14.14

1.3K 125 0
                                    

-jangan lupa vote sayang-

8 hari sudah Jeno dan Jaemin berada di rumah sakit. Hari ini Jeno dan Jaemin sudah di perbolehkan kembali ke rumah.

Seperti perjanjian sebelumnya. Jeno akan tinggal di rumahku.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, dan jeno belum selesai mandi.

"Jen, cepetan ih. Udah ditungguin Mas Lucas juga." Seru ku.

"Iya entaran. Masih cuci muka nih." Teriak Jeno dari dalam kamar mandi.

Aku dengan sabar menunggu Jeno di sofa. Aku sempat mendengar Jaemin juga keluar dari rumah sakit hari ini. Jadi daripada menunggu Jeno yang masih lama aku duduk di bangku depan kamar Jeno menunggu Jaemin keluar.

Setelah penantian selama 5 menit. Aku melihat Jaemin keluar dan berjalan ke arahku.

"Hey you. Thank you." Kata Jaemin

"Oh, you're welcome, but i help you because my mom. Don't dare to hurt Jeno again, or you must sleep in prison."

Saat aku mengatakan ancaman itu, aku hanya mendapat senyuman licik Jaemin.

Aku tahu berurusan dengan dia tidak akan ada akhirnya. Tapi aku tetap akan menjaga Jeno bagaimanapun caranya.

.
.
.
.
.
.

Kita sudah sampai dirumah. Saat aku baru saja membuka pintu. Aku bisa melihat Mama dan Papa sudah menunggu di sofa dengan senyuman lebar mereka.

"Halo Om, halo Tante. Maaf ya Jeno jadi ngerepotin gini."

"Halo Jeno. Santai aja. Kita juga seneng kok kamu tinggal disini. Maaf ya Papa kemarin nggak bisa ikut nungguin kamu dirumah sakit." Kata papa sesaat setelah Jeno memberi salam.

"Ah nggak papa kok Om. Jeno masuk rumah sakit juga gara-gara ulah Jeno sendiri." Sahut Jeno sambil tersenyum

"Udah sini makan dulu. Mama udah masak banyak." Ajak mamaku.

Aku dibelakang Jeno hanya merengut, mengetahui Mama dan Papa sama sekali tidak menyapaku. Padahal aku hanya pulang beberapa kali.

"EHEM!! Nih anak cewek gimana ya? Kok nggak ditanyain." Dehemku cukup keras.

"Eh iya, Papa lupa ada kamu." Kata papaku sambil tertawa.

"Ih Papa mah. Minggat nih adek ikut kakak ke Belanda. Nggak tau ah." Kataku sambil menghentakan kaki.

"Ih anak ceweknya Mama marah masa. Jeno, calon pacar kamu marah nih. Minta ke Belanda."

"Jangan dikasih, Tan." Sahut Jeno sambil tertawa.

Jadilah sekarang aku menjadi bahan tertawaan di rumah.

"Udah makan dulu. Sini Jeno duduk deket papa." Kata Papa.

"Eh iya om."

"Nggak usah sungkan. Panggil aja Papa. Tante juga panggil aja Mama. Anggep aja orang tua sendiri." Kata Papa lagi.

Setelah pembicaraan itu dan makan. Aku sempat pergi ke rumah Jeno untuk mengambil semua pakaian Jeno.

"Aku mau ke rumahmu ngambil baju. Tidur aja dikamar yang kemarin." Pamit ku.

"Nggak ditemenin?" Tanya Jeno.

"Nggak usah. Tidur aja sana dikamar."

Setelah itu aku segera pergi ke rumah Jeno.

Saat aku masuk keadaan di rumah Jeno sangat berbanding terbalik dengan keadaan di rumahku. Masih ada beberapa pecahan vas yang belum di bersihkan. Ada beberapa bodyguard yang berjaga di depan dan di dalam rumah.

Saat aku menaiki tangga menuju kamar Jeno aku melihat seorang maid sedang membujuk Jaemin untuk keluar kamar dan makan.

Karena aku merasa kasihan dengan maid itu, aku mencoba menggedor kamar Jaemin.

"Hey Na-bastard-Jaemin. Go down and eat your dinner. Bibi waiting you. Go down or i will broke your door." Teriak ku di depan kamar.

"Go away bitch. You just ruined my mood." Balasnya dari dalam kamar.

"I count until three if you don't came out, i will broke your door."

"One" aku mulai menghitung

"Two"

"Thr-"

Tak lama setelahnya pintu kamar itu terbuka. Menunjukkan betapa kacaunya keadaan seorang Na Jaemin.

"Look i came out. You are satisfied?"

"Go down and eat you dinner. Bibi still waiting you." Ucapku tanpa menghiraukan pertanyaan Jaemin.

Setelah mengatakan itu aku segera masuk ke kamar Jeno dan membawa semua baju yang dia butuhkan dan beberapa gadget yang tertinggal.

.
.
.
.
.
.

Aku segera melemparkan baju-baju yang sudah aku bawa dan menaruh koper di dalam kamar Jeno setelah perjuangan berat untuk menaiki tangga.

Aku mendengar suara guyuran air dari dalam kamar mandi, dan bisa di tebak kalau Jeno sedang mandi dan bergelut dengan semua luka-lukanya.

Sambil menunggu Jeno selesai mandi, aku membongkar koper dan menata semua baju Jeno di lemari.

"Anjay dibawa semua baju gue." Kata jeno.

"Kalo kagak dibawa kesini semua, lo mau ganti pake bajunya siapa bambang. Masa iya lu pinjem baju gue?"

"Yang pasti gue nggak bakal pake baju lo ya."

"Dih males banget gue minjemin baju gue."

TBC...

Mafia -Lee Jeno-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang