CHAPTER 19 - The Elder Seraphim

27 2 0
                                    

          Para Seraphim dan Malaikat bersayap putih sedang bertarung melawan pasukan Helel, yaitu para malaikat bersayap hitam. Atmosfer perang itu sangat dingin bercampur panas. Para malaikat bersayap hitam dengan dinginnya dan tanpa perasaan membunuh lawannya. Semuanya meluapkan amarah dengan panas.

*SRING...*
*SETT...*
*JEDASSS...*
Pertarungan itu berlangsung dengan sangat sengit. Pedang-pedang beradu dengan cakar dan sayap hitam yang besar. Perisai-perisai berhasil menangkal hampir seluruh serangan. Tombak-tombak menusuk tubuh para malaikat bersayap hitam. Panah-panah meluncur dengan senyap dan menancap menembus tubuh para musuh. Peluru-peluru meluncur dengan sangat cepat begitu suara tembakan meledak dari senjata api para Seraphim.

          Terlihat Herphiel, ayah Xerphiel sedang dikerumuni puluhan malaikat bersayap hitam. Dengan tatapan dingin ia mengeluarkan pedang beruasnya. Ia menyerang mereka dengan pedangnya itu.
*SRINGG... SETT.. TRANGGG... SRINGG...*
Ia mengayunkan pedangnya itu, kepada para malaikat bersayap hitam. Sesekali ia menancapkan pedangnya itu di tubuh para musuh, kemudian menariknya kembali. Ia mengayunkan pedangnya untuk menyerang dan menangkis serangan. Ia mengayunkan pedangnya kepada seorang malaikat bersayap hitam, namun serangannya itu dihadang dengan cakarnya yang lebih keras dari logam manapun di bumi. Beberapa kali serangannya mampu membunuh para malaikat bersayap hitam. Ia memutar pedangnya dengan sangat cepat untuk menangkal serangan, sekaligus menyerang lawannya.

Ketika musuh semakin banyak, ia tidak punya pilihan lain. Ia menghempaskan pedangnya, kemudian ruas-ruasnya terbuka.
*SETT... KLINGG...*
Pedangnya menjadi semakin panjang dan lentur. Di dalam ruas-ruasnya, terlihat besi-besi bergerigi yang sangat tajam. Ketika ia mengayunkannya ke depan, pedang itu menebas para malaikat bersayap hitam yang terbang di depannya,
*SRETT... SWOOSH... SRATTT...*
kemudian mengayun ke atas dan menebas para malaikat bersayap hitam yang terbang di atas. Setelah itu ujung pedangnya turun ke bawah di belakangnya, lalu menyambung dengan pangkal gagang pedangnya.
*SRETT... WHOOSH... SRING.. KLANG.. TRENG... SUTT...*
Pedang itu sekarang menjadi seperti sebuah cincin raksasa yang bagian tengahnya cukup untuk dimasuki seorang laki-laki dewasa. Pedang 'cincin' itu melingkar vertikal memutari pinggangnya dengan posisi bagian belakang agak sedikit naik ke punggung, dan bagian depan rata dengan pinggangnya. Ia memegang cincin itu dengan kedua tangannya di sebelah kiri dan kanan. Cincin itu sangat tajam karena terbuat dari sebuah pedang. Selain itu, besi bergerigi yang ada di dalam pedangnya langsung mengeluarkan geriginya begitu pedangnya berubah menjadi cincin raksasa.
*SUTTT...SRINGG...*
Itu membuat pedangnya menjadi cincin raksasa yang tajam bergerigi dan seperti dipenuhi duri.

"Baiklah, kalian memaksaku untuk melakukannya," kata Herphiel sebelum melepaskan cincin itu dari tubuhnya.

Ia melepaskannya lalu memutarnya hingga cincin itu memutar sangat cepat dan menebas seluruh lawan di sekitarnya.

***


          "AAGHHH..." teriak Xerphiel.
*SRING...SRING...*
Pedangnya berayun menebas tubuh Helel. Beberapa kali ia berhasil menangkisnya, namun beberapa kali juga ia tidak mampu menangkis serangan Seraphim muda itu.

"Ugh... kau sepertinya tidak akan menyerah! Hmhmhm..." Helel menahan tawanya.

Seketika itu Helel terbang ke atas. Ia melebarkan keenam sayap hitamnya, kemudian menghempaskannya ke arah Xerphiel. Dari sayapnya, bulu-bulu hitam yang sangat tajam meluncur menuju Xerphiel. Bulu-bulu itu melukai tubuh Xerphiel dengan luka yang sangat dalam, namun setipis luka goresan kertas.

"Hmhmhm..." Sekali lagi ia seperti menahan tawanya.

Xerphiel terbang lebih tinggi mendekati Helel, kemudian menyerangnya dengan pedang dan sayapnya, namun Helel berhasil menghindar dan menangkis dengan sayapnya.

The Fruit of Seirei [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang