"Umiiiik.... mas alam "ten pundi to?perasaan ketwau kok mboten ketingal"" tanyaku sambil mengucek ngucek mata... (efek bangun tidur pemirsah :v)
"Mas alam lagi bantuin abah ten sawah.. kok ndengaren nyariin mas alam nduk? Mboten biasane ngeten lho"
"Ehhehehehe... lha biasanya dia kalo pagi-pagi gini udah buat onar seisi rumah mii.. kok tumben hari ini sepi"
"Oooo jadi ceritane lagi kangenn niki sama mamase? Hehehe"
"yaaaaaa... bisa jadi lahh mii ahahaha..."
"Mboten kangen kaleh guse taa nduk?"
Seketika mataku langsung melek
(Haaa Guse? Guse siapa? Gus yang mana?) Batinku...
"Guse sinten miii??"
"Gus yang mana lagi kalo bukan gus pondoke nduk nelyn"
"Gus sinten ah mii dalem mboten ngertos"
"Halah mosok ya sama gus pondoknya sendiri ndak tauuu... padahal kemaren baru aja apel bareng"
"Emmm... gus faqor njih mii..?"
"Bukaaannn...! Gus Danisssh..!!!"
"Ah umiii... mas danish mah keponakan nelyn sendiri atuh"
"Lha iya gus faqor neng... yaalloh kagungan anak bontot kok oneng banget yo"
"Aaaaahhh umiiiiik...ngoten ah"
"Sudah gek ndang sarapan nduk"
"Ndakmau..''
"Lho kenapa? Po gus faqor tak suruh kesini ken ndulang kamu neng?"
"Umiiiiiiiiii.....nelyn meh sarapan mangkeh sareng kalih abah kalihan mas alam"
"ooo njeh pun..."
"Assalamu'alaikum".....
Terdengar suara teriakan lantang dari arah pintu depan
"Mas Alaaaaaaaaaaaaaaaaammmm..."
Teriakku sambil memeluk kakaku yang satu ini..
"Oey..oey...oey.. apa"an ini... ono opo to ndulll kok sampe segitune? Haa? Ono opo?"
"iihhh dikangeni ngoten yoo..."
"Haaa? Opo ndul? Coba ulangin?"
"I Love you" Kataku...
"Sok inggris lu..make bahasa krama aja masih pateng pecotot gitu kok! :v koyo ngerti artine opo!"
"I utawi ingsun Love iku demen sopo ingsun You ing siro..!"
"Yakinnee seneng sama akuu dek?ndak salah denger kih?"
"Nggak!!! Tipuaaann!!!" Gerutku sebal.. -_-
"Lho gimana too.. tiwas meh tak bales aylopyuuutuuu muah..kok malah ndak jadii hahahahha"
"Masss alam ki asli njengkelnee tenann!!!"
Karena saking gemasnya lalu ku cubit pipinya sampai gosong..
"Rasaiinn! Emang enak"
"Bahhh liat ini... aku di aniaya sama ndoro putri.." rengek mas alam..
"Wong lanang kok wadulan...ngisin ngisini banget yo"
"daripada siro nangisan!"
"yo wes tradisine wong wedok lah.. wanita kan kepekaane lebih wahh timbang laki laki... -_- "
"Emang yo.. lakilaki tak pernah benar dimata perempuan..Hooo nangisan!!"
"Biarin to! Daripada kamu... lakilaki kok wadulan... wahh apa jangan" kamu laki" jadi jadian yaa?? Ups"
"Kok ngremehke noh ki bocah!"
"Hhhhffft.. bocah saiki ki lakyo piyee ngono karepe... nek muleh kok do gelutan.. nek do minggat kok yo do wadul kangen-kangenan... ngelu ngasian wetengku"... kata abah yang menengahi perdebatan kita ^-^
"Lha salahnya mas alam nakal" sahutku..
"Sing marai ki lakyo sopo janeee dek.. genah siro ngono kok!" Balas mas alam...
"Wes wes kono do padu kono! Sakkarepe sakmareme saksenenge... guling gulingan neng jubin nek perlu sisan di pell jubine ben resik!"
"Abaaahhhhhhh... tegele poll aaa"
""Sudahhh sudaaahh!!! Kalian itu kalo udah begini ya sampe hari akhir pun nggak bakalan berhenti!! ... wes to gek ndang do cuci tangan ambil piring njur sarapan! ""kata umii yang membuat kita semua bengong...
"Sokorrr umiik duko...sokorr" kata abahku...
""Abah juga!! Wes gek ndang sarapan bah.. usah mangkeh mangkeh!""
"Whaaaaa... siaap bojoku saayang... ailopyuupulll muaaahh" abahku yang lalu mencium kening umiiku..
"Abah... malu too" kata umiku yang pipinya kelihatan semakin memerah itu....
"Ngapain malu ? Toh haruse jangan malu mii... malah kita harus ngajarin gini buat sangu anak" kita kalo udah ketemu sama sigaran nyowone ngjingben.. biar suaminya diperlakukan dengan baik... istrinya jugaa"
"sudah ah bii... ayo sarapan"
Lalu kami menuju ke arah dapur untuk menyantap hidangan yang sudah umii siapkan disana....
_____________________________________
"*""*gus zul pov*"
"Ya Allah…Ya Rabb, semikanlah cinta di hati ini, hanya untuk pasangan yang Engkau ridhai, aku berharap agar suatu saat engkau menjadikan rumah tangga kami sakinah, mawadah warahmah..dan senantiasa, jauh dari segala fitnah, godaan dan gangguan, ternaungi dari dusta dan kecurangan, bersama tak hanya dalam indah dunia, juga dalam kedamaian syurga-Mu, Aamiin…."
"Kadang hanya air mata yang menyertai do’a saat diriku sudah tak berdaya ..menolong dengan cara yang lainnya saat ku merasa tak berdaya.. ingatlah selalu Allah Maha Kuasa."
Kembali ku tatap layar hp ku.. membuka aplikasi whatsApp dan mencari sebuah kontak yang memang sudah kunamai..
Ku memberanikan diri untuk memulai sebuah percakapan yang tak tau akan dibalas atau mungkin tidak..
""Ning Nelyn"... "lirihku...
Dan kucoba untuk memulai percakapan singkat antara kami berdua
""Assalamu'alaikum ning nelyn..""
Tak lama kemudian. Ning nelyn membalas pesan singkatku
""Ilaikaassalaam gus faqor""
Entah apa yang sedang ku pikirkan.. tiba" saja aku menulis sesuatu yang entah bermakna apa...
""Salahkah jika aku merindukanmu ning?😯"
"Kurasa merindumu adalah hal yang lumrah."
"Kita yang belum sempat memulai tapi sudah dipaksa untuk mengakhiri.."
"Terlalu kejam? Sepertinya kita sependapat dalam banyak hal"
"Tapi meski begitu kejamnya semesta,"
"Tenang .. namamu akan selalu tercatat dalam kisahku"
"Meski tak akan dibaca oleh siapapun, dan bahkan tak dihiraukan oleh semesta."
"Berbaikanlah dengan sunyi , karena kelak setelah semua rindu menjadi semu"
"Keheninganlah yang akan menemani kita"
"Aku takut aku akan berubah, namun"
"Aku lebih takut akan bagaimana dirimu nantinya ketika"
"aku benar benar berubah"
"Aku tau kau akan selalu mengatakan kau baik baik saja,"
"Tapi kau tak mengatakan bahwa kau tak tersakiti kan?"
"Hal itu senada dengan insan yang cintanya bertepuk sebelah tangan tapi"
"Tak pernah bisa berhenti untuk jatuh cinta."
"Tentu dengan aku sebagai pihak yang jatuh cinta."
"Bagiku,"
"Mendengar suaramu adalah caraku menikmati nyanyian paling indah"
"Memikirkanmu adalah cara terbaikku untuk menenangkan pikiran"
"dan"
"Memandangimu adalah caraku mencintaimu,"
"Terdengar sederhana memang, tapi tak sesederhana itu."
"Perasaan memang tidak bisa ditahan ataupun dihindari, namun ia bisa diarahkan,"
"Menjadi tetap ada atau memilih untuk dibiarkan mati."
"Kau sangat mirip dengan tulisan tulisanku,"
"Semakin dalam aku membacanya, semakin nyaman hatiku dalam balutan rasa luka."
"Jika kau telah selesai membaca tulisan ini dan merasa perlu teman berbagi cerita,"
"Datanglah padaku, akan kusuguhkan sebait cerita tentang rindu yang terluka juga"
"segelas kopi pahit dengan kenangan termanis yang pernah kita ukir bersama,..""""""Hahaah...gus faqor niku sanjang nopo? Nelyn mboten faham""
"""MasyaAllah....Aku ki ngirim opo to?! Allah Allah.. sudah dibaca sama ning nelyn juga ki bagaimana coba??
(Kataku yang kian membuatku menjadi gilaa seketika)""Eehh punten ning... niku salah kirim""
""Gus faqor bilang itu salah kirim? Lalu yang ada tulisan namaku itu bagaimana?""
"Wadooohhhhh modyaarrr akuu!!!" Gumamku...
""Hehehe sudah lah neng... lupakan saja... mungkin efek kurang ngopi sayanya" """Oooo begitu to.. njih pun gus mboten nopo2 "..."
"""Jann ngisin ngisini bangett koe ki zull zulll .. nek gini kan aku terlanjur isin to"
Lalu kututup smartphone ku dan kulanjutkan untuk menikmati secangkir kopi hitam panas yang sedari tadi belum kusentuh..._____________________________________
*"^naylina pov"*"Aku kok jadi agak curiga yaa sama gus faqor... apa benar pesan yang tadi itu cuma salah kirim? Tetapi kenapa pesan itu begitu menyayat hati?.. dan kenapa juga ada namaku yang tertera disana? Atau jangan jangaann........ gus faqor suka sama aku? Aaaahhhhhh ngomong apa to aku ki.. pede bangettt... nggak nggak... jangan su'udhlon dulu nelyn" kataku..
Auuukkk ahhh.... ngantuukkk..
Lalu kuputuskan untuk merebahkan tubuh ini diatas kasur dan entah tak memakan waktu lama... aku langsung terlelap dalam mimpi~