CHAPTER 6 - Eirene

41 3 0
                                    

          "Di mana kita," tanya Chres.

Sampailah mereka di Eropa, tahun 65.

"Terpujilah Nero!!!"

"Terpujilah Nero!!!"

Terdengar suara para prajurit memuja nama Nero, kaisar yang menguasai Eropa pada masa itu.

          Seraphim itu menurunkan Agatha, Kei, dan Chres di sebuah kota.

"Para prajurit Nero telah tiba di gerbang!" Kata seorang perempuan dengan ketakutan.

"Astaga!"

"Tidak ada tempat yang aman."

"Anakku. Ada yang melihat anakku?"

Kota itu adalah salah satu dari sekian banyak kota yang ditindas oleh Kaisar Nero. Penindasan itu menyebabkan kehidupan mereka menderita.

"Astaga. Apa yang terjadi dengan kota ini?" Tanya Chres dengan takut.

"Ayo. Kudengar ada seorang pria sedang menulis kitab di rumah itu," kata seorang pria pada keluarganya.

"Eirene. Di mana Eirene?" Terdengar suara seorang pria memanggil.

"Eirene, giliranmu!" Kata seorang perempuan.

"Oh, iya," balas seorang perempuan berusia 18 tahun bernama Eirene.

          "Eirene?" Tanya Seraphim itu.

"Eirene?" Tanya Agatha kepada Seraphim itu.

"Kukira aku mendengar nama itu. Itu adalah nama salah satu buah yang kucari. Eirene, buah yang mewakili Damai Sejahtera," kata Seraphim itu.

"Ya, aku mendengarnya juga," kata Kei.

"Itu Eirene," kata seorang pria.

"Eirene yang 'itu'?"

"Permisi, tuan," kata Seraphim itu pada seorang pria di depan sebuah rumah.

"Ya, ada apa?" Kata pria itu.

"Aku mendengar nama 'Eirene'. Apa dia..." kata Seraphim itu.

"Oh, ya. Eirene. Aku tidak percaya bisa melihatnya di sini," kata pria itu.

"Kenapa?" Tanya Seraphim itu.

"Kau tidak tahu? Gadis itu adalah satu-satunya orang yang berani bicara pada prajurit Nero. Dia selalu ingin berdamai dengan mereka meskipun mereka menindas bangsa kami," jawab pria itu.

"Damai?" Tanya Seraphim itu sambil tersenyum.

"Ya, damai. Dia tidak ingin kami memberontak atau berperang dengan mereka. Aku kagum dia bisa menginspirasi orang-orang sebesar itu pada usianya yang masih 18 tahun," kata pria itu.

"Di mana dia sekarang?" Tanya Agatha.

"Dia sedang bersama seorang pria bernama Yohanes Markus. Pria itu sedang menulis sebuah kitab," kata pria itu.

"Oh, jadi begitu," kata Seraphim itu.

          "Aku mendengarnya dari nenek dan ibuku. Meskipun begitu, aku yakin yang mereka katakan tentang-Nya itu benar. Aku yakin," kata Eirene.

"Baiklah. Terima kasih, Eirene. Kesaksianmu itu akan sangat membantuku dalam menulis kitab ini," kata Markus.

"Sama-sama, tuan," kata Eirene.

"Oh ya, ada yang ingin kukatakan pada kalian semua yang ada di tempat ini.
Kita tidak boleh berperang. Tuhan ingin kita berdamai dengan musuh kita, bangsa Romawi," kata Eirene pada seisi rumah itu.

The Fruit of Seirei [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang