MBA • 14

8K 253 6
                                    

Jgn lupa Voment:*
Jadilah pembaca yang baik dan bijak:))

*

**

"Hati - Hati, Segalanya di mulai dari perhatian kecil yang tak kalian sadari
-Ara"

"Za, Lo tuh sebenernya lagi kenapa sih za?" Tanya Tiara saat jam mendekati bel masuk sekolah.

Melihat air muka sahabatnya yang pucat akhir - akhir ini, tak urung membuat Tiara gelisah. Pasalnya Naza jarang sekali sakit.

Kalaupun dia sakit pasti dia udah bolos sekolah dan engga berangkat. Beda dengan yang sekarang.

Naza senyum," Gue gapapa kok, cuma rada pusing dikit aja" jelas Naza.

Akhir - akhir ini memang Naza mengalami sindrom mutah - mutah pagi hari dan pusing. Naza engga bodoh, jadi dia langsung pergi ke apotik saat itu juga buat beli testpack.

Butuh perjuangan bagi seorang Naza beli testpack, karena di usianya yang terbilang masih sangat muda menjadikan dia harus punya alasan untuk membeli testpack itu.

Saat di test. Hasilnya negatif kok itu yang buat Naza bersyukur sangat - sangat. Karena di dalam rahimnya tidak ada bayi lebih tepatnya belum ada.

"Seriusan Lo sakit? Mau ke UKS ngga atau mau gue ijin'in ke guru?" Tawar Tiara lagi yang melihat sahabatnya lemes banget.

"Engga usah, Ra. Gue masih kuat kok."

Bel pelajaran berbunyi, pelajaran matematika wajib mengawali jam pertama pagi ini. Membuat kepala Naza semakin tidak karuan rasanya.

Apalagi di tambah dengan materi tambahan karena ujian nasional sudah sangat dekat, menjadikan guru-guru was-was takut anak muridnya ada yang tidak lulus.

Naza yang sedang fokus mengerjakan soal matematika wajib yang di berikan oleh pak Tito guru matematikanya, menjadi tidak fokus karena handphone yang terus bergetar. Beruntung pak Tito sedang keluar.

Naza mengeluarkan ponselnya yang ada di laci meja dan melihat ada notifikasi line masuk dari pria 'itu'.

Line

AgathaBriyan
Lo balik jamber?

AgathaBriyan
p

AgathaBriyan
Gue mau jemput Lo kalau Lo lupa.

Deg

AnantaNaza
Gue bilang gue ngga mau ke RS.

AgathaBriyan
Dan gue bilang kemaren, kalo gue ga butuh penolakan.

AnantaNaza
Sera loh!

AgathaBriyan
Lo balik jamberapa?! Biar gue jemput .

AnantaNaza
Ngga Usah, ketemu di RS aja
Gue bawa mobil.

AnantaNaza
Jam 02:15 gue otw.

Briyan
oke.

Entahlah perasaan apa yang Naza rasakan. Dia senang karena mungkin cita - citanya bakal terwujud tanpa gangguan bayi ini .

Tapi Naza juga sedih, sedih karena hukum karma pasti ada .

Dan kalau Naza bunuh anaknya yang entah sudah tumbuh kembang ataupun belum, Naza saja tidak tau. Pasti nanti anaknya akan membalas kelakuan orang tuanya saat kedua orang tuanya tiada .

Bimbang .

Naza sangat bimbang ingin mengambil langkah yang mana.

"Naza heh"

"Naza! Naza oh Naza "

"Kampang. Jangan ngelamun gue takut Lo kerasukan. apalagi kita duduk di belakang pojok".

Naza yang mendengar suara Tiara langsung tersadar dari lamunannya.

Dengan tampang bloon nya Naza tanya ke Tiara, "Apa Ra?"

Dengusan sebal keluar dari mulut Tiara " Apa Apa. Noh kutil badak lagi bengong mikirin doi"

"Dih gitu aje ngambek Lo"

"Ya abis Lo ngeselin"

"Apa? Ngangenin? Astaga Ra kita belum mau pisah kok ujian masih 2 hari lagi jadi sabar ya "

"Serah. Lo idiot!"

Tawa keluar dari mulut cantik Naza. Setidaknya dia masih punya sahabatnya sebelum sahabatnya pergi karna Cita-cita yang harus dia jalani .

"Jangan ngambek-ngambek Ra, kita cuma tinggal punya waktu 2 Minggu 2 hari loh buat bareng-bareng, itupun yang satu minggu buat ujian yakan. Jadi sisanya 1Minggu 2 hari"

"Aaa, Naza jangan gitu dong gue kan jadi sedih tau," Tiara mempautkan bibirnya Lucu.

"Udah ah, lanjut ngerjain sebelum pak Tito marah. "

Mereka berdua melanjutkan tugas matematikanya lagi, lebih tepatnya sih cuma Naza yang ngerjain. Tiara tinggal terima beres.

***

"Dan Lo yakin ga inget muka pelayan yang ngasih gue minuman sebelum gue ke kamar mandi dan ilang dari pesta?" Tanya Briyan pada Danu .

Danu mendengus. "Berapa kali sih gue bilang Bri gue ga tau astaga".

"Toh juga kan gue lagi di bagian tengah pesta kalo lo lupa," lanjut Danu.

"Ya kan kali aja Lo tau."

"Kagak."

Penelusuran tentang seseorang yang menaruh serbuk ke dalam minuman yang Briyan minum itu masih di cari sampai sekarang.

Dendam?

Tidak, Briyan tidak dendam hanya saja ingin memberi pelajaran pada seseorang yang telah memberikan serbuk itu pada minumannya dan berakibat fatal pada dirinya dan tentunya orang lain yang terkena kebejatan Briyan.

Bahkan saat Naza pergi dari kamar hotel itu, dia ngeliat ada noda darah di sprai putihnya.

Briyan yang udah mengambil keperawanan seorang Naza.

Katakan Briyan bejat. Karena tidak mau bertanggung jawab dengan tindakannya ini.

***
To be continue..

<<Next to part 15>>
-Ara

Marriage By Accident[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang