Tiga Belas

1K 81 11
                                    

Putar video diatas, like, vote dan komen.

- - - 🍒🍒🍒 - - -

Setelah menempuh macetnya jalanan ibu kota akhirnya mobil pak andriawan sampai di tujuan tempat dimana vania dirawat. Mereka berjalan bersama menuju ruangan vania. Sampai di depan ruangan, baim merasa dia gak berhak masuk kedalam ruangan. Pasti ada husein yang menemani vania.

"Tante bukannya aku gak mau masuk kedalam, tapi aku takut kalau kehadiran aku bakal merusak suasana tante. Aku diluar aja tante liat vania, aku juga gak mau vania bingung dengan keberadaan aku didalam. Apalagi tante udah lama gak ketemu vania, pasti banyak hal yang ingin tante bicarakan dengan vania", ucap baim ke maya.

Kamu yakin kamu gak mau masuk ke dalam? Tanya maya sekali lagi. Iya tante, aku diluar aja liat vania. Skalian nungguin kabar vania dari tante.

Ya udah om tante masuk duluan ya, ucap maya sambil menepuk pundak baim.

Ceklekkk.. bunyi suara pintu kebuka. Mas, mbak? Akhirnya datang juga. Masih ingat vania mas, aku kira kamu bakal lupa. Sindir om vania.

Hentikan, ini rumah sakit, jangan bertingkah kenak-kenakan. Ucap papa vania ke om vania. Aku tau aku salah, aku minta maaf karena aku lalai sebagai orang tua.

Udah-udah ini apa sih pada berantem, malu di liatin orang ucap mama maya menengahi.

Ini mbak mas andri, kesal aku liatnya. Udah ah aku mau ke kantin dulu beli makanan untuk si baim. Kasihan dia belum makan karena jagain vania. Ucap om vania sambil meninggalkan orang tua vania di depan pintu.

Ya udah yuk kita masuk mas.

Ceklekkk.. maya dan andriawan masuk ke rumah. Tampak vania masih terbaring di tempat tidur,  wajahnya bertambah tirus dan lingkaran matanya menghitam seperti mata panda. Beberapa hari ini vania kurang istirahat seperti orang yang lagi punya banyak beban pikiran.

Nak, bagaimana keadaan vania? Tanya maya ke husein.

Seperti tante lihat, akhir-akhir ini vania sering mimpi buruk. Jadi dia kurang istirahat, ingatan dimasa lalunya perlahan lahan mulai menghantuinya. Kadang ia merasa ketakutan sendiri, takut akan kejadian kecelakaan itu tante.

Oiya kalau boleh tau tante dan om siapanya vania ya? Tanya baim polos

Kami berdua adalah orang tua vania.

Maaf saya belum memperkenalkan diri dengan baik, saya husein ibrahim om, pacar vania. Terang husein ke maya dan andriawan.

Saya andrian papa vania dan ini istri saya maya.

Kak baim, jangan tinggalin vania, tunggu vania kak, ucap vania yang lagi mengigau.

Hei, ini aku disini. Aku gak pergi kemana-mana, kata husein sambil menggenggam tangan vania.

Perlahan-lahan vania mulai membuka matanya, ia melihat baim yang duduk disampingnya sambil menggenggam tangannya.

Ini aku lagi dimana kak?

Ini lagi dirumah sakit, tadi kamu pingsan. Lagian akhir-akhir ini kamu jarang makan, terus kata dokter magh kamu kambuh makanya kamu pingsan. Lain kali jangan gak makan lagi ya, udah kurus tambah kurus entar.

Iya deh iya. Maaf ya kak jadi ngerepotin kakak, ucap vania sambil tersenyum hangat.

Ehem ehem.. maya berusaha mencoba memecah suasana.

hallo sayang apa kabar? Gimana keadaan kamu sayang?

Maaf om dan tante siapa ya? Om dan tante temannya om aku ya? Kebetulan om aku lagi gak ada disini mungkin bentar lagi datang ke sini. Om dan tante silahkan tunggu disini aja.

Duarrrre...... hancur sudah semuanya. Harapan andriawan dan maya ketika mereka menjenguk vania, mereka berharap bakal ada pelukan hangat yang di terima dari anaknya. Tapi ini diluar dugaan bahkan vania tidak mengenalinya.

Vania, mereka adalah...  husein berusaha untuk menjelaskan ke  vania.

"bukan siapa-siapa", ucap andriawan. Andriawan berusaha untuk bersikap bahwa mereka belum mengenal vania. Ia menyadari bahwa vania tidak bisa mengenali dia dan maya. Semakin ia memaksa vania mengingatnya, maka akan memperburuk keadaan mental vania.

Sungguh batin maya sangat tersiksa. Dadanya terasa sesak, air mata sudah memenuhi matanya tinggal menunggu menetesnya saja. Maaf tante permisi dulu. Kata maya sambil berjalan keluar menuju taman. Mencoba untuk mengeluarkan semua beban yang ia miliki. 

Tanpa vania dan husein sadari dari tadi ada sepasang mata yang mengamati mereka dari luar, seseorang yang hancur hatinya saat melihat keadaan vania terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Seseorang yang merasa terpanggil saat kekasihnya memanggil namanya, tapi ia tidak menghampirinya.

"Kenapa kisah cinta ini begitu sulit?, kenapa ada penghalang yang begitu besar dan sulit untuk dilalui", gumam baim dalam hati.

Baim yang melihat maya dalam keadaan menangis hanya bisa memberikan ruang untuk maya sendiri. Baim menyadari bahwa ia tidak berhak melangkah jauh untuk mendekati orang tua vania.

Vania, aku kira hanya aku saja yang terlupa oleh mu. Tapi ternyata kamu juga tidak menyadari keberadaan orang tuamu. Bahkan mereka yang selalu kamu rindukan ada di depan mata saat ini, ingin rasanya aku langsung katakan. Vania, mereka ada disini, mereka yang selalu kamu nanti. Mereka yang selalu ada dalam setiap cerita kamu, mereka yang selalu menjadi kebanggan kamu vania. Aku bingung vania, apa yang harus aku lakukan?

* * *
Di Taman Rumah Sakit

Huhuuuu... hikssss hiksss... ya tuhan bagaimana ini? Bahkan anak ku pun tidak mengenali kami. Apa yang harus aku perbuat. Apakah ini hukuman untuk kami karena telah lalai dengan vania. Sungguh ia sangat menyesali apa yang telah ia lakukan selama ini.

Maya menangis di bangku taman, menangis dalam diam. Seseorang yang tampak mengenal nya pun mencoba menghampirinya

Mbak maya, mbak kenapa menangis mbak? Pria itu mencoba mencari tahu.

Vania, vania tidak mengenali mbak dan mas mu. Jawab maya pada om vania

Duarrrrr... seperti disambar geledek. Sungguh tidak bisa dipercaya. Gimana bisa mbak?

Tadi kami sudah jenguk vania, dan sepertinya vania tidak bisa mengenali kami. Bahkan ia mengganggap kami adalah teman kamu.

Lalu apa tanggapan mas andri mbak?

Waktu vania nanya kami siapa? Mas mu jawab kalau kami bukan siapa-siapa.

Apa-apaan mas andri, bagaimana bisa ia bertingkah seperti itu? Ucap om vania geram

Kamu akan tahu alasannya ketika kamu berada di posisi mas mu.

Kami gak akan melakukan apapun yang akan memperburuk keadaan vania, kami hanya berharap dengan seperti ini tidak memberatkan pikirannya dan mempermudah ia mengingat semuanya tanpa membuat ia merasa sakit.

Vania sekarang mama benar-benar mengerti apa yang dirasakan baim pacar kamu vania. Sungguh berat apa yang ia hadapi, orang yang ia cintai tidak dapat mengenalinya. Vania, baim tidak sendiri lagi ada papa dan mama disisi nya vania. Dia tidak akan kesepian lagi, kami akan menjaga nya. Mama mohon agar kamu cepat sembuh dan bisa mengingat kami lagi, harap maya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Permainan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang