chapter 2

619 78 3
                                    

Sowon terus berlari dengan linangan air mata, tak peduli dengan murid murid yang melihat menganggapnya aneh atau apa. Ketenangan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh Sowon. Dan disinilah ia sekarang, berdiri dirooftop sambil menatap kosong kearah depan.

Angin yang berhembus mampu membuat air mata yang sempat membasahi pipinya kering seketika.

Namun tak sampai satu menit air matanya kembali turun ketika otaknya memutar kembali memori kejadian beberapa menit yang lalu.

Sowon memukul mukul dadanya pelan mencoba menghilangkan rasa sakit yang tiba tiba menyerang hatinya. Ingin rasanya Sowon menghilang saja dari dunia ini.

Sorot matanya beralih menatap kebawah, dilihatnya para siswa siswi yang terlihat begitu ceria seperti tidak memiliki masalah, sangat berbanding terbalik dengan dirinya saat ini.

Entah apa yang merasuk ke dalam pikirkannya, ia bersiap mengambil ancang ancang untuk terjun dari rooftop.
Menurutnya bunuh diri adalah cara tercepat untuk melenyapkan dirinnya sendiri dari dunia ini.

Hampir saja Sowon menjatuhkan tubuhnya namun, sebuah tangan kekar berhasil menarik tubuh Sowon kedalam pelukannya.
Sowon berontak, namun apalah daya tenaganya tak sebanding dengan tenaga laki laki yang kini sedang memeluknya.

" Lepaskan aku!! Biarkan aku mati!! Lepaskan!! "

Sowon mulai kehabisan tenaga, kini ia hanya bisa menangis tersedu sedu di dekapan orang tersebut. Orang itupun mencoba untuk menenangkan Sowon dengan mengelus lembut punggungnya.

Dirasa sowon mulai tenang orang itu pun melepaskan pelukannya.
Sowon mendongak menatap siapa orang yang berani menggagalkan percobaan bunuh dirinya. Asing, Sowon tak mengenalinya.

" siapa kamu? Kenapa kau menghalangiku? Harusnya biarkan saja aku mati." tanya Sowon dengan suara parau.

" apa kau gila? Apa Menurutmu dengan bunuh diri bisa menyelesaikan masalahmu? Apa kau juga tak berfikir orang tuamu dan orang orang yang menyayangimu akan mengkhawatirkanmu? Apa kau memikirkan itu? Harusnya kau berfikir dulu sebelum bertindak"
Laki laki itu bertanya balik pada Sowon.

Sowon terpaku dengan ucapan laki laki itu. Seakan terhipnotis ia sadar bahwa apa yang dilakukannya sangatlah salah. Bunuh diri bukan cara yang tepat.

" benar,, kau benar,, aku benar benar gila!! Aku bodoh!!! Hahaha aku sangat bodoh!!! Ini semua gara gara laki laki brengsek itu. Bodoh kau kim Sowon..."

Ia menjambak rambutnya sendiri. Keadaannya benar benar kacau sekarang. Laki laki itu sudah berusaha untuk melepaskan tangan Sowon yang semakin erat menjambak rambutnya sendiri.

" kumohon tenanglah..." laki laki itu memeluk erat tubuh Sowon yang bergetar hebat karena menangis.
Tubuhnya kian melemas dan akhirnya Sowon tak sadarkan diri di pelukan laki laki itu.

###

Bel masuk sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu, bahkan guru yang mengajar sudah masuk dan mulai menerangkan materi kepada murid muridnya.

Namun Sowon belum juga kembali kekelas setelah tadi izin kepada kedua temannya Taehyung dan sinb, kekamar mandi. Hal ini mampu membuat 2 orang temannya itu merasa cemas dan khawatir padanya.

" hei kenapa Sowon belum kembali? " tanya Taehyung sedikit berbisik kepada sinb yang duduk didepannya.

" mana aku tahu tadi dia bilang hanya ingin ke kamar mandi, tapi kenapa lama sekali..." jawab sinb dengan berbisik.

" aku akan menyusulnya " ucap sinb.

" pastikan kau membawanya dengan selamat " Taehyung memperingatkan.

No More Dream [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang