1

2K 68 1
                                    

   Ratu melebarkan langkahnya ketika berjalan di koridor koridor kelas XII.
Ia hanya malas mendengar rayuan rayuan nakal dari kakak kelasnya itu.

Ratu memang memiliki wajah yang bisa dibilang sangat cantik,kulit putih,pipi chubby,dan gigi gingsul yang selalu terlihat manis ketika ia tersenyum.
Namun satu kekurangan ratu,tubuhnya terlalu pendek.

Ratu membenahi rasleting jaket kesayangannya yang turun.
Akibat tidur diteras tadi malam,membuat badannya sakit semua dan masuk angin.

"Lo di siksa lagi sama mama tiri lo??"
Alana yang duduk disamping ratu menatap sahabatny,ia sangat tahu kehidupan ratu,bahkan baik buruknya ratu pun ia ketahui.

"Udah ah lan,males gue bahas itu"
Ratu mengatakan nya dengan santai dan tanpa beban sedikitpun.

Alana menghela nafasnya.
"Rat,lo itu semenjak nyokap lo meninggal dan papa lo yang sering keluar kota sikaplo semakin ga asik tau ga?lo itu beda dari yang dulu,dulu lo itu sering banget ketawa,ngelucu bahkan lo dulu paling ga bisa diem,dan paling ngerasa bahagia,tapi kenapa sekarang lo berubah ratu??"
Alana menahan sesak di dada nya,rasanya ia ingin menangis melihat keadaan sahabatnya sekarang.

Ratu menatap Alana dengan tatapan yang teduh.
Air mata ratu jatuh begitu saja,dan dengan cepat ia menghapusnya.

"gue gatau lan,mungkin kebahagiaan gue dulu itu awal dari kesedihan gue yang sekarang,gue juga uda nerima kok apapun takdir gue kedepannya"

Lagi lagi alana terdiam,ia ingin menangis namun tak bisa.
Alana hanya menepuk pelan pundak ratu.

"Lo harus kuat ya ratu!ada gue disini"

Ratu tersenyum dan memeluk sahabatnya itu.

-------

   Dentingan suara sendok dan piring terdengar disetiap penjuru kantin,tak hanya itu,suara suara bak toa mesjid pun juga ikut bersamanya.

Alana menatap ratu yang dengan lahap menghabiskan sepiring nasi goreng yang sengaja ia pesan.

ia sangat tahu jika ratu jarang sarapan pagi.
Mama tiri nya yang selalu tak suka dengannya adalah alasan ratu malas untuk bertemu dengannya.

Bahkan saat hendak pergi sekolah,ratu harus mengendap endap untuk keluar rumah.

Mungkin ia terbilang tidak sopan.
Namun jika orang baik padanya ia akan lebih baik lagi,tapi jika orang akan jahat kepadanya ia akan lebih jahat lagi.
Itulah yang selalu terucap dibibir tipis Ratu.

"Duhhh pelan pelann dongg rattt??"
Alana menyodorkan segelas lemon tea ke arah ratu yang sedang terbatuk batuk akibat nasi gorengnya.

Ratu menyambar lemon tea itu dan Langsung meneguk nyaa hingga habis.

"Thanks ya lan,lo baik banget mau traktir gue"
Ratu tersenyum kearah Alana,dan itu membuat Alana semakin merasa kasihan dengan sahabat nya itu.
Bagaimana bisa di keadaan yang sangat tertekan,ratu masih bisa menampakkan senyuman tulusnya.

Alana mengangguk,ia berdiri dari posisi duduknya dan berbalik ke meja pesanan untuk memesan beberapa cemilan.

Ratu masih terus tersenyum,hingga senyuman itu pudar ketika mendapati Alea-Saudara tirinya yang duduk dihadapannya dengan senyum licik nya.

"Bahagia banget kayanya kalo udah disekolah?"
Suara alea terdengar seperti mengejek,dan itu mampu membuat ratu tertunduk.

Ia tak berani melawan alea.
Pernah suatu saat,bibir ratu tak sengaja membentak Alea.
Bagaimana tidak,ia sangat geram dengan perkataan saudara tirinya itu.
Dengan santai nya Alea memfitnah ratu bahwa ia memukul Alea saat disekolah.padahal jelas jelas alea lah yang memukul ratu.

Dear RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang