Sembilan

821 118 14
                                    

Jangan lupa vote dan putar video yang diatas ya teman-teman.

- - -🍁🍁🍁- - -

Restauran

*Kring-kring *suara dering telpon vania berhasil membuat vania dan baim berhenti menyantap makanannya.

"Ia kak, ini aku lagi makan. Kakak mau nyusul ke sini? Oiya aku ada di tempat biasa ya kak. Oke, see you.", ucap vania di akhir telponnya.

Baim terus menatap wajah gadis di depannya. Ia melihat raut kebahagian di wajah gadis itu ketika menerima telpon. Ia mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

"Siapa yang nelpon vania?," tanya baim ke vania

"Pacar aku kak, jawab vania dengan sumringah. Terlihat raut kesedihan di wajah baim.

"Jadi kamu udah punya pacar ni?", Goda baim ke vania. Baim mencoba untuk mencairkan suasana.

"Ia kak, aku udah punya pacar.
Kakak telat sih ketemu aku. Kalo enggak kan, heheh. Enggak deng," jawab vania dengan recehnya.

"Bisa aja kamu", ucap ibrahim sambil tertawa. Ternyata kamu masih sama vania, tidak ada yang berubah. Kamu masih vania ku" lirih baim dalam hati

Vania pun menceritakan kisah cintanya ke baim dengan penuh semangat. Ia mulai bercerita bagaimana pertemuan pertamanya dengan sang kekasih, bagaimana ia sangat mengagumi ke kasihnya, ia mengatakan bahwa ia sangat mencintai kekasihnya. Sungguh baim sangat bahagia mendengarnya, ia bahagia karena tokoh utama pria yang di cintainya gadisnya adalah dia, tapi ia juga sedih karena gadis di depannya belum bisa mengingatnya dan menggap orang lain sebagai kekasihnya. Bulir air mata pun sudah memenuhi pelupuk matanya, tinggal menunggu jatuhnya saja. Tapi ia tahan, tidak mungkin ia menangis di depan vania. Ia harus berpura pura baru mengenal sosok vania. Jika saja vania tidak hilang ingatan, mungkin sekarang baim langsung mendekap nya. Sungguh ia merindukan gadis di depannya.

"Vania", terdengar suara maskulin memanggil nama vania. Pria itu tersenyum manis menghampiri vania.

Vania tersenyum bahagia mengahampiri pria itu. Ia gandeng pria itu dan berjalan ke arah ibrahim adam.

"Ini kak pacar aku yang tadi aku ceritain,"ucap vania memperkenalkan husein sebagai ke kasihnya ke ibrahim adam (baim).

Pria itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis. Sungguh berat bagi baim untuk membalas uluran tangan pria itu.

"Hai bro, aku husein ibrahim pacar vania."terang pria itu.
Ucapan pria itu berhasil memecahkan lamunan baim.

"Oh iya, aku ibrahim adam."Panggil aja baim", jawab baim sambil membalas uluran tangan pria itu

"Bro, vanianya aku bawak dulu ya. Gak apa-apakan ini ditinggal sendiri? Soalnya ini buru-buru mau nonton, tadi udah janji sama mama dan kakak bakalan nonton bareng vania juga. Si kakak heboh nelponin mulu ni bro nanyain vania. Kita jalan dulu ya bro.

"Thanks udah nemenin vania", ucap vania dan husein barengan sambil berjalan keluar restoran sambil berpegangan tangan meninggalkan baim sendirian di restauran.

Baim terdiam di tempatnya, ia sempat tertegun melihat vania pergi dengan pria lain. Ingin rasanya ia marah saat melihat gadisnya berjalan bergandengan dengan pria lain di hadapannya, tapi ia tidak bisa apa-apa. Ia tidak mungkin menyalahkan vania dan pria yang bersamanya, karena ini bukan sepenuhnya kesalahannya mereka tetapi ada turut andil semesta yang merestuinya.

Permainan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang