Prolog

3.6K 113 3
                                    

     Hujan malam yang turun dibumi bawah langit ini tampaknya mewakili perasaan sosok gadis berambut panjang yang sedang terduduk di teras rumahnya sambil melamun.

Sesekali ia harus menahan udara dingin yang mencoba masuk kedalam tubuh mungil nya.

Kejadian ini sudah sering ia alami ketika ia tak sengaja melakukan kesalahan kecil.

Ia hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada sang pencipta.

"Jangan harap lo bisa masuk!"
Suara ketus itu membuat ratu terhentak,ia melihat Ani-mama tirinya dengan santai melempar bantal ke arahnya.

Ratu hanya menarik nafas nya dalam dalam dan menetralkan kesabarannya.

Ratu mengambil bantal itu dan beranjak menuju ke kursi rotan yang ada disampingnya.

Hujan semakin deras,dan petir menggelegar dimana mana.

Ratu menggosok gosok telapak tangannya dan menangkupkan ke pipi chubby nya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam,namun sepertinya mata bulat ratu masih terus berjaga.

Dan hujan deras tadi juga sudah berganti dengan gerimis kecil.

Dari sisi lain,Seorang lelaki berwajah tampan sedang memainkan piano nya didalam kamarnya,suara piano itu terdengar sangat merdu hingga sampai ke lubang telinga ratu.

Ratu menikmati setiap tempo pada tangga nada di piano yang entah dimainkan siapa itu.

Tak lama,mata nya terpejam dan ia tidur dengan nyenyak.

++++++

Prolog yang very veryy sangat sangat pendekk huhuhuhuuuu.

Next part yaa cintahhh😍

 

                             --------

aku tuh suka kesel gitu gaes,ini itu udah kesekian kalinya aku nulis cerita,dan baru ini yang berani aku publish.

Sempet bete sih,bolak balik ngedit cover gambar judul depan itu.

Eh!bolak balik juga gagal bikin cerita.

Sad!sad!sad!.

Udah ahh cape!huhuhuhu

Dear RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang