in my "dream"

116 4 0
                                    

Siang itu kami berkumpul di suatu ruangan, entah membahas apa. Yang aku ingat diruangan itu ada diriku, dirinya, dan mereka yang tak kuinginkan kehadirannya.

Aku melihat tatapan tatapan sendu yang sedang melihat kearahku. Matanya seperti ada sesuatu yang ingin dikatakan. Mulutnya bungkam. Aku tak tau kenapa dirinya dan lainnya menatapku seperti itu.

Tapi rasa penasaranku ku buang jauh jauh, mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu yang membuat diriku kecewa, diriku seolah olah tak berguna, sampah.

Aku memberikan ekspresi seolah olah tak peduli dengan mereka terutama dengan dirinya. Teramat sakit melihat dirinya. Yang kini telah tak bersama lagi. Dengan semua kenangan kenangan yang telah dilalui bersama. Dan Segala Harapan yang sudah dipegang bersama. Dan Semua Semoga yang akan kami Gapai bersama.

Setelah arahan, kami pun bubar dari tempat itu. Aku langsung menuju ke arah pintu namun seseorang telah menutupnya kembali dan mencegahku keluar dari ruangan itu.

Aku melihat orang tersebut, dengan rasa kesal aku memaksa untuk keluar dari ruangan itu. Dan dia tetap mencegahku untuk keluar.

"AWAS!!!"

Aku berteriak agar dia mau menepi dan memberikan jalan untukku.

Aku tidak tau apakah motif dia mencegahku seperti itu. Padahal sudah beberapa minggu ini kami tak pernah berbicara ataupun sekedar menyapa. Itulah yang membuatku semakin kesal.

Kembali aku menatap tatapan itu. Ternyata tatapan mereka denganku semuanya sama. Apa ada yang ingin kalian katakan padaku? Katakanlah. Tidak begini caranya.

Dia menghempaskan tanganku, dan aku tak berhenti untuk berusaha keluar dari tempat itu .  Tiba tiba

"APA GAK RINDU KAU SAMA DIA?"

Ucapan itu yang membuatku berhenti. Aku terdiam sejenak. Tatapan mereka semakin misterius . Apa mereka menjebakku? Oh tolonglah. Aku muak dengan semua ini.

Tapi ucapannya membuat hatiku semakin sakit, sakit yang amat dalam. Setelah sekian lamanya aku memendam rasa itu. Rasanya ingin teriak dengannya bahwa aku memang masih merindukan dirinya.

Dia berhenti mencegahku, dan aku keluar dan lari ke sudut ruangan. Menahan nangis yang sedari tadi kubendung.

Aku sadar ada yang mengikutiku, aku berbalik badan dan melihat siapa yang mengikutiku.

Ternyata,

Dirinya.

Aku mencoba untuk tetap tersenyum, walau air mata hampir terjun bebas mendarat ke pipi ku.

Dirinya melihatku dengan tatapan itu lagi. Dan kali ini lebih mendalam. Aku menunggu dirinya mengucapkan sesuatu dan aku menunggunya dari tadi.

Aku melihat ke arah dirinya dengan tatapan miris, terlintas di pikiranku kenangan itu.

Aku melihat senyum kecilnya, dan aku yakin dirinya juga sama sepertiku menahan air mata yang sudah terbendung.

Sebenarnya ada apa ??

Kenapa ini semua??

Tolong jelaskan semua padaku!

Aku taktau apa apa. Semuanya mulai meredup, memudar, dan seketika semuanya gelap. Dan aku tak tau apa lagi yang terjadi.

Ketika aku sudah mulai membukakan mata, diriku tak lagi berada didepannya, didekatnya. Diriku yang ditatapnya, dengan senyumannya.

Senin, 30 september 2019

●●●
F

YI

Assalamu'alaikum
Maaf , cerita ini bukan sambungan dari Chapter sebelumnya ya
A

ku ingin cerita saja, ini sebenarnya mimpiku hehe. Kira kira ini tandanya apa ya?

Jangan lupa vote ya!

-Salam Da-

Dafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang