11.11

1.4K 134 6
                                    

-kangen tidak
sama cerita ini?-


Setelah sarapan Jeno kembali ke rumahnya. Katanya sih ingin mandi dan ganti baju. Tapi aku tidak sepenuhnya percaya. Pikiran buruk sudah mengelana di pikiranku.

"Bagaimana nanti kalau kamu berantem lagi sama Jaemin? Kamu nanti di tusuk gimana?"

"Nggak mungkin lah. Dirumah ada banyak pelayan. Banyak CCTV juga."

"Yaudah deh."

Setelah mengantarkan Jeno sampai ke depan gerbang aku kembali masuk ke rumah. Duduk di depan tv sambil memangku setoples cookie yang ada di depanku.

"Non, Lucas mau ke bandara, katanya lucas, nona mau ikut jemput ibu atau enggak?"

Aku terkesiap mendengar bibi berbicara tepat di sebelahku.

"Jam berapa bi? Pesawatnya mama maju ya jadwalnya?"

"Iya, pesawatnya ibu maju jadwalnya. Mungkin habis ini Lucas berangkat."

"Yaudah bi. Aku siap-siap dulu."

Setelah selesai siap-siap aku pamit ke bibi.

"Bi, pokoknya kalau ada siapapun nggak usah dibukain kecuali Jeno. Apalagi yang tadi kesini."

"Iya non."

Setelah selesai berpamitan aku segera menemui Mas Lucas didepan.

Banyak hal yang kita diskusikan. Dari trending hastag di twitter hingga Jeno.

Tak terasa kita sudah sampai bandara. Perlu waktu lumayan lama untuk sampai ke bandara.

Setelah sampai di bandara aku mencoba menelpon mama. Tapi tidak diangkat. Jadilah aku menunggu di starbucks.

"Iced amerikano yang size grande satu." Pesanku pada kasir di starbucks.

Setelah mendapat pesananku aku mencari tempat duduk di pojok sambil melanjutkan membaca wattpad yang sempat tertunda.

"Eh. Vannesa. "

Mendengar namaku disebut aku menoleh untuk menemukan sumber suara itu.

Tepat di meja sebelahku aku menemukan sosok Mizuki. Aku mengerjapkan mataku tidak percaya.

"Are you really Mizuki?"

"Yeah. It's me. Vannesa Garcia?"

"Yes. Long time no see Mizuki."

"Ahh, long time no see to Vannesa. I miss you so much. You say you will visit Japan."

"Yeah, yesterday we just landing. I forgot about my promise. Sorry"

"It's ok. What are you doing?"

"I'm just waited my mom. What are you doing in here?"

"My dad told me if i must study in here. I don't know why."

"But you still in the same grade with me right? Why your dad moving you here?"

"I don't know why. I think i will go to same school with you."

Namun, belum sempat aku membalasnya, mama sudah menelpon ku memberitahu mama sudah on the way ke starbucks.

Setelah aku berpamitan ke Mizuki, aku menghampiri mama.

"Mama sayang." Ucapku sambil memeluk mama.

"Gini nih. Mau minta oleh-oleh kan?"

"Hehehe. Mama pengertian deh. Sayang jadinya." Tawa ku.

"Mama juga beliin buat Jeno. Udah sekarang Lucas mana?"

"Di mobil kayaknya mah, tadi aku ajak turun nggak mau Mas Lucas."

Tak lama setelahnya, kita berdua sudah sampai di parkiran.

"Siang bu." Sapa mas Lucas.

"Siang lucas. Mampir makan dulu ya. 3 minggu disana kangen masakan padang." Ucap mama.

"Siap 86 bu."

"Mah, aku mau makan otak ya."

"Ness, jangan kebanyakan makan otak deh." Kata Mas Lucas.

"Kenapa emangnya mas?" Tanyaku penasaran.

"Nanti otakmu kebanyakan. Kasian yang nggak punya otak."

"Huuu. Garing garing." Kataku menyoraki Mas Lucas.

Mas Lucas dan mama hanya tertawa menanggapi sorakanku.

Diperjalan kita bertiga banyak berbincang. Tertawa tanpa beban. Tanpa tau dirumah ada masalah yang menunggu.

TBC...

Mafia -Lee Jeno-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang