MBA • 21

7.9K 249 8
                                    

Jgn lupa Voment:*
Jadilah pembaca yang baik dan bijak:))

******

Hari terus berganti. sudah terhitung waktu, hari ini adalah hari penentu kelulusan di semua sekolah.

Tepatnya dua minggu setelah ujian nasional dan USBN berlangsung.

hari yang paling di tunggu dan di nantikan oleh semua siswa di sekolah manapun.

dimana masa-masa indah akan menjadi kenangan, dan masa-masa pahit akan menjadi pelajaran.

dan dimasa inilah semuanya akan dimulai. Awal dari segalanya akan di mulai.

Warna-warna telah menghiasi baju-baju osis yang di pakai oleh para siswa dan siswi di sekolah itu. Dengan penuh rasa gembira dan tawa yang selalu keluar dari setiap mulut orang-orang disana.

Briyan.

Laki-laki itu dengan senyum dan tawa yang tak pernah luntur dari bibirnya, membuat para wanita di sana menatap kagum dan terpesona akan pemandangan langka yang baru pernah mereka lihat.

Briyan, laki-laki itu dari pagi tadi hingga sekarang tidak pernah melunturkan senyumannya.

Tidak. Tidak, laki-laki tampan itu tidak gila. Hanya saja ada sesuatu yang membuatnya menjadi sebahagia itu.

"Woy!" Teriak seorang laki-laki pada sahabatnya.

"Apaan?" Jawab laki-laki yang sebagai sahabatnya itu.

Laki-laki itu yang tak lain adalah Danu menunjukan deretan giginya,"Woahhhh! Gue suka banget sama lo yang sekarang. Gila Bri, lo lagi ga kesambet apa-apa kan? Gue kira itu bukan lo gue kira kembaran lo," kata Danu kepada Briyan dengan kikikan di setiap ucapannya.

Briyan menghela nafasnya pelan,"Gue gini salah gitu salah. Emang bener ya, orang ganteng serba salah melulu"

"pede banget anjir, Serah lo deh"

"Ke sekolah princes Tiara, kuy kuy kuy," lanjut Danu.

"Sekolah Naza?"

"Iya lah, kanTtiara sahabatan sama Naza"

Briyan semakin melebarkan senyumnya "ayok!"

Sambil menarik lengan Danu sedikit cepat ke arah parkiran sekolah.

"Kak Briyan!" Teriak seorang wanita kepada Briyan.

Briyan yang sedang menarik lengan Danu pun berhenti mendadak. Danu yang belum siap dengan langkah berhenti dadakan Briyan pun menabrak punggung tegap sahabatnya itu.

"Buju buset Woy! Kalo berhenti liat-liat dong, jidat ganteng gue nih kasian. Duh benjol dah ni", kata Danu sambil mengelus-elus jidatnya Alay.

"Lebay lo!" Briyan menatap wanita yang tadi memanggilnya, "manggil gue?"

Wanita yang sudah mendekat pun mengangguk gugup. "I-i-iyaa kak"

"Ada apa?"

"Em, anu anu itu kak." Wanita itu terus menunduk dan berkata dengan gugup.

"Anu anu, anu apaan sih! Anu gue kenapa?" ini Danu yang menjawab bukan Briyan ya.

"Mulut lo! Di jaga dong depan cewe anjir" lalu Briyan kembali menatap wanita itu.

"Nama siapa? Dari kelas mana? Ada perlu apa ya?" Tanya Briyan dengan beruntun dan tak lupa senyum yang menghiasi wajah tampannya itu yang tidak luntur.

Wanita itu berdehem untuk menghilangkan gugupnya, "Intan kak, dari kelas XI MIPA 1, emm anu kak. Ini dari temen aku katanya hadiah buat kaka"

"Hah? Hadiah apaan? Gue lagi ngga ulang tahun tuh"

"Ini anu itu kak, katanya hadiah soalnya kaka udah senyum seharian. Dan udah buat temen aku seneng terus juga buat hadiah kelulusan kaka," kata Intan dengan perasaan yang masih gugup. "Jadi ini kak hadiahnya di terima".

"Ooh. Oke, thanks ya buat temen kamu" w
Walaupun bingung Briyan tetap menerima hadiah itu.

"Kalo lo cuma senyum seharian aja udah dapet hadiah gitu. Gue saranin lo senyum aja tiap hari, gue yakin deh meja, laci, sama loker lo penuh hadiah"

"Tapi kan udah ngga mungkin, lagi juga kita udah lulus coyyy!"

Setelah kepergian Intan tadi. Briyan kembali menyeret Danu setelah berbincang sebentar tadi ke arah parkiran sekolah. Sesampinya di sana Briyan masuk ke mobil di susul Danu.

Briyan memandang Danu dan bertanya, "Lo ga bawa mobil kan?"

"Kagak"

Mobil pun melaju menuju sekolah Naza dan Tiara.

***

"Wahh! Selamat sistah! Akhirnya kita lulus. Tinggal nunggu pengumuman nilai sama perpisahan nih, duh gue deg-degan takut apa yang gue mau ga kecapai" kata Tiara dengan lesu.

"Hush! Ga boleh ngomong gitu ah, kalo kata orang sunda mah pamali tau," kata Naza meyakinkan Tiara.

"Iya deh sorry-sorry"

Ketika kedua wanita itu asik dengan dunianya, Farel datang menghampiri keduanya dengan sesuatu yang di sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Hai," Sapa Farel pada Tiara dan Naza

"Oh Farel, hai jug,a" Balas sapa Tiara.

Sedangkan Naza hanya senyum dan mengganggukan kepalanya saja.

"Ini buat lo."Ffarel memberikan hadiah pada Tiara yang di terima Tiara dengan senang."Dan ini, buat lo, Za!" Farel kembali memberikan hadiah untuk Naza dengan ukuran yang lebih besar dari punya Tiara.

"Makasih"

Setelah mengucapkan kalimat itu mereka dilanda diam. Tiara yang canggung dengan posisi seperti itu pun segera mengajak kedua orang itu untuk segera pergi ke suatu tempat, untuk memperingati hari kelulusan mereka.

Sebelum mereka sampai di parkiran, sebuah mobil menghadang langkah mereka.

"Eh eh eh apaan nih, main ngalang-ngalangin jalan aja. Berasa jalan milik sendiri kali ya!" Omel Tiara pada si pengemudi mobil itu.

Pengemudi itu turun dari mobilnya di susul oleh teman di sebelahnya.

"Ya ampun sayang! Lo apa-apaan sih main ngomel-ngomel aja, ini gue kok Danu lo yang tersayang. Muach," kata Danu sambil memonyong-monyongkan bibirnya seolah sedang mencium sesuatu tak lupa dengan senyum cengar-cengir di wajahnya.

Tiara bergidik ngeri,"Siapa nih? Bukan temen gue mah dia"

"Yaudah deh capcuss girl and boy kita lanjutkan perjalanan kita yang terhenti karena kehadiran dua curut ini."

"Lo pada mau kemana," kali ini Briyan yang mengeluarkan suaranya.

"KEPO!" Jawab mereka serentak.

"Yeh! Di tanya bener-bener juga. Edan lo semua!" Briyan menggelang-gelengkan kepalanya heran.

"Lo tuh, crewet banget sih jadi cowo! Biasanya juga diem kek es batu di kutub," timpal Tiara tak mau mengalah.

Naza yang sudah pusing dengan perdebatan keduanya pun akhirnya memilih angkat bicara.

"BRISIK!" Teriak Naza dan otomatis perdebatan kecil itu terhenti.

"Gitu kek dari tadi. Gue udah puyeng liat kalian berantem" lalu Naza menoleh dan menghadap ke arah Briyan dan Danu. "Dan lo! Lo! Kalo mau ikut. Ikutin kita dari belakang, gausah berisik!"

"Cabut," lanjut Naza lagi.

Akhirnya mobil yang di kendarai Farel yang dimana ada Tiara dan Naza juga, mengawali perjalanan mereka. Di ikuti dari belakang mobil Briyan, yang berisi Briyan dan Danu.

Dan tujuan mereka adalah kedai es cream. Bukan, bukan. Ini bukan tujuan mereka tetapi lebih tepatnya tujuan Naza dan Briyan. Yang entah mengapa sangat amat menginginkan es cream hari itu.

***

To be continue..

<<Next to part 22>>
-Ara.

Marriage By Accident[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang