4.4

2.7K 300 11
                                    

-tekan bintang di pojok kiri gratis kok-


Pagi yang indah ini sudah berakhir. Saatnya kita kembali ke rumah masing-masing. Mempersiapkan diri untuk keluar.

Flashback

"Ness, nanti free nggak?"

"Aku sih keliatannya free, kenapa emang?"

"Jalan yuk."

"Jalan?"

"Iya. Ngedate gitu lho."

Aku hanya bisa tersenyum menanggapi ajakan jeno. Tak bisa berkata lebih. Tapi hati ku saat itu juga rasanya ingin meledak.

"Senyumanmu aku artikan mau."

Flashback off

Sampai dirumah aku segera berbenah diri. Mengambil segala keperluanku dan berlari ke kamar mandi. 2 jam aku habiskan di kamar mandi, hanya demi berpenampilan baik di depan jeno.

Membilas rambutku, memakai lulur, memakai masker wajah. Tak hanya itu, keluar dari kamar mandi aku masih melanjutkan ritualku. Memakai masker wajah-lagi- sambil berbaring merilekskan otot tubuhku.

Sambil memandangi hp ku aku tersenyum seperti orang gila.

Memang benar kata orang. Cinta itu membutakan semua, aku bahkan masih mencintai dia, saat aku tau dia adalah anak dari seorang yakuza. Ketua grup mafia terbesar di jepang.

Tak terasa, aku tertidur sampai jam 4. Padahal aku membuat janji dengan dia jam 5.30. Bahkan sekarang aku belum menyiapkan baju yang akan ku pakai. Aku bingung aku harus memakai dress atau pakaian casual. Aku bahkan belum mengeringkan rambutku yang masih terbungkus handuk.

Setelah bergelut dengan pikiranku sendiri aku memilih memakai rok pendek diatas lutut yang dipadukan dengan kaos lengan panjang dan memakai sneakers.

Setelah selesai memilih baju aku segera melepaskan sheet mask yang sedari tadi masih menempel di mukaku.

Setelah selesai mengeringkan rambutku dan menata rambutku. Aku berganti pakaian dn memoleskan makeup tipis. Sebagai hiasan terakhir aku menambahkan anting.

Setelah ku tengok jam yang menunjukkan pukul 5.25 p.m aku segera turun kebawah sambil membawa sepatuku.

"Nessa, mau kemana? Kok rapi banget?"

Itu papa yang berbicara. Papa itu tipe orang tua yang nggak rela anak ceweknya keluar malem-malem

"Mau ke rumah sebelah pah. Mau keluar."

"Oh, rumah yang dihuni anak muda itu?"

"Iya."

"Oh pantesan mama kemarin lihat kamu masuk kerumah itu. Mana nggak mencet bell pula." Mamaku dari dapur ikut menyahut.

"Iya deh terserah. Nessa berangkat mah, pah. Byee"

Tak lama setelah aku membuka, seorang pangeran datang menghampiri ku di rumah *apaan sih* Jeno menghampiri ku dirumah. Dia sangat tampan dengan setelan casual. Aku segera masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam mobil kami terus bercerita. Dari masa lalu jeno, hingga penyebab meninggalnya shiho. Dia sendiri kok yang membawa topik shiho kedalam percakapan kita. Tapi di lihat-lihat, dia lebih tegar daripada tadi pagi.

"Kepalamu sudah tidak apa-apa?"

Aku masih berusaha mengalihkan pembicaraan kita dari shiho.

"Tidak apa-apa kok."

Mafia -Lee Jeno-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang