"Jadi, bagaimana?" tanya Historia setelah mereka selesai mengamati wajah-wajah itu.
"Ya ... Baiklah. Tapi, bagaimana cara kami ke tempat (y/n)?" Levi melipat tangannya di depan dada.
"Sebenarnya aku juga tidak tahu. Aku akan mengirim kalian sebisaku. Tapi, nanti malam saja." jawab Historia sedikit ragu.
"Baiklah," Levi menghela napas.
"Kalian boleh jalan-jalan disini sampai nanti malam." ujar Historia.
"Waw! Apa aku boleh ikut ..?" Hanji berseri-seri.
"Tidak." jawab Levi singkat, padat, jelas, sekaligus menusuk hati Hanji.
"Ah..! Kumohon, Levi! Aku ingin sekali melihat dunia (y/n) ... Dan, aku tak punya kesempatan lagi untuk itu ..!" rengek Hanji.
"Kau bisa kesana sendiri. Sekalian saja kau tinggal dan membusuk disana, keparat." desis Levi geram.
"Levi ...! Pokoknya—"
"Sudah, sudah! Hanji, kau boleh ikut, tapi jangan macam-macam." ujar (y/n) melerai, memotong pembicaraan Hanji.
"Bodoh! Aku tidak ingin bocah keparat ini ikut!" Levi bersikeras.
"Ekhem." seorang pria berambut pirang yang ditata rapi dengan alis tebal dan mata sewarna biru langit berdeham pelan menghampiri mereka. Postur pria itu tinggi dan tegap.
"E-Erwin! Kau lihat? Levi sudah kembali dan sekarang aku akan mengikuti Levi dan (y/n) untuk menuntaskan misi itu!" sahut Hanji riang.
"Oh, begitukah? Bolehkah aku ikut juga?" tanya pria bernama Erwin tersebut.
"Hmm .. Empat orang. Boleh, kok!" ujar (y/n).
"Kau, (y/n)?" tanya Erwin pada (y/n).
(Y/n) hanya mengangguk.
"Um .. Itu .. Aku tidak tahu apakah aku bisa mengirim kalian semua ke sana atau tidak ... Kuharap aku bisa." ujar Historia.
"Itu masalah nanti, kan? Nah, ayo kita sarapan dulu!" ujar Hanji riang.
"Tidak buruk," balas (y/n).
Levi menggamit tangan (y/n).
Mereka semua segera menuju aula ruang makan. Historia, Hanji, dan Erwin di depan, sementara Levi dan (y/n) hanya mengikuti dari belakang. Sesampainya di ruang makan, makanan-makanan mewah yang sudah terhidang di meja.
Levi duduk di sebelah (y/n), Historia duduk di sebelah Hanji, dan sebelah nya Hanji (lagi) adalah Erwin. "Okay ... Selamat makan!" Historia tersenyum, lalu semuanya menikmati makanan yang tersedia.
Selesai makan, (y/n) mengelap bibirnya menggunakan tisu makan. Levi menaruh sendok dan garpu di atas piring dengan sopan sementara matanya terpejam sesaat.
"Di mana aku dan (y/n) tidur?" tanya Levi.
"Kalian tidak akan tidur disini. Kalian akan langsung ke sana. Tapi, gunakanlah kamar mu sebelum kamu menghilang. Untuk (y/n), ada kamar kosong di sebelah kamarku. Nah, kalian bisa istirahat di tempat itu." jawab Historia menjelaskan panjang-lebar.
"Oh, terima kasih." jawab Levi singkat.
(Y/n) tak berkutik dan hanya menyimak. (Y/n) tahu, yang penting dia bisa istirahat dimana jika dia ingin tidur siang atau semacamnya.
Sebenarnya mending tetap di penginapan. Tapi, gak apa, lah. Nanti disuruh kerja lagi, batin (y/n).
"Omong-omong, kalian sudah mandi dan semacamnya? Aku ingin sekali mengajak kalian jalan-jalan di sekitar sini." ujar Hanji.
"Sudah, kok. Kalau soal jalan-jalan, sih, boleh saja. Memangnya kita mau ke mana?" jawab (y/n).
"Aku sih ingin berenang di pantai! Setuju?" jawab Hanji riang, menatap satu per satu orang yang ada di ruang makan.
"Wah! Boleh juga." jawab Historia.
"Aku tidak peduli. Terserahlah. Tch." Levi ketus seperti biasanya.
"Hm ... Aku ikut saja." Erwin tidak berpikir panjang.
"Boleh! Cuaca di sini sedang panas, kupikir berenang adalah ide bagus." (y/n) sumringah.
"Baiklah! Segera bersiap-siap, lalu kita akan berangkat!"
⭕
MAAF AUTHOR JADI JARANG UPDATE :(
Tetep setia ikutin cerita ini, vote, comment, ama share ya reader q tertjintah/slap :v
MAAF JUGA KLO CHAPTER X INI PENDEK :(
AUTHOR SIBUK DI CERITA SEBELAH+SIBUK BRLAJAR MAU UN :(
MAKASIH YAK UDAH BACA CERITA FANFIC GAJE INI :)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Life | Levi Ackerman✔
FanfictionApa yang akan dialami (y/n) setelah mati..? (Y/n) adalah seorang otaku yang setia pada husbandonya, Levi Ackerman. Suatu hari, (y/n) kecelakaan dan akhirnya meninggal. Setelah mati, (y/n) dikirim ke dunia pararel--yang dikenal sebagai "isekai" di ka...