19. End ya?

3.6K 476 82
                                    

Karena kegalakan Seokjin yang tidak sengaja terbangun karena teriakan Taehyung, sekarang mereka berdua -Yoongi dan Taehyung- jadi pembantu di dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Sebenarnya apa sih yang membuat kalian berisik sekali, hah?" Seokjin masih dalam mode marahnya.

"Yoongi hyung playing hard to get, hyung!"















TAK


















"Auh!" Taehyung mengusap kepala bagian belakangnya.

"Kenapa sih mulutmu itu bocor sekali."

"Jadi benar?" Siapapun tenggelamkan Yoongi sekarang juga.

"Tidak, astaga. Sejak kapan aku doyan dengan alien yang kebetulan satu kampung halaman dengaku?" tanyanya retoris.

"Aish, hyung jangan munafik."

"Diam kau." Yoongi membuang mukanya, fokus pada sayuran yang dipotonginya sedangkan Taehyung menata piring dan mangkuk di meja makan.

Seokjin terkekeh, "Kalian anak muda lucu sekali." katanya.

Yoongi tersenyum miring, "Berarti hyung mengakui kalau hyung sudah tua?" Taehyung tertawa karena perkataan Yoongi.






















"YAK KURANG AJAR!"

"Hyung lihat!" Taehyung duduk di sofa kosong sebelah Yoongi sambil membawa ponsel pintarnya yang sedang menunjukkan beberapa foto hasil jepretan masternim yang apik.

"Lihat, kau tampak merah sekali disini kkk."

"Tidak."

"Iya hyung, coba zoom jika kau tidak percaya." kata Taehyung.

"Astaga kenapa aku tambah kecil sih." keluh Yoongi.

"Tapikan Yoongi hyung tetap lucu. uwu" hibur Taehyung merangkul Yoongi, membawa kepala yang lebih tua untuk bersandar di dadanya.

"Tapiiikannnnn tetap saja lihat Jimin sok-sokan sekali, mentang-mentang dia memakai sepatu dengan heels yang tinggi."

"Eiy, kenapa membicarakanku dibelakang?" Jimin datang, pakaiannya acak-acakan sehabis bangun tidur.

"Tidak ad—"

"Ya! Lihat apa yang terjadi ketika kau menukar sepatumu dengan sepatu yang lain. Aku terlihat kerdil disini."

"Yoongi hyung kan memang..."

"Apa-apa?!"

"Aish, sudah. Hyung, bagaimana rasanya ketika kugendong setelah sekian lama?"

"Tunggu, dulu kita pernah maksudku, kau pernah menggendongku sebelum ini? kapan" tanya Yoongi.

"Hmm. modusnya bisa ae." Jimin berlalu sambil bersiul.







"YAK BANTET."







"Masa hyung lupa sih?" suara Taehyung terdengar mendayu, membuat Yoongi mencubit pipi Taehyung yang berisi.

"Geli sialan."









"Memangnya kapan?"

Taehyung menghela nafas, "Ini memang sudah lama sih, hyung pasti juga lupa-lupa ingat." kata Taehyung.

"Tahun kapan?"

"Dua ribu enam belas"



Yoongi terlihat berfikir. "AIGOO, ITUKAN! Asih, memalukan." Yoongi menutup wajahnya dengan kedua tangan besarnya.

"Aku yang harusnya malu, hyungie. Kau tanpa alasan selalu mencuri kesempatan untuk menggengam tanganku."

Yoongi melirik Taehyung, "Kenapa? Kau tidak suka?" tanyanya yang membuat Taehyung membeku ditempat untuk sementara.

"Eng... bukan begitu, hanya saja... aku malu, dulu kupikir hyung hanya tau namaku, nama panggung, dan posisiku di Bangtan, duku bahkan kita jarang sekali berinteraksi karena kau suka sekali menghabiskan waktu di studio." Yoongi mendengarkan tiap kata yang keluar dari Taehyung.

Yoongi terkekeh pelan, "Lalu, dulu siapa yang menempeliku ketika baru debut dan suka sekali memelukku saat fanmeet kecil-kecilan dulu, hm?"

"Akuuuuu. Ehehe." Yoongi merasakan tubuhnya dipeluk, kepala Taehyung ada di pundaknya sempat mencuri kecupan di pipi kanannya.



















"Itu katamu tidak pernah berinteraksi."














"Maksudku saat itu hyung, ketika berlatih koreo Blood Sweat and Tears saja kau enggan menatapku ketika kau melakukan ini.." Taehyung menirukan salah satu gerakan koreo di BST dengan melarikan tangan dari dada Yoongi ke lehernya, mencekiknya main-main membuat Yoongi kegelian.

"Yaya, jika bukan saran koreografer untuk menatap kamera, pasti aku akan menatapmu." Yoongi berucap sambil menatap Taehyung.

aku suka obrolan flashback ini.

Kasur ver.1 [TAEGI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang