Hukuman Manis

18 3 0
                                    

Seperti biasa Bella sudah siap dengan seragam sekolahnya ia terlihat sangat manis dengan wajah baby face nya. Bella pun dengan segera mengambil tas nya dan memakai ke pundak nya. Baru saja ia ingin memegang knop pintu kamarnya, tak lama terdengar suara getar ponsel milik Bella. Bella merogoh ke sakunya dan melihat siapa yang menelpon nya. Bella pun mengangkatnya. Bella mengernyitkan dahinya, karena ada orang yang tak dikenal menelpon nya, Bella berpikir kalo itu orang jahat, tapi segera ia tepis pikiran itu dan ia berpikir positif saja.
"Halo, ini siapa ya?" tanya Bella
"Gue, Putra."

OMG!!! Gimana bisa seorang most wanted menelpon gue. Ehmm, tapi dia dapet nomor gue dari mana ya? Batin Bella.

"Lo, masih hidup kan?"

"Ehh.. Iya kenapa?" Bella gelagapan

"Hmm, nggak. Yaudah"

"Lo, dap..." tut..tut..tut, sial Putra udah langsung main matiin aja telponannya.
"Ihh, baru aja gue mau nanya, dia dapet nomor gue dari mana. Eh malah langsung di matiin aja." Bella kesal, ia menghentak-hentakkan kakinya.

"Bella kamu udah siap belum sayang, kalo udah cepet turun ke bawah, kita sarapan ntar kamu telat lo." teriak mama nya yang ada di dapur.
"Bentar ma, Bella turun nih."

"Kamu kok, lama banget sih ini udah jam berapa Bella" ucap mama nya sambil mengambil makanan untuk suami dan anak nya.
"Hehe, maaf ma, biasa tadi ada gangguan dulu." cengir Bella
"Yaudah, cepetan."

"Ma, Bella pamit ya, Assalamualaikum!" Bella menyalami mamanya
"Yuk pa."
"Iya sayang"

Di tengah perjalanan, Bella dan papanya terjebak macet, inilah yang Bella tidak suka kalo berangkat siang, tapi ini kesalahan dia kok, karena tadi Bella telponan sama Putra, ralat! Putra hanya ngetes nomor nya saja.

"Pa, ini Bella udah telat nih." kata Bella menggerutu, ia takut dihukum kalo telat begini.
"Lahh, ini juga salah kamu kan, di kamarnya lama banget." balas Wirawan

Akhirnya Bella sampai juga di sekolah, ya tapi pagar nya udah ditutup sih. Sudah dua kali Bella terlambat, yang pertama ia telat bareng Putra dan berakhir dengan bolos, yang kedua dia hanya sendiri yang telat.

Brum.. Brum
Deruman motor, membuat Bella seketika lihat siapa yang datang. Waktu cowok itu melepaskan helmnya, Bella kaget, karena ia telat sama Putra lagi.
"Njirr banget sih!" umpatnya
"Hmm, Putra lo tadi pagi dapat nomor gue dari mana?" tanya Bella yang sudah kepo tingkat akut.

"Nggak usah kepo deh lo." jawabnya yang sama sekali tidak ada meliriknya.
"Yaudah deh." Bella kesal, dengan ucapan Putra tadi.

Terlihat dari kejauhan Bu Noni selaku guru BK pun datang dengan tatapan tajam nya. Bella gemetaran, dia takut di jadiin perkedel sama ibu itu. Sedangkan Putra ia memasang wajah datarnya seperti biasa.

"Nggak bisa apa nggak telat?" tanya Bu Noni dengan wajah sengitnya.

"Hmm, maaf bu." jawab Bella sembari meremas ujung rok nya. Ia benar-benar takut ditatap seperti itu.
"Kamu bukannya yang kemarin telat dan bolos sama Putra kan?"
"E-eh iya bu."
"Ck. Nggak malu apa kamu itu cewek masa bolos." balasnya dengan wajah sangar nya.

"Saya yang ngajak dia bolos bu." itu bukan suara Bella yang jawab tadi, tapi... Putra. Akhirnya cowok itu buka suara juga.

Bu Noni mendekati Putra, "Kenapa kamu ngajarin dia yang nggak baik?"
"Saya cuman kasihan liat dia aja bu, daripada dia diem di depan pagar, lebih baik saya ajak dia pergi aja." ucap Putra dengan entengnya.

"Ih, kamu benar-benar ya Putra!"Bu Noni marah dan mempelototi Putra agar ia takut.
"Ibu kenapa, kok matanya mau keluar gitu?" tanya nya dengan tampang sok polos, padahal ia tau kalo Bu Noni ingin menakut-nakuti nya.

Waiting for YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang