7

117 7 0
                                    

Salsha sedang membongkar koper pemberian BIN, tetapi dengan lancang Kiki masuk ke kamarnya. Dengan cepat salsha menyembunyikan koper tersebut. Tapi sayang Kiki melihat itu

"Apa yang lo sembunyiin? Dan certain ke gue yang sebenarnya" Marah Kiki
"Maksud bang kiki apa sih? Salsha gak ngerti" ucap Salsha polos
"Gak usah bohong deh... apa maksud kamu berpenampilan seperti itu ke sekolah. Dan apa ini?" Tanya Kiki sambil menarik koper itu

Dengan cepat Kiki membongkar koper tersebut, seketika wajahnya menjadi merah padam. Salsha berusaha mengatur nafasnya, Tatapan kakaknya terlihat sangat menakutkan.

"Jangan bilang Lo masih berhubungan dengan BIN" selidik Kiki

Salsha hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap wajah kakaknya

"Kenapa diam? Jadi benar... Lo gak jera juga. Lo gak ingat akibat pekerjaan ini, 2 tahun lalu lo hampir mati. Liat bekas luka ini?" ucap Kiki sambil memperlihatkan bekas goresan samurai di lengan kanan Salsha
"Ini demi ayah dan juga........Steffi" ucap Salsha pelan
"Kenapa Steffi?" ucap Kiki lagi
"Gue janji ini terkahir kalinya gue jadi agen, ini juga demi Steffi. Sekarang BIN lagi nyari bukti buat ngebebasin ayah Steffi dari tuduhan korupsi. Gue harap lo bisa bantuin gue... dan tutupi ini dari ayah. Gue gak bisa berhenti di tengah jalan" ucap Salsha menatap wajah Kiki
"Gue percaya... kalo ada apa-apa hubungin gue. Gue akan ngebantu" ucap Kiki
"Kemampuan beladiri gue semakin lemah, gue harap lo bisa ajarin gue cara beladiri yg benar" ucap Salsha pelan
"Oke... itu masalah gampang. Kita mulai berlatih malam ini" ucap Kiki
"Kakak percaya sama salsha kan? Salsha gak ngelakuin apa yang dituduhkan ke Salsha. Salsha mohon bang Kiki bantuin Salsha buat yakini bunda dan ayah. Salsha masih sekolah, Salsha blum pengen nikah" melas Salsha
"Kakak gak bisa bantu, keputusan ayah sudah bulat" ucap Kiki iba

Skiiipppp

1 minggupun telah berlalu, selama seminggu ini Karel dan BD tidak menampakkan wujud mereka, diam2 juga Salsha terus mengawasi Bella. Informasi mengenai Bella masih sedikit, sehingga sulit untuk Salsha melindungi Bella.

Tak terasa hari pernikahan itupun tiba, Salsha dan aldi hanya bisa pasrah... berbeda dengan keluarga mereka yang terlihat sangat bahagia. Aldi hanya bisa
menatap salsha dengan tajam, mengumpat karena pernikahan ini terjadi karena kesalahan salsha.

Tidak banyak orang yang menghadiri pernikahan Aldi dan salsha, hanya keluarga dekat. Tidak terlihat teman-teman sekolah Aldi dan salsha. Itu sudah keputusan mereka

Setelah accara pernikahan selesai, Aldi dan Salsha di bawa di sebuah apartemen. Lebih tepatnya tempat yang akan mereka tinggali berdua

"Karena kalian sudah menikah, jadi kami sudah menyiapkan tempat tinggal untuk kalian. Kalian harus belajar mandiri. Terutama kamu aldi, kamu harus bisa membimbing istri kamu dengan baik" ucap Ayah Aldi
"Salsha anaknya sedikit manja, ayah harap kamu bisa menyesuaikan diri" ucap Ayah Salsha

Aldi hanya menganggukkan kepalanya, bunda Salsha hanya bisa menangis sambil memeluk Salsha. Ia masih belum rela melepaskan anak bungsunya ini.

"Bunda gak usah nangis, Salsha kan bisa tiap hari nemuin bunda. Kita kan masih di 1 kota" ucap Salsha berusaha menahan air matanya
"Iya... bunda gak usah kawatir... Aldi akan menjaga Salsha dengan baik" ucap Aldi sambil merangkul Salsha, Salsha menatap Aldi dengan kesal.
"Ya udah... kami pulang dulu... sepertinya kami sudah banyak mengambil waktu kalian" ucap mama Aldi sambil diiringi tawa para orang tua mereka

Skiipppp

Salsha baru saja keluar dari kamar mandi, dia membelalakkan matanya ketika melihat Aldi sedang berbaring di tempat tidur, dengan geram Salsha berdiri di samping Aldi

Finding The Truth (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang