Prologue

196 11 9
                                    

          Caritas, Chara, Eirene, Makrothumia, Chrestotes, Agathosune, Fides, Modestia, dan Egkrateia. Kesembilan buah yang tumbuh dari pohon Seirei yang masing-masing melambangkan Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan (hati), Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, dan Penguasaan Diri. Kesembilan buah itu dijaga oleh para Seraphim sejak awal dunia diciptakan.

          Suatu hari, terjadi perselisihan diantara para Malaikat yang menyebabkan sembilan buah Seirei jatuh ke bumi. Tahun demi tahun dihabiskan untuk mencari, namun buah-buah tersebut tidak bisa ditemukan. Akhirnya, untuk meredam rasa bersalah dari para Malaikat dan Seraphim, mereka memutuskan untuk melupakan kejadian yang menyebabkan jatuhnya sembilan buah Seirei dan tidak pernah mencatatkannya di buku-buku atau menceritakannya pada keturunan mereka. Yang diketahui oleh generasi berikutnya hanya jatuhnya sembilan buah Seirei yang tidak pernah ditemukan.

***

          "Carilah kesembilan buah itu!" Perintah Tetua Seraphim pada seorang Seraphim.

Di Firdaus, sebuah kerajaan yang berdiri di langit, para Tetua Seraphim yang berjumlah 4 orang sedang berbicara dengan seorang Seraphim muda, lebih tepatnya sedang memberikan perintah tugas. Namun, tugas itu justru membuat Seraphim muda itu menolak. Bagaimana tidak? Para Tetua memberikan tugas yang kelihatannya mustahil, yaitu mencari kesembilan buah Pohon Seirei yang telah terjatuh jauh bertahun-tahun yang lalu.

Sebelumnya, para Tetua pernah menugaskan Seraphim-Seraphim yang lain untuk mencari sembilan buah itu, baik Seraphim biasa, maupun Seraphim Tinggi. Bukan hanya itu, salah seorang dari para Tetua Seraphim juga pernah pergi mencari buah-buah itu. Tapi apakah hasilnya? Tidak ada. Tidak ada yang berhasil menemukan buah-buah itu, meskipun para Tetua masih bisa merasakan aura dari kesembilan buah itu.

Seraphim muda itu telah berusaha menolak untuk menerima tugas itu. Namun, para Tetua justru lebih mendesaknya untuk mengambil tugas itu.

"Tapi, Tetua, bukankah buah-buah itu sudah hilang?"

"Kami tahu kau memiliki bakat. Kami juga masih dapat merasakan aura buah-buah itu. Carilah!"

"Baiklah, Tetua."

Seraphim itu keluar dari ruangan para Tetua sambil menggerutu.

"Bakat? Bakat apanya? Menurutku aku sama saja dengan Seraphim yang lain."

"Menggerutu setelah mendapat tugas? Menyedihkan," kata seorang Seraphim Tinggi.

"Ayah?"Seraphim itu terkejut.

Masih berjarak beberapa meter dari pintu masuk menara itu, ayah dari Seraphim muda itu telah menunggu dengan sabar sambil mendengarkan sedikit demi sedikit percakapan mereka. Dia mampu mendengarkan percakapan itu karena auranya yang kuat sebagai salah seorang Seraphim Tinggi.

"Kau tidak boleh seperti itu. Apapun tugas yang diberikan para Tetua, kau harus melakukannya dengan segenap hatimu."

"Tapi, ayah, buah-buah itu sudah tidak akan pernah ditemukan. Aku yakin," sanggah Seraphim itu.

"Tapi kau belum mencobanya," katanya sambil tersenyum menantang.
"Carilah. Ayah yakin kau bisa menemukannya." Seraphim Tinggi itu tersenyum menatap anaknya.

"Huh..., baiklah, Ayah. Aku akan mencobanya." seraphim itu akhirnya memutuskan untuk mencari buah-buah dari pohon Seirei yang jatuh di bumi.

Seraphim itu pergi ke gerbang di pusat Peradaban Seraphim dan turun ke bumi. Perjalanan yang tidak begitu jauh melewati langit dan menembus ruang-waktu.

"Jadi, dimana aku harus memulainya?" Gumamnya.

Seraphim itu berkelana dengan ketiga pasang sayapnya, pergi ke beberapa tempat dan beberapa waktu, mulai dari Eropa abad pertengahan, hingga ke Asia masa sekarang. Namun, tidak ada satupun jejak dari buah-buah itu.

"Memangnya apa yang dipikirkan para Tetua? Jika aku bisa menemukannya, seharusnya para Seraphim yang lain juga bisa menemukannya," Kata Seraphim itu sambil menggerutu dan melihat sekitarnya, lalu melanjutkan,

"apalagi para Seraphim Tinggi yang diutus beberapa waktu yang lalu dan--..." Seraphim itu terdiam mengingat seorang Tetua Seraphim yang tewas dalam misinya mencari buah-buah itu.

"Aku--aku bahkan tidak bisa merasakan aura dari buah-buah itu.
Sudah kuduga, buah-buah itu sudah lenyap," tambahnya.

"Oh ya, aku penasaran bagaimana kehidupan manusia di zaman ini."

Seraphim itu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang telah 'dicuri'nya dari sebuah toko baju dan menghilangkan sayapnya. Dia mengubah penampilannya menjadi seperti manusia. Dia berjalan sambil melihat-lihat situasi di tempat itu. Dia menyusuri tiap lorong dan tiap lokasi, mulai dari toko baju, supermarket, mall, rumah makan, hingga daerah perumahan.

          Jujur, kota itu tidak terlalu buruk. Layar-layar yang terlihat seperti TV raksasa telah terpasang di tiap sudut kota. Panas matahari yang cerah dan panas namun tidak menyengat, membuat suasana lebih hangat dan nyaman untuk dinikmati, menjadikan perjalanan Seraphim itu dalam berkeliling kota menjadi pengalaman yang indah, menyenangkan, dan terasa cepat sekali berlalu.

Ketika Seraphim itu berjalan di depan sebuah toko video games, dia tanpa sengaja menginjak kaki seorang perempuan.

"Ah!"

"Eh, ma-maaf ya," dia meminta maaf pada perempuan itu.

"Tidak apa-apa, aku tahu kau tidak sengaja," kata perempuan itu pada sosok pria yang menginjak kakinya.
"Kelihatannya kau bukan orang Jepang," tambahnya, "ingin kupandu? Aku bisa memberikan tour singkat padamu"

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri"

"Owh.."

          Seraphim itu berjalan-jalan dan kemudian tiba di sebuah taman. Dia lalu menggerakkan matanya untuk mencari tempat duduk. Dia duduk sambil memikirkan alasannya mengambil tugas dari para Tetua itu.

"Kenapa aku tetap mengambil tugas itu, ya? Kan sudah kuduga kalau buah itu telah lenyap," gumamnya.

Ketika Seraphim itu sedang merenung, seorang perempuan datang menghampirinya.

"Hai, kelihatannya kau kesulitan. Ingin kubawa tour?" Tanyanya.

"Eh?" Seraphim itu menatap wajah perempuan itu, "kau, manusia--maksudku perempuan--yang tadi?"

Perempuan itu tertawa kecil.

"Namaku Agatha Hosune. Salam kenal," Agatha mengajaknya berkenalan.

"Aga...thosune?!"

Follow Instagram: @chaostale

The Fruit of Seirei [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang