Rasa penasaran Engela terjawab

128 11 1
                                    

Erwan duduk termenung memandangi bangunan gedung tinggi ibu kota Jakarta di balik jendela kaca ruang kelasnya yang berada di lantai tiga, cuaca dari luar nampak sejuk, angin bertiup dengan lembut membuat daun bergoyang lunglai, seolah membawanya kepada seseorang yang mulai mengganggu pikirannya sejak kemarin,
wanita cantik yang berpapasan dengannya di pintu gerbang dan mengirimkan pesan kepadanya semalam yang memintanya ikut jalan bersamanya. Ia tersenyum membayangkan keindahan yang terpancar dari wajahnya, membuat hatinya tenang dan bahagia. Entah perasaan macam apa itu, ia juga tak tahu. Tak sadar tangannya bergerak sendiri menuliskan segala rasa yang ada dalam hatinya.

"Dengar Kata Erwan Untuk Angela;

Aku betah memandangmu selama mungkin seperti saat ini aku menatap dedaunan yang bergoyang karena tiupan angin yang begitu lembut. Engela..! Penting untuk kamu ketahui bahwa aku mendapatkan suatu ketenangan yang tak mampu aku ungkapkan dengan kata-kata di saat aku menatap wajahmu, sungguh engkau wanita yang membuatku bahagia walaupun dengan hanya menatap keindahanmu dari kejauhan tanpa menyentuhnya. Apakah ini yang di sebut cinta? Jikalau iya datanglah rangkullah aku, bawalah aku pada keindahanmu"

Melihat Erwan yang sedang asik menulis sesuatu, Amanda datang menghampiri Erwan dan membuatnya kaget.

"hai kak..., lagi nulis apa sih? serius amat"

" Eh, Amanda bikin kaget aja..., ada apa?" sedikit jengkel

"Maaf...maaf, cuman mau lihat kaka aja"

"hmm" dengan senyum yang sedikit di paksakan

"Kak hari ini ga ada kelas, dosen nya gamasuk"

"seriusan?"

"iya kak, tadi aku di panggil sama pak ilham, katanya dosen sedang ada urusan lain yang tak bisa di tinggal. Jadi.., ada waktu ngga buat A......?"

Belum juga ia menyelesaikan perkataannya, Erwan langsung pergi meninggalkan Amanda dan berlari keluar kelas untuk mencari Engela.

"Ihh ngeselin amat si" gumam Amanda

Amanda wanita berkacamata, cantik, pintar dan juga sangat disiplin.
semenjak ospek ia memang diam-diam menaruh rasa kepada Erwan akan tetapi Erwan tak pernah menanggapi, bahkan ia sangat tertutup rapat terhadapnya,
soalnya memang ia tipe cowok yang memiliki pendirian tetap, jika ia suka sama satu wanita maka ia tidak akan berpaling ke wanita yang lain, akan tetapi Amanda tak tahu itu, tak jarang jika Amanda mencoba untuk menarik perhatian Erwan ia harus menelan kekecewan, soalnya Erwan tak pernah menanggapi perasaanya, ia juga pernah curhat kepada sahabatnya Anna selepas Ospek mengenai Erwan yang begitu dingin seolah tak menganggapnya ada.

"Iqbal..., lihat Engela ngga?" dengan nafas memburu

"Ngga, ada apa saudara?"

"ohh, yaudah" berlari dan meninggalkan Iqbal

"Erwan....? panggil Iqbal

"Bentar" balas Erwan

"begini nih, kalo udah jatuh cinta, udah lupa teman" gumam Iqbal

Erwan yang tak berhasil menemukan Engela kaget ketika ia mendengar suara Engela dari belakang.

"kak tungguin !"

Erwan menengok ke belakang lalu Engela datang menghampiri seraya berkata.

"Jadi jalan kan?"

Erwan tersenyum seolah mengiyakannya.

"Jadi ngga kak?"

"Iya jadi, dari tadi saya cariin kamu"

"hehe maaf kak, saya tadi di musollah".

Mereka berjalan keluar dari daerah kampus, Erwan tersenyum menanggapi beberapa ejekan dari teman-teman yang melihat mereka berjalan berdua, tiba-tiba Iqbal sahabat Erwan menghampiri dan berkata,

"wan.. Kamu jalan lagi? udah ketemu Engela nya? wah kamu Engela kan? Sambil menunjuk kearah Engela.

"Erwan, Erwan..., jangan ajak orang susah karena jalan" canda Iqbal

"Bisa aja kamu bal, saya jalan dulu ya, kita ketemu di kos"

"kamu sudah tak sayang lagi sama aku Erwan" canda Iqbal

Engela tersenyum sambil menutup mulutnya mendengar perkataan Iqbal entah apa yang ada di pikirannya mungkin jijik.

"apa sih Iqbal, ini cuma untuk sementara doang"

"ok jagain anak orang baik-baik wan"

"siap bos, tapi kamu kapan pulangnya? jangan lama-lama ya nanti aku kesepian di kos haha" Canda Erwan

"ihhhh sana-sana"

Erwan dan Engela mereka berjalan di tengah keramaian ibu kota Jakarta dengan polusi udara yang mulai menyengat hidung sampai ke tenggorokan, dengan cuaca yang panas mereka menikmati perjalanan itu, di hati Erwan mulai di penuhi dengan pertanyaan dan rasa kagum "Ternyata masih ada cewek seperti ini di Jakarta" gumam Erwan, bagaimana bisa dia tidak semakin kagum dengan Engela? di antara semua teman-teman cewek yang seangkatan dengan Erwan, mana ada yang berani berjalan kaki sejauh 4,1 km? dan juga, mana mungkin ada cewek jaman sekarang yang mau menghabiskan tenaga di tengah cuaca yang begitu panas yang bisa merusak kulit indahnya?. Sudah jarang adanya, bahkan mungkin sudah punah spesies wanita seperti itu.

"Serius nih kamu mau jalan sampe rumah kamu"? tanya Erwan

"Emang kenapa sih kak? ngga boleh ya?"

"Bukannya ngga boleh, tapi kamu kan cewek, jarang banget ada cewek yang mau jalan trus panas lagi, banyak polusi juga, karena biasanya kan cewek itu ngerawat kulitnya trus takut hitam juga. "

Engela hanya bisa tertawa menutupi ke salah tingkahannya, hingga Erwan memberi tahu alasannya berjalan kaki.

"saya jalan kaki bukannya tanpa tujuan dan tak berfaedah, saya kan dari kampung dan belum mengenal kota Jakarta, jadi untuk beberapa hari ini saya mau menikmati berjalan kaki di ibu kota Jakarta sembari mengenal cara hidup orang Jakarta, lagian juga Cuma sementara, kalo setiap hari mah saya bisa drop"

Engela terdiam mendengar perkataan Erwan, ia merasa jawaban Erwan diluar dari apa yang ia bayangkan sebelumnya, ia tak menyangka kalau Erwan sebenarnya berjalan kaki hanya untuk menikmati ibu kota Jakarta, padahal dia saja tak pernah terpikirkan untuk berjalan kaki.

Akhirnya terjawab sudah rasa penasaran Engela terhadap Erwan, Setelah 50 menit berjalan sampailah mereka di depan rumah Engela.

"Yaudah kak aku udah sampe, makasih ya udah di ajakin jalan "

"Iya sama-sama"

"Hati-hati ya"

"iya."

Tanpa menengok lagi, Erwan melanjutkan perjalannya ke kost dengan perasaan campur aduk.

Menemukanmu Di Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang