IV

1.4K 209 11
                                    

Levi melompat turun dari kasur, mendekati (y/n) dan menengadahkannya.

"Tadi kamu bilang, kamu gak menyukaiku?" tanya Levi, tampangnya sedikit menunjukan kesedihan, tapi terbaca jelas kalau Levi hanya berpura-pura tegar.

(Y/n) semakin malu karena kelakuan Levi yang sangat tiba-tiba.

"U-um ... Tapi aku menyukaimu sebagai teman kok ..." (y/n) menggaruk tengkuk lehernya.

Levi menjauhkan wajahnya dari wajah (y/n).

Lynn yang melihat kejadian itu langsung histeris seketika. "Wah! Kalian serasi sekali! Benar-benar pasangan yang serasi!" Lynn tergila-gila akan kejadian itu.

"Berisik! Siapa kau, bocah? Seenaknya mengatakan hal seperti itu?" protes Levi, nyaris melayangkan tinjunya ke arah Lynn.

Tapi, (y/n) menahan tinju Levi.

"Dia Lynn. Sama-sama pengurus penginapan disini," jelas (y/n). Lynn yang nyaris dipukul oleh Levi malah malu, mungkin karena Lynn menganggap Levi memang tampan.

"Aku akan memukulmu seratus kali jika kamu melakukan hal yang sama dengan yang tadi sekali lagi, dasar perempuan keparat!" ledek Levi.

"Sudah, santailah. Sebaiknya sekarang kita bantu yang lain menyiapkan makan malam," saran Lynn menenangkan keadaan sebisa mungkin.

(Y/n) mengangguk setuju tanpa sedikitpun terbesit keraguan. Sementara Levi menghela napas kesal dan akhirnya mengangguk pasrah.

"Dimana letak dapurnya?" tanya (y/n). "Ikuti saja aku," jawab Lynn, melangkah keluar dari kamar (y/n) dan Levi, sementara Levi mengikuti (y/n) dan Lynn.

Letak dapur dengan kamar mereka tidak terlalu jauh.

Lynn membuka pintu dapur dan menyapa, "Hai semuanya! Kita kedatangan teman baru hari ini! Perkenalkan, gadis ini (y/n) dan laki-laki ini Levi!" sorak Lynn.

Semua yang ada di dapur menoleh, mengerubungi Levi dan (y/n).

"Yang laki-laki itu tampan, tapi dia pendek,"

"Mereka terlihat seperti orang asing,"

"Kira-kira, orang dari daerah mana mereka? Rambut mereka berwarna hitam,"

"Mungkin mereka orang luar negeri?"

"Mereka Ras Asia?"

"Aku belum pernah melihat mereka dimanapun. Mungkin mereka baru pindah ke sini?"

"Laki-laki itu terlihat sama sekali tidak ramah,"

Berbagai komentar yang beragam memenuhi pendengaran Levi dan (y/n).

Mereka semua mengajak Levi dan (y/n) untuk saling berkenalan. (Y/n) bersikap datar dan biasa saja, begitu pula Levi.

Setelah berkenalan dengan satu per satu orang yang susah disebut kan di ruangan itu, mereka mulai memasak dan menyiapkan makan malam.

Setelah selesai, semuanya meninggalkan dapur kecuali Levi dan (y/n) yang masih sibuk menyuci piring.

(Y/n) selesai mencuci piring terakhir. Bodohnya, (y/n) baru sadar kalau hanya tinggal dirinya dan Levi yang berada di ruangan itu. Levi sedang asyik bersih-bersih, dia mengepel lantai dapur.

"Levi, aku duluan," ujar (y/n), pamit dan melangkahkan kakinya keluar dari dapur.

Levi membanting pelnya asal, mengejar (y/n) dan membekap (y/n).

"H-hmph!"

Levi membisikkan sesuatu ke telinga (y/n). "Waktu makan malam nanti, mending kita nyari si Historia. Kita kabur diem-diem," bisik Levi.

(Y/n) mengangguk, Levi melepaskan (y/n). "Iya, ya. Tapi gak usah bekap gue gitu, dong! Sesak, woi,"

Mereka melangkah beriringan ke kamar.

Tidak terasa hari sudah senja.

(Y/n) membuka pintu untuk menuju balkon. Levi mengikutinya. Mereka terdiam, tak ada suara apapun di antara mereka dan di ruang itu.

(Y/n) mendekat ke arah balkon, bertopang dagu di balkon itu dan membiarkan angin sepoi-sepoi memainkan rambutnya. (Y/n) mengamati langit senja dengan semburat oranye nan indah.

Levi ikut melakukan hal yang sama dengan (y/n).

(Y/n) mengalihkan pandangnya ke arah Levi. Husbando yang selama ini dia impikan berada tepat disampingnya. (Y/n) tak tahu apa yang harus dia lakukan.

(Y/n) menurunkan kelopak  matanya dan mengingat apa saja yang sudah terjadi hari ini.

Yang pertama ... Dia mati. Kecelakaan, lalu mati dan dikirim ke sebuah ruang serbaputih, lalu bertemu dengan Levi. Levi memberinya dua pilihan antara menyelesaikan misi atau terlahir kembali, dan dia memilih untuk menyelesaikan misi itu. Lalu, Levi mengirimnya ke tempat ini. Sempat bertengkar mengenai asal usul Levi dan akhirnya mencari pekerjaan untuk menghasilkan uang. Dan .. Seperti saat ini.

Setelah ini, (y/n) akan kabur bersama Levi untuk mencari keberadaan Historia, dan mencari tahu misi apa yang harus diselesaikan oleh dirinya.

"Hei," panggil (y/n). Levi menoleh secara refleks. "Dari mana koper-koper itu muncul? Dan kalau kamu bisa sihir seperti itu, kenapa tidak digunakan dari tadi saja?" tanya (y/n) bertubi-tubi.

Levi mencerna kata-kata (y/n) sesaat.

"Maaf kalau aku memang ceroboh. Itu semacam kemampuan. Aku bisa melakukan apapun dengan sayap itu, tapi itu menguras energi yang cukup banyak. Aku juga tidak mungkin melakukannya di depan umum, kan? Makanya aku menunggu waktu dimana hanya kita berdua," jawab Levi.

Beberapa saat berlalu hingga mentari yang hampir terbenam terganti oleh rembulan.

✴✴✴

Yeyeyeye :v
Jan lupa vote, comment, dan share yaaa
Maacih

After Life | Levi Ackerman✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang