterangannya. Noh baca, level 10. Kalo yang ini kan level 5" ucapnya padaku.
"Ye aku kan gak tau, aku laper ya asal makan ajalah" ucapku tak bersalah.
"Itu di kulkas ada coklat sama keju kesukaanmu. Ambil lah" fikri menunjuk kearah kulkas yang berada di ruang tengah.
"Yash! Maacii abanggg" ucapku kegirangan. Memang favorite ku keju dan coklat. Abangku yang satu ini memang yang paling tau kesukaanku. Karena memang dari kecil aku lebih banyak bersamanya dibanding sepupu yang lainnya.
Dia disini hanya seminggu, kemudian dia akan pergi ke padang kerumah saudaranya. Aku ingin ikut, tapi satu hal yang paling aku antikan yaitu naik mobil. Ya, aku mabuk darat. Taktau rasanya jika naik mobil rasanya pusing, muallll bangettt. Daripada aku merepotkan mending aku dirumah saja.
Kami menghabiskan liburan bersama teman kecil ku. Ada kak salsa, rahma atau yang sering kupanggil minu. Haha aku taktau panggilan itu darimana, tetapi aku nyaman dengan panggilan itu. Ada nining, sebenarnya namanya bagus hehe Puspa Diah Ningrum tapi aku suka memanggilnya dengan sebutan nining. Dan adiknya nilam vinia. Satu lagi aku tak mau menyebutnya. Aku kesal padanya. Sekarang dia di malaysia. Meninggalkan kami. Huhh jahat. Eh, jadi ga tega.. namanya Dessy Ramadhani silitonga dia tomboy dari kami semua tampangnya saja sudah mengerikan tapi jangan salah, senyumnya itu bisa melunakkan besi. Azzekkk :v becandaa.. tapi senyumnya manis kok. Hehe
• • •
Heyy heyy duhkan jadi galmov .
Aku jadi rindu sama mereka huhuuuJujur, aku lagi ga mood nulis. Jadi maaf kalo sedikit yaaa hehe
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Dafa
Non-FictionBerubahnya kehidupan seorang Putri Anjelina karena sebuah titik (.) Bertemu dengan Dafa Al-Karim si Kulkas Berjalan . " Kenyataannya, bahwa kamulah yang mengajarkanku tentang arti sebuah kepercayaan didalam suatu hubungan tanpa status dan pentingnya...