V

1.3K 178 12
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam.

Levi menepuk pundak (y/n), mengisyaratkan kalau sekarang sudah saatnya berangkat mencari Historia. (Y/n) mengangguk paham.

"Bawa beberapa dari perlengkapannya," pinta Levi, (y/n) mengangguk dan membuka koper. Levi membantu (y/n).

Levi mengeluarkan seutas tali tambang, sebilah pedang yang dilingkarkan dengan sabuk untuk dirinya sendiri, sebuah senapan untuk (y/n), dan dua kain perban.

Levi menutup koper kembali.

"Ganti baju elu, dong," perintah Levi, membukakan koper yang satunya.

"Hei, pergi, dong, kalo nyuruh gue ganti baju," (y/n) mendengus.

Levi mengangguk, mengambil beberapa pakaian miliknya yang ada di dalam koper itu, lalu pergi ke kamar mandi.

(Y/n) melepas bajunya dan mengganti dengan pakaian yang lebih nyaman untuk berpetualang.

Sepatu bot hitam panjang lima centimeter dibawah lutut, celana pendek berwarna putih, kaus kaki selutut, rompi berwarna merah panjang sepinggul yang dibiarkan terbuka, blus polos seperut berwarna peach pucat.

Oke.

"Hoi bocah! Udah belom lu ganti bajunya?" teriak Levi dari kamar mandi. "Iya! Udah!"

Levi keluar dari kamar mandi. Dia menggunakan seragam Survey Corps lengkap dengan menggunakan 3D Manuver Gear, dan pedang terpasang di pinggulnya.

"Le-Levi? Lu pake seragam Survey Corps? Dari mana?" tanya (y/n).

Levi malah mengernyit heran.

"Lo bilang apa, tadi? Survey Corps? Berarti Pasukan Pengintai? Apa itu?"

(Y/n) sangat terkejut. Di anime-nya, Levi adalah kapten di Survey Corps. Seharusnya Levi sudah mengenal Survey Corps itu kan?

"Serius gak tahu?" tanya (y/n).

"Enggak, lah. Gue baru pertama kali ini denger yang namanya Pasukan Pengintai atau yang tadi lo bilang Survey Corps. Sebelum-sebelumnya, gue belum pernah denger," jawab Levi, melirik ke atas seolah sedang mengingat-ingat sesuatu.

(Y/n) menghela napas.

"Gak usah bahas itu sekarang, deh. Mending kita langsung berangkat aja. Gak usah ribut. Itu nanti aja," ujar (Y/n).

Levi mengangguk. "Iya,"

Levi mendobrak pintu yang menghubungkan ke balkon, lalu membiarkan (y/n) mengikutinya. Levi melompat turun disusul dengan (y/n).

Levi menggandeng tangan (y/n) yang hangat.

Lalu, mereka berlari.

"Kira-kira, si Historia ada dimana?" tanya (y/n).

"Gue pikir dia ada di pusat pemerintahan daerah sini," jawab Levi.

(Y/n) berpikir sejenak. Sebenarnya itu mungkin saja.

Levi menggandeng tangan (y/n) meskipun mereka sedang berlari.

"Levi," panggil (y/n). Levi menoleh secara refleks. "Hm?"

"Coba lu ceritain hidup lu sebelum ketemu sama gue," pinta (y/n). Levi berdeham sesaat, sementara mereka masih berlari.

"Sebelumnya, gue nyaris enggak inget apa-apa. Pokoknya, gue terbangun, taunya di sebuah kamar yang mewah. Habis itu, seorang cewek datengin gue. Gue awalnya enggak kenal sama cewek itu. Sampe dia ngenalin dirinya, Ratu Historia. Terus, dia nggenggam tangan gue, ngomong sesuatu, tapi gue gak denger saking suaranya pelan banget. Tiba-tiba dari situ ada cahaya, dan nongollah sayap putih di punggung gue," cerita Levi.

"Terus, si Historia bilang ... Kalau gue harus nemuin seorang cewek bernama (y/n) yang baru aja mati. Historia bilang kalau gue harus nyelesein misi sama (y/n), eh gue gak dikasih tau misinya ngapain. Kan g*blok. Gue ngotot-ngotot sama Historia sampe gue nabok dia, biar dia ngasih tahu ke gue misi apa yang harus gue selesaikan sama elu, (y/n). Nah, dia ngacangin gue dan begitu aja gue dikirim ke ruang serbaputih itu, ketemu ama elu, (y/n)," lanjut Levi menceritakan.

Levi menghentikan langkahnya. Lalu, Levi menempelkan telapak tangannya di jidat (y/n).

Memori Levi terputar di kepala (y/n).

✴✴✴

Gue ngeliat Levi terlentang di atas tempat tidur. Historia duduk termenung di sebelah Levi husbando gue tercinta, sambil terus pantengin Levi kayak lagi nungguin sesatu

Historia tak berekspresi.

Mereka cuma berdua di ruangan itu. Kamar mewah dengan dekorasi emas khas Jerman. Ruangan itu sangat artistik.

Levi terbangun sambil ngos-ngosan seperti dikejar maling, keringat dingin membasahi tubuhnya, matanya terbelalak lebar.

"Levi ... Sudah bangun?" tanya Historia.

"Siapa kamu? Dari mana kamu tahu namaku?" Levi balik bertanya.

Gue pikir Levi cuma inget namanya sendiri.

"Historia Reiss, ratu dari kerajaan ini," jawab Historia.

"Kamu tidak mengenaliku?" tanya Historia lagi.

Levi menggeleng. "Aku tak mengingat apapun. Sebelumnya, apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa ada disini?"

"Itu tidak penting," kata Historia. Tunggu, tidak penting katanya?

"Yang penting sekarang adalah apa yang harus kamu lakukan setelah ini. Carilah jawabannya sendiri,"

Gue kaget setengah mati. Yang bener aja, Historia bener-bener aneh.

✴✴✴

Hae ...
Jan lupa vote, comment n share yah❤
Btw map klo pendek

After Life | Levi Ackerman✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang