Sadar diri itu penting

51 17 0
                                    

Kini Aish sudah mulai move on,ia mencoba mengendalikan hatinya dari laki-laki itu.Ia mencoba untuk tegar dari semua masalah yang ada karena menangis tidak akan menyelesaikan masalahnya.

"Lagian Aish juga nyadar bahwa orang dari kalangan bawah ngak akan bisa dapetin orang dari kalangan atas"batin Aish berkata.Hari ini ia akan berusaha untuk tidak menangis.

"Kakak kok disini sih,ayo kekamar aja kak" ucap Aish dengan senyum hangat yang sudah jarang sahabatnya lihat.

"Loh sayangku sembuh" jawab Hida dengan nada menggoda.

"Ih kak Hida nih"jawaban kaku dari Aisyah.

"Oke ayo kita kedalem aja,mana kak Fatimah?"

"Di kamar mandi,katanya tadi dia mau mandi."

"Kamu ngak mandi Ish,nanti bau loh."goda Zahra.

"Aish kemarin udah mandi kok."

"Kan kemarin,sekarang belum kan?nanti kayak kambing loh kamu." ucap Hida.

"Enggak kok Aish ngak bau,kalian mungkin yang bau." jawab Aish dengan berlari kedalam kamar.

Kemudian disusul oleh Zahra dan Hida.Mereka langsung bermain diranjang dengan penuh tawa.

"Hahahhahah." tawa Aish membuat semua iku tertawa.

Keseruan mereka bertiga membuat Fatimah ikut bergabung.

"Tunggu aku ikut gebukin Aish."

"Ih kak Fatimah ay ikut tim Aish."

Mereka bermain lempar guling bersama,kadang juga memukuli Aish dengan guling tapi dengan pukulan sayang.

"Ngak mau,kamu kalahan."

"Iya sini kak gabung sama aku sama kak Zahra."

"Iya ayo serang Aish."

"Aish ngak mau kalah,uhhhhh kena." dengan guling ia memukul ketiga sahabatnya,"Yah kena,hahahahahh."

Mereka tertawa lepas,kemudian Fatimah teringat sesuatu.

"Aish kakak rindu senyuman kamu ini."Ucap Fatimah.

"Iya kakak juga Ish."Sahut Hida.

"Kamu udah lama nangis,hampir sebelas hari."Sahut Zahra.

Kemudian mereka satu persatu mengeluarkan air mata,mereka mengingat saat Aisyah menangis karena Nadhlan.

"Maafin Aish ya bikin kalian sedih."

"Aku ngak mau lagi lihat kamu nangis,aku sayang kamu."Ucap Fatimah.

Kemudian mereka berpelukan dan menangis bersama.

*****
Nadhlan kini cemas,ia sudah tidak pernah bertemu dengan pujaan hatinya.Ia takut jika tidak akan bertemu lagi dengan Aish.

Ia menangis dalam lautan penyesalan.Nadhlan sangat takut kehilangan Aish karena wanita seperti Aisyah sudah sangat sulit ditemukan.

"Aish kamu kemana?kamu kemana?kenapa kamu menjauh dari aku?" ucap Nadhlan dengan air mata yang lolos membanjiri pipinya.

Kemudian ada temannya,yaitu Hanam dan Halim.

"Kamu kenapa Dlan?"Kata Halim.

"Chattnya masih belum dibales ya?"

"Jangankan dibales kak,buka hp aja Aish enggak."Jawab Nadhlan.

"Sebenarnya Aish pernah nanya ke aku tentang hubungan kamu sama Sabil."

Sambil mengusap air matanya Nadhlan menjawab,"Nanya apa kak?."

Hijrah Dan HadiahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang