16

9.1K 1.3K 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"makasih pak! Nanti Soora balik lagi!" pamit Soora ketika membeli buket bunga untuk bunda Hyunjin.

Ia juga membeli satu parcel buah, perlengkapan mandi bayi, 3 setelan baju bayi perempuan, dan 3 setelan baju ibu menyusui untuk Bunda Hwang. Ia pernah bilang pada bunda Hyunjin kalau ia akan mampir dengan buah tangan. Kali ini Soora menepati perkataannya.

Ia berjalan menuju mobil BMW-nya. Meletakkan buket bunga di jok sebelah kemudi dengan hati-hati. Segera ia berlari menuju jok kemudi dan melajukan mobilnya menuju rumah keluarga Hwang.

Soora bahkan menggerai rambut panjangnya agar memar pada kedua pipinya tertutupi. Walau Soora sudah memakai masker sekalipun, masih saja ia ingin menutupinya.

Soora memakai sweater coklat susu, dengan hiasan kotak-kotak pada sweaternya. Karna harus tampil rapi dan sopan di rumah keluarga Hwang.

 Karna harus tampil rapi dan sopan di rumah keluarga Hwang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap saja pake masker jg yaw)

Pikiran Soora berkecamuk. Antara Hyunjin yang marah padanya karna lebih memilih membawa Minho ke UKS atau Hyunjin yang marah karna Minho memukulnya. Pokoknya Soora bingung.

Soora juga mengirim banyak pesan permintaan maaf pada Hyunjin. Tentu saja tidak ada balasan satu pun dari Hwang Hyunjin seperti biasa. Bahkan telponnya selalu ditolak. Ah, sepertinya Hyunjin marah besar padanya.

Sesampainya di rumah keluarga Hwang, dengan cepat Soora keluar dari mobilnya. Membawa semua hadiah untuk keluarga Hwang dengan kesusahan.

Soora menekan bel rumah keluarga Hwang. Ini kali pertama Soora kerumah Hyunjin. Alamatnya pun ia dapatkan dari Jisung, sahabat Hyunjin. Entah lah, Soora ini pacar macam apa, tidak tahu rumah pacarnya sendiri.

"eh, Soora?" kata Suzy terkejut melihat Soora adalah orang yang menekan bel rumahnya.

"halo tantee" sapa Soora menunjukkan senyuman lebarnya.

"kamu beneran dateng loh! Kamu mau jenguk Hyunjin ya?" tanya Suzy mempersilahkan Soora masuk.

"iya tante, sekalian kan Soora udah bilang bakal ketemu tante dengan buah tangan. Oh iya ini buat tante sama dedeknya, maaf ya tante Soora cuman bisa kasih ini, semoga bermanfaat" kata Soora meletakkan semua bawaannya di meja ruang tamu keluarga Hwang.

Suzy tersenyum manis ke arah Soora. Justru hadiah ini berlebihan untuknya. Mengingat barang yang diberi Soora terlihat mahal. Dari bungkus dan bentuk saja Suzy sudah bisa menebak. Maklum mata seorang ibu-ibu itu tajam melihat produk berkualitas.

"aduh repot-repot! Tante gadikasih juga gapapa kok, ini malah kelebihan, makasih banyak ya Soora. Tante jadi gaenak" kata Suzy memegang tangan Soora.

"gapapa tante, oh iya Hyunjinnya ada kan?" tanya Soora.

"ada kok, pulang sekolah dia ga keluar lagi dari kamar. Tante mau nanya sama kamu" kata Suzy menarik Soora untuk duduk di sofa.

"Hyunjin kenapa mukanya lebam semua? Dia berantem ya? Dia buat onar? Sama siapa? Masalah apa sampe mereka berantem?" tanya Suzy beruntun.

Tidak mungkin Soora bilang karna dirinya. Bisa saja Soora langsung di depak dari rumah keluarga Hwang karna membuat putra mereka lebam. Di cap jalang lagi seperti kata Nancy tadi.

"ga kok tante, Hyunjin itu... Jatuh dari tangga karna nolongin Soora. Makanya lebam gitu, dia ga berantem kok. Makanya Soora dateng mau minta maaf sama tante karna ngebuat anak tante luka gitu" kata Soora berbohong.

Jantungnya berdetak cepat. Ia tidak tega membohongi Suzy, tapi ia tidak tega kalau Suzy sedih anaknya berkelahi hanya karna perempuan sepertinya.

"beneran nih? Terus kenapa kamu pake masker? Oh kamu luka ya? Itu pipi kamu rada kegores loh, udah di obatin? Takutnya nanti kamu ada luka dalam, cewek lebih rawan, kamu harus periksa ya!" nada suara Suzy nampak khawatir. Mau ditutupi seperti apapun luka di wajah Soora cukup terlihat dari jarak dekat.

"iya tante siap! Nanti Soora bakal cek, semoga ga ada apa-apa, cuman luka kecil juga kok" kata Soora menenangkan Suzy.

"jangan panggil tante dong, bunda aja, jarang nih Hyunjin bawa temen cewek kerumah atau malah dateng kesini sendiri" kata Suzy menggenggam kembali tangan Soora.

Soora tersenyum lagi, ia senang bisa merasakan bawelnya seorang ibu kepada anaknya. Walau itu bunda Hyunjin, asalkan Soora bisa tau rasanya seperti apa sudah cukup.

"oh iya, kamu bawain bubur buat Hyunjin ya, sekalian kotak obatnya, udah bunda siapin... Coba kamu suruh dia makan yaa" pinta Suzy.

Entah apa yang membuat putra nya itu menjadi lebih kalem dan tenang hari ini. Yang pasti Suzy khawatir kalau Hyunjin sampai telat makan.

"oke bunda... Soora ke atas dulu ya" kata Soora yang di angguki Suzy.

Soora dan Suzy menuju dapur. Suzy memberikan nampan berisi semangkuk bubur, segelas air dan kotak obat. Soora dengan segera meraih nampan tersebut dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Hyunjin.

Sesampainya di depan kamar Hyunjin, Soora mengetuk beberapa kali pintu kamar Hyunjin. Tak ada sautan membuat Soora langsung saja masuk dengan sedikit kesusahan.

Dilihatnya Hyunjin tengah berbaring di ranjangnya dengan mata yang terpejam. Seragam masih melekat di tubuhnya, wajahnya yang lebam membiru karna tidak dibersihkan dan diberi obat. Soora menghampiri Hyunjin.

Ia meletakkan nampan di nakas sebelum akhirnya duduk di tepi ranjang Hyunjin. Berniat membersihkan lukanya, Hyunjin malah bangun dan menatap Soora tajam. Soora merespon dengan senyuman manis. Ia tau Hyunjin tengah marah padanya.

"luka kamu bersihin dulu, terus di obatin, nanti infeksi loh" kata Soora membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap Hyunjin.

"ngapain lo kesini? Ga ngerawat selingkuhan lo?!" ketus Hyunjin membuat Soora lagi-lagi hanya bisa tersenyum.

Dibukanya masker itu dari wajahnya. Membiarkan goresan di pipi Soora terlihat jelas di mata Hyunjin. Tidak berniat mengadu, hanya memperlihatkan, bahwa tidak hanya Hyunjin yang luka, tapi dirinya juga.

Sayangnya Hyunjin tidak sadar akan luka itu, ah mungkin belum?

"udah gausah marah mulu ih! Sini aku obatin dulu! Gausah ngebantah, gakasian kamu sama bunda?! Dia khawatir sama kamu!" omel Soora menarik perlahan wajah Hyunjin untuk mendekat.

Soora bahkan bisa merasa deruan nafas teratur Hyunjin. Jantungnya jadi berdetak tidak karuan dibuatnya. Mata indah milik Hyunjin juga tampak jelas dimatanya.

"Jin, aku sayang kamu"

.
.
.
.
.

Kalo peminatnya dikit mending unpub aja ya:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo peminatnya dikit mending unpub aja ya:(

[✔️] HomesickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang