Canggung

82 10 0
                                    

Erwan tiba dikampusnya dengan perasaan yang lega setelah pengungkapan perasaanya semalam, ia tahu hari ini akan berbeda dengan hari-hari sebelumnya bersama Engela, mungkin Engela akan menjauhinya,atau mungkin sebaliknya. walaupun begitu ia tetap berusaha untuk menjaga perasaanya kepada Engela, dengan menahahan rasa malu setelah kejadian semalam.

Engela juga terlihat menghindarinya, mungkin ia juga merasa malu untuk bertemu dengan Erwan setelah kejadian semalam, terlihat jelas selesai pelajaran. Engela menunggu Erwan keluar lebih awal dari kelas, dia tak ingin berpapasan dengannya.

"eh anti sini bentar, Erwan udah turun ke bawah belom?" sambil melihat ke arah luar kelasnya.

"hmmmm, kayaknya udah deh."

"serius lo?"

"ya tadi sih sepengelihatan gue iya, orang gue ga liat dia pas mau keluar tadi."

"oh yaudah, makasi ya"

Engela keluar dari kelasnya dan ingin pergi ke mushollah yang berada di lantai bawah kampusnya, ia berharap tak bertemu dengan Erwan, tapi harapan itu seolah tak memihak kepadanya, Erwan yang di sangkanya sudah lebih awal kebawah ternyata bertemu dengannya di depan pintu kelasnya.

"eh Engela"

Engela hanya membalasnya dengan sebuah cengiran, ia ingin berlalu tetapi Erwan menahannya.

"engela gimana kabarnya?baik?"

"baik hehehehe. Ada apa kak?"

"gapapa sih, nyapa aja."

"yaudah aku duluan ya, mau solat"

"iya."

Selepas sholat Erwan menemui Engela, kali ini ia memberanikan dirinya untuk mengajak Engela pulang bersama, ia tak ingin jika pengakuannya semalam membuat Engela menghindarinya,

" kamu mau jalan lagi ngga hari ini?

" hmmmmm"

Engela Nampak berfikir keras, seperti memilih pilihan yang sulit, padahal hanya pertanyaan sederhana, antara iya dan tidak.

"gimana? Mau ga?"

"yaudah, aku jalan."

Selepas kuliah mereka pulang bersama. perjalanan Kali ini agak sedikit canggung, mungkin karena semalam Erwan mengungkapkan perasaannya kepada Engela.

Mereka berdua seperti orang yang baru saling mengenal, hanya ada diam dalam perjalanan itu, Erwan membiarkan kejadian itu, ia juga tak tahu harus memulainya dari mana apalagi Engela orangnya cuek dan lebih banyak diam daripada bicara, hingga tak sadar mereka sampai di depan rumah Engela.

"Yaudah kak, aku sudah sampai, makasih"

"oh iya, udah sampai"

"aku masuk ya"

Belum juga membuka pintu gerbang rumahnya Tiba-tiba Erwan memanggilnya "Engela, maaf soal kejadian semalam" , Engela berhenti sejenak, menengok kearah erwan, "iya kak ngga apa-apa" dengan pipi yang sedikit merona dan senyum yang di kembangkan, engela masuk ke dalam rumahnya.

Dengar kata Erwan untuk calon kekasihnya Engela:

Aku sebenarnya tersenyum melihatmu harus menahan malu ketika kita berjalan berdua sore tadi, kita berjalan seolah tak saling mengenal, suara mobil dan bising knalpot seolah tak terdengar, mata kita seolah mematung dan hanya memandang dengan satu arah, aku sadar harus ada yang mulai membuka percakapan dan tak sengaja ketika aku ingin mulai berbicara denganmu aku melihat pipimu yang memerah hahah, kamu terlihat begitu cantik Engela, aku yakin kamu juga menaruh rasa terhadapku dan aku berharap itu.

Menemukanmu Di Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang