di meja makan

101 4 0
                                    


"Assalamu'alaikum mbak najwa, kita sarapan yuk" anak kecil itu mengetuk pintu kamar najwa.
Pintu kamar terbuka. "Wa'alaikumslam adek mba yang cantik.. " najwa tersenyum. Fatimah tersipu. Membuat pipi cabinya merah. Najwa jongkok di depan fatimah mencium pipi merah adik bungsunya. "yuk" dia bangkit tangannya meraih tangan kecil fatimah.

fatimah adalah bungsu dari empat bersaudara di rumah itu. Umurnya lima tahun. Semua wajah dirumah itu sangat mirip,entah yang laki-laki atau yang perempuan. Mempunyai mata yang bulat dengan bulu mata lentik. Alis yang tebal.hidung mancung. Serta kulit yang putih. Seperti kebanyakan orang arab.

"ilyas? MasyaAllah. Sudah jangkung melebihi mbak, kamu.. " najwa menatap adik laki-lakinya yang baru keluar kamar. Sudah rapih dengan seragam smpnya. Ilyas tersenyum melangkah menuju meja makan. Dia berhadapan dengan kakak perempuan nya.dia kelas dua SMP saat ini. Tapi dia sudah lebih tinggi dari kakak dihadapannya. Dia mencium tangan najwa. Lalu duduk di kursi diikuti najwa. "mbak najwa kapan pulang? " ilyas membuka percakapan.
"kemarin"jawab najwa.
"kok ilyas nggak tahu?" ilyas menatap kakaknya.
Najwa mengangkat bahu. "mungkin kamu sibuk,sampai kakakmu pulang saja tidak tahu"
Ilyas kembali tersenyum.

Legang.sarapan berlangsung khidmat. Tidak ada yang bicara. Paling-paling suara cempreng fatimah minta ambilkan sayur.

"najwa masih ingat Hasbi? "ummi bertanya tepat setelah sarapan selesai.
Najwa menyatukan kedua alisnya, membuat tidak ada jarak antara keduanya. menggeleng.
"Hasbi temenmu najwa, putra habib ahmad itu loh bi" pandangan ummi teralih ke arah abi. Abi mengangguk. Abi kenal. "iya, yang sudah lama di kairo kan mi,adiknya hilmi? "
"iya, " ummi mengangguk. Tersenyum. abi masih ingat ternyata.
"Hasbi besok pulang ke indonesia,Ntar kalau kamu sudah ketemu hasbi. mungkin ingat,najwa" kata ummi.

"ilyas berangkat dulu mi" ilyas mencium tangan ummi. Lalu abi. Kemudian kakaknya. "sekolahnya yang pinter, biar kayak mas royyan"najwa mengacak rambut hitam ikal adiknya. Rambut ilyas memang beda dari kedua kakak dan adiknya yang semua berambut hitam lurus. Rambut ilyas mewarisi abi.
Ilyas hanya tersenyum. Jarinya menata kembali rambut ikalnya. Dia pergi tidak lupa mengucapkan salam yang dibalas serempak oleh ummi. Abi dan najwa.

"ummi. fatimah hari ini pengen belajar ngajinya sama mba najwa aja ya? " fatimah mengerjap-ngerjapkan matanya. Lucu.
Ummi tersenyum.mengangguk "iya"
"yeeyy" fatimah turun dari kursi. "ayo mbak" fatimah mengajak kakaknya yang masih duduk di kursi,tersenyum melihat tingkah adiknya.
"ayo" najwa bangkit. Menggandeng tangan kecil fatimah.

Najwa di kamarnya,sayup-sayup mendengar percakapan ummi dan abinya di meja makan.
"abi,bagaimana kalau najwa kita jodohin saja dengan hasby? "
"iya mi, abi sih setuju saja. Wong abi kenal dekat dengan habib ahmad,"
"semoga Najwa dan hasby memang jodoh ya bi"
"abi juga berharapnya begitu,abi ingat, dulu masih kecil saja hasby sudah ber perilaku sangat dewasa lain dengan anak seumurannya.baik,murah senyum, sopan santunnya itu.. " abi terkekeh.
Lalu terdengar langkah abi dan ummi keluar. Menuju pondok.

Najwa di dalam kamar mencoba mengingat nama hasbi. dia tetap tidak mengingat. Najwa menggeleng "siapa hasbi? "
"kenapa mbak? " fatimah mendongak melihat kakaknya, tangannya menarik jilbabnya ke belakang. Agar tidak menghalangi pandangannya.
"eh. Enggak dek" najwa nyengir.Dia lupa sedang barsama adiknya.
"ayo lanjutin, tadi udah baca iftitah? "
"udah mbak" fatimah mengangguk.
"sekali lagi ya, biar mbak najwa dengerin"
"ok" fatimah menunjukkan jari tiga kecilnya, menyatukan jempol dan telunjuk. Tanda "ok".

Untuk saat ini... Nge post lanjutan "syarifah" shubuh-shubuh 😄 kuota tinggal kuota malam(01.00-06.00)

Sekali lagi, terimakasih sudah mampir membaca tulisanku...
Suport, kritik dan saran nya, selalu aku harapkan ya teman teman...

Semoga tulisan pertamaku ini. Bisa rampung.itu saja harapku 😊

Syukron_

SyarifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang