Takut menduakan (2)

59 6 0
                                    

Iqbal membawa Erwan ke sebuah kafe sesuai permintaannya, ulfia juga ikut bersama mereka agar ada yang menemani Engela.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Engela sampai dengan perasaan campur aduk antara kesal dan rindu, nafasnya memburu menaiki tangga menuju lantai 2 kafe.

Pandangannya tertuju kepada seseorang yang sedang duduk sambil menikmati secangkir susu coklat yang tidak asing lagi dimatanya.

"ihhh, ini orang yang buat gue kesel setengah mati, menghilang tanpa sebab, pengen banget gue hajarrr, tapi kangen, gimana dong? " ia berdiri dan terdiam matanya berkaca-kaca memperhatikan Erwan dari belakang.

"Engela sini !" panggil Ulfia

Erwan seperti mematung mendengar Engela datang, jantungnya berdebar kencang, ia memegang erat secangkir susu coklat agar bisa lebih tenang.

"duduk disini" Ulfia menyodorkan kursi ke Engela

"Makasih, ul,"

"Erwan, kami duduk di seblah sana ya, mungkin kalian butuh waktu untuk berdua" bisik iqbal

Seketika hening, Erwan diam tak tau harus mulai dari mana mereka hanya saling menatap, terlihat wajah Engela seolah siap menerima segala kemungkinan yang akan terjadi pada hubungan mereka, tak tahan dengan kondisi itu Engela memulai pembicaraan.

"Kamu gimana kabarnya?"

"baik, kamu gimana kabarnya selama 4 hari ini?"

"Aku terlalu baik"

"kaka mau jelasin sesuatu, tentang 4 hari kemarin kenapa"

"jadi  selama 4 hari ini kaka merasa cemas akan hubungan kita, saya merasa bahwa kita telah melanggar hukum Tuhan kita tak punya hubungan yang sah, kaka juga bingung harus bagaimana?"

"Udah gitu aja? "

"Iya"

"Jadi begini ya kak, selagi kita tak melakukan apa-apa yang melanggar syariat, misalnya sampai ke perbuatan zina besar sampai hamil di luar nikah menurut aku, ini ga apa-apa jalanin aja, lagi juga yang pacaran di dunia ini bukan kita bedua doang, jadi udah membudaya, apalagi kita sekampus, keknya susah deh buat ngejauh satu sama lain."

"Saya juga mikirnya seperti itu tapi susah rasanya, saya juga ngga mungkin ninggalin kamu"

"Jadi kaka maunya gimana"

"Kok saya?"

"yah kan kaka yang ngerasain bukan aku"

"yaudah kita jalani aja, misal nantinya tambah parah kita bahas lagi, dan cari solusinya"

"kaka ini terlalu banyak pikiran, kaka ini kalah dengan pikiran sendiri udahan mikirnya kak. kasian kamu, udah kurus gini jauh dari keluarga ngga usah mikir yang aneh-aneh kamu harus bisa bahagia di kampung orang"

"makanya malam ini, aku mau menyelesaikan semuanya, tapi kamu kok jahat blokir semua kontak kaka"

"Biarin lagian aneh, tiba-tiba didiamin tiba-tiba di jauhin, orang ngga tau salah apa"

"yaudah maafin yah"

Menemukanmu Di Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang