Taehyung gemas sekali dengan kelakuan Yoongi yang sudah rindu nggak mau ngaku. Apa sih susahnya mengaku? Padahal tinggal bilang saja.
"Kenapa sampai seperti ini hyung?" tanya Taehyung ketika mereka sampai di dalam kamar, duduk di tepi kasur. Yoongi ada dipangkuan Taehyung, memeluk pemuda itu, masih enggan menatap yang muda.
"Seperti bagaimana maksudmu?" tanya Yoongi, wajahnya diusapkan ke dada sebelah kiri Taehyung.
Taehyung menghela nafas, tangannya terangkat untuk menjauhkan pelukan Yoongi, dia ingin menatap hyung favoritnya ini.
"Apa ini, hm?" tanyanya sembari ibu jarinya melingkari mata Yoongi, pemudia itu menatapnya lekat, sedangkan Yoongi mendengus kesal, entah karena apa, dia juga bingung ingin menjelaskan soal kantung matanya pada Taehyung.
"Kantung mata." jawab Yoongi.
"Kenapa bisa?"
"Menurutmu?" Yoongi menanya balik, tapi Taehyung menatap Yoongi tajam, membuat Yoongi beberapa kali mengalihkan pandangannya.
"Kenapa bisa?"
Yoongi menghela nafas besar, "Aku tidak bisa tidur. Puas?" Taehyung menggeleng tidak habis pikir.
Tapi sedetik kemudian senyuman miring muncul diwajahnya, "Kau merindukanku, eoh?" tanyanya menjatuhkan tangan di sisi pinggang Yoongi.
"A-apa-apaan? Untuk apa? Kurang kerjaan sekali." katanya membuang muka.
Taehyung terkekeh pelan, "Halah mengaku saja hyung, sekali-sekali turunkan gengsimu, dasar manusia." Taehyung mendapat sentilan di dahinya, tapi anehnya seyelah itu Yoongi tidak beranjak dari pangkuan Taehyung.
"Hey, sebagai daddy-mu, aku berhak tau. Sekarang ceritakan apa saja yang kau lakukan di dorm selama tidak ada aku." suruhnya.
"Dodda-daddy ndas mu!" kesal Yoongi mencubit pinggang Taehyung. Sebenarnya Yoongi enggan, tapi dia tetap menceritakan pada Taehyung setelah meminta pemuda itu merubah posisi mereka jadi berbaring, saling berhadapan.
Ya Yoongi jujur saja kalau pagi itu setelah Yoongi pergi dari ruang tengah untuk menyikat gigi dan kembali tidur, dia tidak benar-benar tidur, tapi tak lama ponselnya berdering, rekan kolabnya memanggil membuatnya langsung pergi ke studio, tapi saat dia keluar dari dorm, atau bahkan saat melewati ruang tengah, Yoongi tidak tahu Taehyung dimana, jadi dia pamit pada Hobi, Hobi juga berpesan nanti akan ke studio bersama Namjoon.
Setelah menyelesaikan semuanya, Yoongi akhirnya bisa pulang, dan berhubung dia ingat Hobi dan Namjoon ada di studio, Yoongi mengabari bahwa dia akan pulang bareng ke dorm, sambil menunggu keduanya selesai Yoongi pergi beli capucinno di kafe.
Pulang dari studio dia berniat langsung tidur lagi saja, tapi berhubung Jin sudah masak, dia makan malam dulu dan ketika Taehyung tidak ada di meja makan, barulah Yoongi menanyakan hal itu pada yang lain. Namjoon bilang Taehyung pulang, Yoongi mengangguk saja waktu itu, tapi ia tidak tahu kalau akan kepikiran hingga tidak biaa tidur selama lima hari kedepan.
"Aigoo." kekehan berat Taehyung memenuhi kamar, membuat Yoongi menenggelamkan wajahnya di antara bantal, dia malu.
"Nah, hyung. Sekarang aku sudah disini." Yoongi meliriknya.
"Lalu?" tanya Yoongi.
"Ish, lakukan sesuatu! Kau kan rindu padaku."
"PD sekali."
"Hyung!!" Taehyung mengerang kesal.
"Ssshhttt! Berisik, dasar alien. Kemari." Yoongi melapangkan tangan, mengkode Taehyung untuk masuk kedalam pelukannya.
"Nah, gitu dong." Taehyung merangsek masuk kepelukan Yoongi, menabrak pria kurus itu, membiarkan kakinya berkelit meskipun tidak nyaman.
Sedangkan Yoongi, dia memeluk punggung Taehyung yang kepalanya hampir menyentuh matanya.
"Kau besar sekali sih." protesnya yang ditanggapi dengan kecupan di leher oleh Taehyung.
.
.
"Kurang ajar." Tamparan mendarat dibelakang kepalanya.
"ehehe."
Yoongi menunduk sedikit untuk menempelkan bibirnya di puncak kepala Taehyung, setelah itu keduanya tidur hingga lima belas jam kedepan.
—
ask me anything felas :)
makasi udah baca^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasur ver.1 [TAEGI]✔
Fanfic[COMPLETE] Tentang Taehyung yang ketagihan tidur di kasur Yoongi