CHAPTER 10 - Modestia\Doldrums

40 2 0
                                    

          Seraphim itu terbang tinggi membawa para buah. Keenam sayapnya yang lebar seakan-akan membelah langit dengan sangat cepat.

Dia membawa para buah ke Mesir Kuno, pada tahun 50 SM. Di sana, mereka melihat sebuah istana yang megah. Istana tersebut memiliki banyak bangunan yang terlihat seperti tempat ibadah, berbeda dengan istana Firaun.

Banyak orang berada di sekitar istana itu dan terlihat seperti sedang berdoa.

"Ramai sekali," kata Chres.

"Kau benar," balas Eirene.

          Seraphim itu turun bersama para buah di sebuah pemukiman. Beruntung, tidak ada yang memperhatikan mereka. Karena itu, mereka dapat dengan mudah mencuri pakaian untuk dikenakan.

"Tidak buruk," kata Kei sambil memeriksa pakaian Mesir yang dikenakannya.

"Ayo pergi ke istana itu. Mungkin dia ada di sana," kata Seraphim itu.

Mereka pergi ke istana itu. Istana itu sangat ramai sehingga agak sulit bagi mereka untuk memasukinya.

"Permisi, tuan, istana apa ini?" Tanya Seraphim itu.

"Kalian pendatang baru, ya? Ini adalah istana dewi Kelemahlembutan," jawab seorang pria.

"Bolehkah kita masuk ke dalamnya?" Tanya Seraphim itu.

"Haha.., kau bercanda, ya? Tentu saja tidak boleh. Istana itu sangat sakral. Di dalam istana itu juga terdapat banyak pasukan penjaga. Sangat dilarang bagi masyarakat biasa untuk memasukinya," jawab pria itu.

"Oh? Begitu, ya," kata Seraphim itu.

"Oh, hey, kau beruntung. Sang dewi akan keluar bersama pengawalnya sebentar lagi. Menunggulah," kata pria itu.

Tidak lama setelah itu, keluarlah seorang wanita dari dalam istana itu. Wanita itu sedang duduk, digotong oleh para pengawalnya. Usianya kira-kira 20-an tahun. Parasnya cantik, pakaiannya indah, dengan riasan khas bangsawan Mesir Kuno dan hiasan kepala yang membuatnya menjadi lebih cantik. Wajahnya sangat lemah dan lembut, begitu juga perilakunya.

"I--itu Modestia?" Tanya Agatha dengan kagum.

"Maaf,... Permisi,... Aku terburu-buru!" Seraphim itu berusaha menemui Modestia, namun kesulitan karena kerumunan yang padat di sepanjang jalur.

"Huh,... sulit sekali menemuinya," kata Seraphim itu.

"Tentu saja. Wanita itu dianggap sebagai dewi di tempat ini," kata Kei.

"Tapi, kenapa dia bisa sampai dianggap dewi?" Tanya Eirene.

"Di zaman ini, apa saja yang kelihatan beda pasti dianggap benda ilahi. Mungkin mereka melihat buah itu jatuh, kemudian Modestia memakannya. Perubahan yang terjadi padanya mungkin dianggap sebagai penjelmaan dewa," jawab Seraphim itu.

"Jadi, bagaimana kau akan mendapatkan Modestia?" Tanya Agatha.

"Tidak ada jalan lain!" Seraphim itu telah memikirkan sebuah rencana.

          Malam itu sangat dingin, dan angin dingin menyapu pasir-pasir di tanah Firaun itu. Keheningan menyelimuti daratan itu, begitu juga sang Seraphim harus tetap tenang agar tidak membangunkan orang-orang, meskipun dia memang tidak mungkin membangunkan mereka.

Seraphim itu menjadikan dirinya tembus pandang agar dia bisa leluasa bergerak menembus dinding, menembus semuanya.

Dia berkeliling mencari kamar Modestia.

"Itu dia!" Seraphim itu berhasil sampai di kamar Modestia.

Wajahnya yang lemah dan lembut terpancar indah dengan matanya yang masih tertutup, disinari cahaya bulan yang melewati jendela.

The Fruit of Seirei [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang