part 1

73 8 6
                                    

Hari ini cuaca sangat cerah, membuat para remaja yang sedang kasmaran tak mau diam di rumah. Mereka memanfaatkan waktu untuk sekedar kencan dengan tambatan hatinya. Terlebih sekarang hari minggu, membuat para kaum adam leluasa mengajak kekasih, atau teman dekatnya untuk berjalan, olahraga, atau makan bersama.

Biasanya minggu pagi dimanfaatkan untuk jogging mengelilingi komplek dan teruntuk laki-laki sesekali memanfaatkan momen itu dengan sedikit modus pada gadis yang di ajaknya lari bersama.

"Seaaan capek". Ucap gadis yang rambutnya sudah sedikit berantakan, wajahnya yang memerah, serta buliran keringat mengalir di dahi mulusnya akibat lari pagi dengan kekasihnya.

"Oh kamu capek, yaudah kita duduk dulu di taman sana ya". Lelaki yang dipanggil Sean itu, menarik tangan gadis yang tadi memanggilnya.

Gadis itu mengikuti langkah Sean, dengan matanya yang terus memperhatikan tangannya yang digenggam lembut oleh Sean. Mereka baru resmi menjalin hubungan tadi malam, tapi Sean dengan cepat langsung mengajaknya jalan. Gadis itu terus tersenyum membayangkan wajah tampan Sean.

"Nah kamu duduk ya Rani". Sean melirik ponselnya yang dari tadi terus berdering, dirinya menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

Gadis yang bernama Rani itu mendongak kepalanya menatap Sean yang sedang berdiri dihadapannya. "Sean aku haus" ucap gadis itu dengan suara sok imutnya.

Mendengar itu sontak Sean tersenyum "oh yaudah, aku beliin kamu minum dulu ya, kamu tunggu disini". Ujar Sean, yang ditanggapi anggukan oleh Rani.

Setelah dirasanya jauh dari Rani, Sean segera melihat notif dari handphonenya terdapat 11 panggilan dilayar HP Sean. Sean menyunggingkan senyumnya, ternyata para kekasihnya yang menelpon. Dirinya menghentikan langkahnya disebuah tempat es yang namanya seperti film fantasi dengan tokohnya yang menggunakan kaca mata bulat.

"Bang jelly potter 2 ya, satu redvelvet satulagi chappuchino". Ucap Sean pada abang es itu tanpa mengalihkan tatapan dari HP nya. Dirinya melihat panggilan yang tadi tidak ia jawab.

📞2 missed calls from Andien
📞1 missed call from Dina
📞3 missed calls from Ayu
📞1 missed call from Jessy
📞1 missed call from Manda
📞3 missed calls from Arini

Melihat itu dirinya merasa bangga, senyumnya yang menyebalkan tercetak jelas di wajah tampan Sean. Saat dirinya akan mematikan HP nya satu panggilan berhasil mencegah niatnya. Lagi-lagi senyum menyebalkannya muncul kembali.

📞Syiela is calling

Dengan cepat Sean menjawab panggilannya, sambil menunggu pesanannya selesai tidak ada salahnya kan dia bersenang-senang dengan pacarnya.

"Hallo, ciee udah nelpon aja kangen ya?". Sean tersenyum, tangannya mengusap keringat yang ada di dahinya.

Terdengar suara helaan nafas di seberang sana.
"Heem. Kamu dimana, pengen ketemu".

Sean tertawa "aduh manja banget sih pacar orang ganteng ini". Ucapnya sambil memperhatikan abang penjual es yang sedang memasukan es batu pada cup gelas.

"Hehe, kan manja nya ke kamu doang".

'Taii'. Rutuk Sean dalam hati, dia sebenarnya tahu gadis ini sering jalan bersama laki-laki lain. Tapi Sean tetap Sean, dirinya merasa senang dengan situasi ini.

"Iya nanti ketemu ya sayang". Sean segera mengambil uang di dompetnya ketika penjual es itu akan menghampiri dirinya.

"Bang ini pesenannya, jadi 20.000". Ucap penjual itu sambil menyodorkan es nya.

Sean mengambil es nya, handphonenya ia jepit dengan kepala dan bahunya yang saling merapat.

"Nih bang uangnya". Sean memberikan uang itu kepada penjualnya.

Setelah mengambil kembalian, Sean tidak langsung pergi. Dirinya masih betah untuk berkomunikasi dengan Syiela.

"Iya nanti aku kesana by. Kamu tunggu aja ya. Nan--".

Sean terkejut ketika ada yang merampas handphonenya secara tiba-tiba. Ia kira perampok, tapi setelah ia membalikkan badannya, bukan perampok seperti yang ia kira. Ini lebih bahaya daripada perampok. Rani, pacar yang tadi menunggu Sean untuk membeli es merampas ponselnya dengan paksa wajahnya tampak memerah menahan kekesalan.

Rani mendekatkan HP itu pada telinganya "Ini siapa?! Lo jangan ganggu pacar gue!". Rani menekankan setiap perkataannya, pantas saja dia menunggu sangat lama kekasihnya ini, ternyata Sean sedang asik-asiknya telponan dengan selingkuhannya.

"Eh ini siapa?! Mana pacar gue?! Kok lo yang ngomong?! Balikin gak hp nya ke pacar gue!". Karena tidak terima Syeila kembali membentak Rani.

"Lo ngaku-ngaku ya, jelas-jelas Sean lagi jalan sama gue!". Rani melirik Sean yang tengah menikmati es nya tanpa ada rasa bersalah di wajahnya.

"Sean kok kamu diem aja? Ini siapa? Jangan bilang ini selingkuhan kamu?".

Sean mengunyah es batu dengan watadosnya dia tersenyum.
"Kalo aku bilang itu emang pacar aku gimana? Mau putus?".

Wajah Rani memerah menahan amarahnya. Dirinya memberikan handphone nya pada Sean.
"Kita putus, dasar playboy cap kampak". Ujarnya sebelum dia pergi meninggalkan Sean yang tengah cekikikan, dirinya mengalihkan tatapannya pada handphonenya. Ternyata masih terhubung dengan nomor Syiela.

"Hallo sean, boy. Kamu beneran ngeduain aku?". Tanya Syiela di seberang sana.

"Iya, kamu juga sering kan jalan sama cowo lain. Mau putus? Ayo putus, kita putus ya". Sean tersenyum puas mendengar Syeila yang mencoba membela diri.

Dirinya mematikan sambungan telepon Syiela, saat akan memasukan handphonenya ke tas sport yang ia bawa, handphone nya kembali berdering.

📞Manda is calling

Dirinya tersenyum jahil, resiko orang tampan sana sini banyak yang suka.

Playboy InsyafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang