VIII

962 138 18
                                    

Historia menunjukan raut wajah senang ketika (y/n)  terlihat. "Tidak apa, (y/n). Masuklah," ujar Historia mempersilakan. (Y/n) melangkahkan kaki dengan ragu memasuki kamar Historia.

"A-anu, aku ingin mempertanyakan banyak hal," kata (y/n) sedikit malu. "Sudah kuduga kamu akan berkata begitu. Katakan saja, aku akan menjawabnya jika aku tahu," balas Historia ramah.

Beda tipis sama yang di anime, batin (y/n).

"I-itu, yang pertama, apakah aku sudah mati?" tanya (y/n) penuh rasa keingintahuan. "Ya. Mobil itu menabrak mu dan kamu mati. Kamu dikirim ke tempat ini olehku. Aku melakukannya karena aku tahu, kau mencintai Levi dan mampu mendukungnya Aku juga membutuhkan bantuanmu," jawab Historia panjang lebar. "Bantuan?" tanya (y/n). "Bantu aku untuk menuntaskan satu hal; tentang latar belakang duniamu. Dan apa hubungannya dengan dunia ini,"

Jadi itu misinya? Kenapa sampai 16 quest?

Historia bangkit dari kasurnya. Dia mencari-cari sesuatu, dan akhirnya menemukan sebuah gulungan kertas yang tidak terlalu usang. Historia menyodorkannya pada (y/n).

"Semuanya terangkum disini. Beri tahu Levi. Sekarang gulungan kertas itu milikmu." jelas Historia.

(Y/n) mengangguk. "Selamat berjuang," Historia melambaikan tangan ketika (y/n) melangkah keluar dari kamarnya.

(Y/n) menutup pintu kamar itu.

"Levi dimana, ya?" tanya (y/n) pada diri sendiri. (Y/n) menoleh ke arah kanan dan kiri. "Oh, iya! Tadi Levi ke arah kanan dan gue ke arah kiri," kata (y/n) pada diri sendiri. (Y/n) pun segera berlari kecil ke arah koridor yang di kanan.

(Y/n) berlari menjauh dari tempatnya tadi. Menjauh, menjauh, semakin menjauh. Tapi ... Dia tak kunjung menemukan Levi. Gulungan kertas dari Historia masih dia genggam di tangan kanannya.

(Y/n) menggelengkan kepala, mengusir jauh-jauh pikiran negatifnya tentang Levi yang tidak baik-baik saja.

Levi itu kuat. Dia manusia terkuat. Dia pasti gak apa-apa. Gue cuma perlu percaya.

"Levii! Bagaimana kamu bisa ada disini?" seseorang histeris. Tunggu .. (Y/n) sangat familiar dengan suara itu ... Jangan-jangan ... Hanji?

Suaranya persis sama sekali dengan suara Hanji.

(Y/n) mendekati sumber suara itu. Di sebuah ruangan yang pintunya terbuka, (y/n) melihat Levi sedang menatap Hanji heran. "Siapa kau?" tanya Levi dengan tatapan sinis. "Aku Hanji! Kau tidak ingat? Aku Hanji Zoe," kata Hanji. "Tidak," jawab Levi singkat, padat, dan jelas. "Hei! Kau menghilang dan kau tidak mengingat aku! Kau bercanda, ya?"

"Tentu tidak. Aku tidak mengenalmu,"

"Jangan bohong!"

"Sungguh! Aku belum pernah bertemu dengan orang sepertimu, kacamata sialan!"

"Bodoh! Ini sama sekali tidak lucu!"

"Aku berkata sejujurnya!"

"Hei, selama ini kita dekat sebelum kamu menghilang dan muncul tiba-tiba!"

"Oh, ya? Aku tidak merasa begitu!"

(Y/n) melangkah masuk dengan ragu. "Ano .. Levi .."

"Siapa kamu? Kamu mengenal Levi? Kamu tahu mengapa Levi bisa ada dan hilang dari sini? Kamu berasal darimana? Apa hubungan mu dengan Levi—"

"Diam, kau! Kamu tidak berhak menanyakan hal seaneh itu pada (y/n)! Dia baru datang, jangan serbu dia dengan mulutmu yang aneh itu, keparat!"

"Itu tidak aneh! Aku hanya menanyakan sesuatu yang wajar pada bocah itu!"

"Oh, ya?! Apakah pertanyaan semacam "apa hubungan mu dengan Levi" tidak aneh?!"

"Ti-tidak! Kau saja yang merasa begitu!"

"Sadari itu, bocah!"

"Aku bukan bocah!"

"Tapi sifatmu membuatmu terlihat seperti bocah!"

"Hei! Sudahlah. Dan, kau, Hanji, kenapa kau bisa ada disini?" (y/n) menyela.

"A-aku? Ah! Tentu saja aku sedang bersantai, (Y/n)," jawab Hanji antusias.

"Bersantai?" alis (y/n) berkerut.

"Ya! Aku seorang komander," jawab Hanji lagi.

Semuanya agak berbeda dengan yang di anime, tapi masih ada kesamaan, batin (y/n).

"Komander? Hah? Orang gila sepertimu?" ledek Levi dengan tatapan sinis.

"Levi! Tersambar apa kau ini? Kau benar-benar melupakan aku?" Hanji kembali menyerbu Levi dengan pertanyaan-pertanyaan aneh.

"Sudah kubilang, aku tidak ingat apapun!"

"Ah! Baik, bagaimana kalau kita ulang perkenalan kita dari awal?"

"Hah?"

"Ya! Aku Hanji Zoe, komander dari hmm .. Semacam organisasi .. Eh .. Hm, ya semacam keamanan negara!"

"Aku tidak peduli,"

"Levi!"

"Kenapa kau terus menyerukan nama ku?"

"Ah!"

"Dasar, kacamata sialan."

"Levi, Hanji! Dengarkan aku, sebentar." pinta (y/n) berusaha memadamkan pertengkaran diantara Levi dan Hanji.

Levi dan Hanji menoleh bersamaan. "Ya?"

"Ekhem," desis Hanji sedikit meledek. "Gadis ini (y/n)? Dia pacarmu, Levi?"

"Hei!" wajah Levi memerah malu. (Y/n) semakin memerah.

"Ah, aku bercanda! Lanjutkan, (y/n)! Apa yang mau kamu omongkan?"

"Kalau kau mengganggu (y/n) lebih dari itu, aku akan melemparmu ke dalam jurang,"

"Aha! Kau protektif sekali, Levi!"

"Diam, kau!"

"A-anu .. Levi .. Kenapa kita tidak segera kembali?" tanya (y/n). Levi menatap (y/n) sedikit ragu. "Hm, baik. Ayo kita ambil barang-barang kita," jawab Levi.

"Lalu? Apa kita kembali ke sini lagi?"

Levi menoleh ke arah Hanji. "Bolehkah aku dan (y/n) tinggal di tempat ini?" tanya Levi.

"Tentu! Akan kutunjukan kamarmu sebelumnya," jawab Hanji anstusias.

"Nanti saja. Besok pagi aku dan (y/n) akan kemari,"

"Oh, baiklah. Aku akan mengatakan ini pada Historia juga,"

Levi menggamit tangan (y/n). "Ayo,"

✴✴✴

Minna map klo author hiatus sampe lama bat :(
Soalnya.. Author dalam masa" try out, author ni masih kelas 6 sd 🌚 jadi harus blajar teross biar dapet sekola yg author inginkan 
Rencananya.. Bulan april author mungkin gak bisa update lagi ..
Maaf ya minna :(
Tetep setia sama cerita ini ya..
See u di ch selanjutnya

After Life | Levi Ackerman✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang