02.Killed story

24 6 0
                                    

Jangan lupa vote sama comment. Memikirkan sebwah story itu sulit.

Saya lebih menghargai kalian yang comment ketimbang baca biasa:)

Selamat membaca.

---

00.00kst

Mataku rasanya sangat ingin menutup. Tidak tidak.

Aku tidak boleh tidur. Tidak boleh. Setialah menunggu notife dari ka kyungsoo seunra.

Line!

Mataku langsung menjadi 100 watt kali ini. Segera ku lihat namanya.

Kyungsoo.

Baiklah rasanya aku ingin melompat sangat tinggi. Biarkan hatiku saja yang melompat sampai langit ke 7. Oke kalian boleh sebut aku bucin level akut.

Line

Ka kyung^^
|Ini seunra?
|Maaf ya baru ingat..

Baiklah. Namanya langsung ku ubah. Terus.. Tidak apa sebenarnya telat juga.

Iya ka|
Hehe iya gapapa.. Seunra juga masih|
 bangun 
Read


Ka kyung^^
|Kamu bisa bantu saya?


Dengan senang hati|
Delete.


Bantu apa?|
Read


Ka kyung^^
|Ada hubungannya sama masalah
 Sekolah.

Tunggu. Jangan bilang masalah pembunuhan. Baiklah.. Aku akan ceritakan.

---

07.00kst

Seunra masih ingat betul dengan kejadian itu. Itu terjadi saat dia baru 3 hari menjadi siswi SMA.

Pada pagi hari semua perempuan berteriak dari kamar mandi dan berlari keluar dengan sengat cepat dengan muka ketakutan.

Kebetulan seunra dan yerin sangat ingin buang air kecil, mereka tidak peduli. Asal mereka lega yasudah.

"Apaan si lari lari.. Kek ngeliat monster aja." kata yerin dingin. Tak peduli akhirnya mereka tetap pergi ke kamar mandi.

Semua mata melihat mereka berdua yang seolah tidak peduli dengan kejadian di dalam.

Saat seunra membuka pintu kamar mandi bilik 3. Dia langsung berteriak. Bagaimana tidak. Ada seorang perempuan dengan tangan diikat dan leher yang hampir terputus. Baju penuh darah dan muka yang sangat pucat.

Segera dia menarik yerin kembali dan berlari keluar. Dan ini membuat yerin phobia kamar mandi sekolah begitu juga dengan seunra.

Yerin hanya menutup mulutnya sembari berlari keluar. Menahan air mata. Begitu juga dengan seunra yang tak habis pikir.

Yerin sangat mual jika melihat leher yang hampir terputus seperti di film-film.
.
.
.
Terdengar jelas suara deru nafas yang kuat dari seunra dibangku taman sekolah yang cukup tenang.

Mengambil nafas dalam dalam dan tetap menahan air matanya.

Tak lama Jungkook berlari kencang ke arah seunra dan segera berlutut didepan Seunra.

"Seunra gapapa? Adik kaka baik baik aja? Tarik nafas pelan pelan" katanya sambil mengelus tengkuk kepala seunra.

Jungkook tau betul bahwa adiknya sangat trauma dengan kejadian masa kecilnya. Pembunuhan kedua orang tuanya.

"Ka.. Seunra takut.." Jungkook langsung memeluk seunra hangat.

"Gapapa.. Ada kaka disini.. Gausah takut ya adik kaka yang lucu.." segera seunra menarik nafas dalam dalam. Memejamkan mata sebentar lalu membukanya perlahan.

"Kamu gapapa?" tanya sehun ke Yerin yang sedari tadi menundukan kepalanya.

Segera sehun memegang tangan yerin. "Udah udah.. Lupain ya.. Anggap aja tadi lagi main game virtual oke" Yerin hanya mengangguk pelan.

Segera jungkook berdiri dengan kasar. "Halah bangsat. Siapa si yang ngelakuin pembunuhan lagi?!  Ini udah 3 kali. Rata rata cewe semua!"

"Curiga sama Taeyong ga si lu? Soalnya gini. Rata rata yang korban yang dibunuh itu mantan gebetan si taeyong semua" kata Sehun dengan muka serius.

"Bangsat." segera Jungkook berlari. Kemana lagi jika bukan ke kelas Taeyong. Segera Seunra dan yeeun serta sehun mengikuti Jungkook yang sedang panas dengan emosi.

"Lu dalang semua ini kan!" kata jungkook menarik kerah Taeyong yang sedang santai membaca buku.

"Oh kasus pembunuhan?" kata Taeyong dengan muka tanpa beban.

"OH JADI LU YANG BUNUH?!" kini Sehun yang angkat bicara.

"Bunuh? Maaf gua ga sebejat itu. Bukti lu ga ada! Bisa aja gua laporin lu atas pencemaran nama baik sat." kata Taeyong yang langsung melepas tangan Jungkook dari kerahnya dan berlalu pergi ke dalam kelas.

Saat Taeyong sudah masuk kedalam kelas. Jungkook langsung menendang dinding didepan kelas taeyong dengan keras. Spontan hal ini menjadi sorotan orang orang yang lewat.

Dan sekarang, kamar mandi itu tidak ada yang berani menempati.

---

Vote comment woy!

3 Years With A MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang