14

546 26 1
                                    

   Ketiga gadis itu kini berjalan disepanjang koridor hotel yang sebelumnya sudah dipesan,setelah pulang dari rumah sakit tadi,mereka sempat mampir kesalah satu sepermarket untuk membeli berbagai macam cemilan.

"Lo gapapa kan Rat?"
Ucap alana saat melihat ke ratu yang terus terusan terdiam.

Ratu menggeleng lemah sambil menatap azwa dan alana bergantian.

"Raja emang yah,kok ada coba cowo kaya dia?"
Azwa menggeleng kepalanya,sebenarnya dirinya dan alana sudah tau alasan ratu terus terusan diam,aplaagi kalau bukan  kecewa karna sikap raja saat dirumah sakit tadi.

Alana membuka pintu bertuliskan angka 20 dan langsung masuk kedalamnya,Ratu menaruh kopernya dan berjalan membuka gorden besar yang tertutup.

Matanya membulat saat mendapati pemandangan kota dibawahnya,berbagai macam lampu lampu memancar dari sana.

Ratu membuka jendela kacanya dan membiarkan angin malam berhembus masuk hingga ke kulitnya.

Alana dan azwa pun menghampiri ratu,dan mata mereka juga membulat saat mendapati suasana kota yang sangat indah itu.

"Ga sia sia ternyata kita pesen kamar di lantai 8"
Ucap azwa terkekeh sambil menatap kedua sahabatnya.

Seketika alana pun tertawa,sedangkan ratu?gadis itu sudah tersenyum hingga menampakkan sederet giginya yang putih.

"Udahdeh Rat,gausah sedih sedih lagi.lo masih inget kak devan kan?"

Seketika pertanyaan alana membuat ratu menatapnya sebentar,dan seketika ia tersenyum dan mengangguk.

terkadang pun dirinya sempat berpikir,kenapa ia harus menangis semalaman hingga membuat matanya  sembab?alasan peertama itu karna pacarnya devan,dan yang kedua?karna raja!,Ratu sendiri tak tau mengapa dirinya rela relain harus ke singapore demi raja,apa ia hanya kasihan dengan lelaki itu,atau ia memang benar benar menyukainya?

Ahh itu biarlah tuhan yang tahu:)

Ratu membuka laptopnya dan bersandar di sofa yang berada dekat balkon kamar hotelnya.

"besok kita balik ya?"
Pertanyaan yang keluar dari mulut ratu membuat kedua gadis yang kini uring uringan di kasur menatap nya.

"Lo gila?gak gak gak! Kita kan belum jalan jalan?"
cerocos alana dan mendapati anggukan oleh azwa.

"Tapi untuk apa kita lama lama disini?kalian liat kan sambutan yang diberi raja tadi?gue bener bener kecewa"
Suara Ratu melemas sambil menutup laptopnya.

Alana dan azwa bertatapan satu sama lain,kemudian mereka menatap Ratu yang sudah terlihat ingin menangis.

"Gue juga gatau,apa penyakit raja sampe sampe dia harus dibawa ke singapore,dan..dannn apa kalian gaada yang tau?"
Ratu melanjutkan ucapannya dan dengan nada yang sedikit membentak.

Alana dan azwa bangkit dari posisinya dan menghampiri ratu lalu duduk di sisi sisi nya.

"Rat,gue mau ngomong,tapi lo jangan kaget yah?"
Alana menarik nafasnya dalam dalam.

Ratu menatap ke alana serius,sedangkan azwa sudah memberi kode agar alana tak berkata jujur ke ratu,gadis itu pasti akan sangat drop ketika mendengarnya.

"Sebenernya,Rajaa....Rajaa..Rajaa mengalami pendarahan dibagian dalam kepalanya rat"

Tubuh Ratu membeku sempurna,mulutnya tak bisa terbuka sama sekali,dan air matanya jatuh begitu saja.

"Dan kata tante kerta,ia harus bener bener dirawat dan dijaga kesehatannya"
Kini azwa yang berbicara,ia memegang pundak ratu dan dapat merasakan isakan disana.

Dear RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang