MBA • 13

8.2K 254 2
                                    

Jgn lupa Voment:*
Jadilah oembaca yang baik dan bijak:))

***

Bel pulang sekolah udah bunyi sekitar 10 menit yang lalu. Tapi kedua cewe itu ngga ada niat untuk beranjak se sentipun dari bangku kantin.

"Btw Naz, Kapan kita balik? Gue udah engep nih lama-lama di sini," Ujar Tiara sambil meminum minumannya yang tinggal tersisa sedikit.

Naza mendongakan kepalanya menghadap ke arah Tiara yang duduk di depannya "kalo lo mau balik, ya balik duluan aja. Ngga papa kok"

"Ya jangan gitu dong Za, lo lagi ga ada masalah kan za?" tanya Tiara pelan agar Naza tidak tersinggung.

Soalnya dari pagi tadi sifat dan kelakuan Naza benar-benar berubah.

Naza diam.

"Pulang aja gue masih mau disini." Akhirnya kalimat itu yang keluar dari bibir Naza.

"Yakin? Yaudah gue balik duluan ya Za. Da'ah Naza. Hati-hati key, jangan pulang terlalu sore," Tiara memperingati Naza. Kalau tidak bisa-bisa Naza berada di sekolah sampai Sore.

Naza mengangguk."iya"

Setelah kepergian Tiara ,kini Naza sendiri di kantin. Memang sih ada beberapa anak yang mungkin emang lagi nunggu jemputan atau sekedar nongkrong.

Tapi yang emang dasarnya Naza cuma deket sama Tiara doang alhasil sekarang Naza cuma duduk sendiri sambil nikmatin minumannya yang tinggal setengah gelas.

Ehem

Ehem

Naza mendongakan kepalanya.

Dan.

'Shit! Kenapa dari sekian banyaknya laki-laki di dunia ini harus dia sih yang ada disini.'

Naza beranjak dari tempat duduknya bermaksud untuk pergi dari kantin karena dia enek liat muka laki-laki itu.

Ya siapa lagi kalo bukan laki-laki yang sudah merusak masa depannya. Laki-laki brengsek.

Sempat bingung sih karena ini kan bukan sekolahnya dia tapi dia ada disini, dan tanpa perlu bertanya Naza sudah dapat jawabannya dari baju basket yang dia pake.

Tapi, sebelum naza beranjak dari tempat duduknya tangannya di tahan sama dia bahkan naza jijik menyebut nama pria itu.

"Gue mau ngomong sama lo," Kata Briyan to the point.

"Ngomong aja." Naza kembali duduk dan tetap tenang. Seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

Briyan duduk di hadapan Naza, tapat saat Tiara duduk tadi."Gue mau ajak lo ke rumah sakit," kata Briyan memulai pembicaraan.

Dahi Naza berkerut,"Maksudnya?"

"Oh ayolah jangan berfikir bodoh, please! Lo pasti tau maksud ucapan gue"

"Kalo lo mau bahas masalah itu mending lo balik aja deh gue males," tolak Naza ketika dia sadar arah pembicaraan pria itu .

"Gue masih mau ngelanjutin pendidikan gue! Gue ga mau lo hamil anak gue. Jadi, gue mohon lo ikut gue ke rumah sakit biar ntar gue suruh dokter buat suntik lo kek atau apa biar lo ga hamil anak gue" jelas briyan santai dan dengan tampang tanpa dosanya.

"Dan gue mau ngasih lo pil KB pun telat ini udah jangka waktu berapa hari" lanjut Briyan.

Naza menggeram marah."Maksud lo apa?! Disini bukan cuma lo yang pingin ngelanjutin pendidikan ya! Gue pun sama, tapi dengan bodohnya lo ngerusak masa depan gue dan seenak jidat lo nyuruh gue buat ngelakuin itu?!" Bentak Naza pada Briyan.

"Gue ngga terima penolakan!" Briyan bangkit dari duduknya tapi sebelum bangkit dia kembali berujar yang membuat Naza membeku " besok gue jemput pulang sekolah, kita ke rumah sakit"

" besok gue jemput pulang sekolah , kita ke rumah sakit"

Naza masih memikirkan ucapan Briyan barusan.

"Argh,Shit!Shit!Shit! Kenapa lo harus muncul lagi! Gue pun bisa besarin dia sendiri kalaupun dia tumbuh di rahim gue..."

".. Tapi apa mungkin bisa bahkan kita ngelakuin itu cuma sekali, tapi kalaupun dia tumbuh gue ngga bisa nerusin pendidikan gue. dan gue harus bilang apa ke bokap dia pasti malu punya anak kaya gue..."

Naza terus merenungkan segalanya, dia bingung ,marah, sedih , kecewa , malu. Tapi apa boleh buat semua udah kejadian dan ngga bisa di ulang lagi.

Naza beranjak dari duduknya dan berjalan gontai menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Naza memasuki mobilnya Dan menjalankannya ke arah rumah

***

Setelah latihan basket tadi bareng anak SMA 5 Bangsa, Briyan jalan ke arah kantin. Niatnya mau beli minum.

Sebenarnya cuma main basket biasa aja. Karena kan Briyan udah kelas 12 dan udah engga menjabat sebagai kapten basket lagi.

Temen-temen Briyan yang lain udah pada balik duluan.

Pas briyan mau ke arah minuman, dia ngeliat cewe duduk sendiri di kantin. Briyan ngga bodoh dia paham siapa cewe itu bahkan sangat paham.

Wanita yang telah dia rusak masa depannya.

Briyan jalan ke arah Naza. Saat sudah berada di sisi Naza briyan berdehem dua kali membuat Naza mendongak menatap Briyan .

Entahlah tatapan apa yang Naza berikan, antara tatapan benci, marah, kecewa. Bercampur menjadi satu .

Briyan yang menyadari pergerakan dari Naza yang akan beranjak dari duduknya langsung mencekal pergelangan tanganya.

"Gue mau ngomong sama lo," Entahlah ini tindakan Briyan baik atau engga buat Briyan dan Naza .

Naza yang udah duduk balik ke tempat duduknya menjawab "Ngomong aja" dengan tampang dinginnya.

Briyan jadi ragu buat ngomong ini.

"Gue mau ajak lo ke rumah sakit"

Dahi Naza berkerut "Maksudnya"

"Oh ayolah jangan berfikir bodoh, please! Lo pasti tau maksud ucapan gue"

Oh shit! Kenapa sifat gue muncul di saat yang ga tepat gini sih!

"Kalo lo mau bahas masalah itu mending lo balik aja deh gue males," tolak Naza mentah-mentah.

Briyan memandang Naza tajam."Gue masih mau nglanjutin pendidikan gue! Gue ga mau lo hamil anak gue. Jadi, gue mohon lo ikut gue ke rumah sakit biar ntar gue suruh dokter gue suntik lo kek atau apa biar lo ga hamil anak gue"

Oh sial! Kenapa harus kalimat ini yang keluar dari mulut gue. Gue yakin dia pun tersinggung sama ucapan gue. Gumam Briyan merutuki ucapannya.

"Maksud lo apa?! Disini bukan cuma lo yang pingin ngelanjutin pendidikan ya! Gue pun sama , tapi dengan bodohnya lo ngerusak masa depan gue dan seenak jidat lo nyuruh gue buat ngelakuin itu?!" Bentak Naza pada Briyan.

"Gue ga terima penolakan!" Setelah mengucapkan itu Briyan bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah parkiran mobil.

Di dalam mobil Briyan merutuki ucapannya yang lagi-lagi sifat bodohnya muncul di saat yang tidak tepat.

Briyan melajukan mobilnya ke arah perumahan rumahnya berada.

***
T

o be continue..

<<Next to part 14>>
-Ara

Marriage By Accident[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang