Hai fellas, seneng banget nih hari ini pasien poli cuma 30-an, jadi bisa pulang cepet >,< udah ga sabar pengen apdet dari semalem, ya kan. Oke, biar kalian nggak roaming waktu baca bab ini, aku kasih kilas balik cepat aja ya.
Jadi, imigran dari Ares itu ternyata adalah transducer yang dikendalikan dengan teknologi MK-Ultra. Saat Soteria terdesak, mau nggak mau Jon Stuart--semoga masih inget, hasil rekayasa genetika Ares yang kabur, dan sempat merampok Soteria untuk menyambung hidup--membantu Soteria, dengan catatan, namanya akan dibersihkan dari catatan kriminal.
Nah, saat terjadi prahara inilah, Derek kepingin memanfaatkan kelengahan Soteria, agar The Might bisa membunuh Adras. Tapi di waktu bersamaan, Bima selaku ketuanya bersikeras melarang. Agaknya, Bima sama Gavan udah mulai klop gitu. Lagipula, The Might yang tadinya ikut membantu beberapa imigran, justru juga kewalahan dengan ancaman transducer. Transducer memang hanya diprogram satu arah dari Ares, atas komando Presidennya, Qabus.
Di lain pihak, Perdana Menteri Hans menyuruh anggotanya di Ares (semacam interpol gitu) untuk mengawasi Averus. Nathan bahkan udah jadi tahanan sekarang, sedangkan Averus masih berkeliaran. Merasa takut karena kalo sampai tertangkap, Averus sudah pasti akan dihukum dan tidak bisa bersama dengan keluarganya, pria itu mendatangi Frans, rekanan lamanya. Bermaksud mencari kekebalan, karena dia nggak punya duit buat sewa pengacara. Eh, ternyata si Frans sama Stenver bersekongkol. Padahal Stenver adalah orang yang paling Averus hindari, setelah kejadian ditutupnya Lab Cosmic beberapa tahun silam.
Kendrick? Lagi apa ya dia? Seingetku masih video call-an sama Young-seo, wkwwk. Gak, mereka ga pacaran kok, justru Kendrick lah yang akan melihat Hexagon dari sisi lain ;)
Olivia-Greg? Yaaa ..., sementara masih lempeng-lempeng aja sih, hanya mulai membahas mengenai halusinasi dan mimpi aneh. Tunggu saja sampai mini-arc ini selesai, dan kisah mereka bakal kuangkat lagi.
<<<>>>
Seusai pelayan menutup pintu dari dalam, Averus memperhatikan sekitar. Entah berapa lama kunjungannya tadi, yang jelas, salju sudah memadati ruas jalan di depan rumah Frans. Bus malam melintas, orang-orang berpakaian tebal masih berlalu-lalang. Averus menaikkan risleting winter coatnya. Pandangannya masih berkeliling, saat mengenakan hoodie berbulu tipis dan mulai berjalan. Akibat pusing dan pikiran yang paranoid, Averus berulang kali menyenggol bahu seseorang dan meminta maaf.
Udara dingin membuat perutnya mual. Alkohol yang tadi ingin dia tolak, kini keluar di semak-semak. Averus berharap semua kecemasannya ikut pergi. Namun, semua itu hanyalah sisa-sisa steak yang bercampur getah pencernaan, sementara kepalanya masih saja terasa berat. Frans akan membantu, hanya jika Averus mau bersekongkol dengan Stenver dan Presiden Qabus. Dia tak menduga perang antarnegara sudah pecah beberapa jam yang lalu, dan seolah tak diberi pilihan, Averus harus segera menentukan keberpihakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON [2] | Singularitas Hitam Putih ✅
Science FictionDi saat ilmu pengetahuan memperbudak otak, hanya sedikit manusia yang memercayai intuisi dan ramalan. Sembilan tahun sebelum kelahiran Hexagon, bumi mengalami trauma mayor. Nubuat itu akhirnya terbukti. Peradaban runtuh, neraka termanifestasi, dan s...